Jadi kami semua para athlete akan segera bertandang ke jepang satu minggu sebelum olimpiade dimulai. Memang tidak semua tapi hampir sebagian dari kami sudah berangkat menuju Jepang. Kali ini kami berangkat ke Jepang dengan penerbangan terakhir, entah kenapa ada perasaan senang yang begitu membuncah, seperti akan ada terjadi sesuatu yang menyenangkan.Saat setelah kami sampai di Jepang di bandara Narita atau Haneda ini kami disambut oleh penerjemah kami yang berjumlah dua orang satu laki – laki dan satunya lagi perempuan, entah kenapa aku tidak bisa melepaskan pandanganku ini kearah yang lain, hanya melihat wanita itu.
Saat masuk ke dalam buspun yang biasanya aku akan memilih duduk di tengah – tengah atau kalau tidak di belakang, untuk kali ini agak berbeda aku memilih duduk di paling depan nomor kursi dua dari depan, supaya aku bisa melihatnya lebih leluasa. Bahkan saat dia berbicara dengan yang lainpun aku merasa dia menarik, sangat menarik.
Wajahnya seperti bukan orang Indonesia lebih ke Chines tapi sepertinya bukan juga. Hal yang paling ingin aku lakukan adalah menyentuh rambut panjang sepunggungnya yang hari ini diurai. Saat dia memainkan gunting, batu, kertas dan memang dari penerjemah laki – laki yang aku tidak tahu namanya ini malah membuatku banyak berterimakasih karena telah membuatnya duduk disebelahku.
Entah kenapa dia terlihat begitu cantik, aku tidak bisa mengubah pandangaku sama sekali kearah lain. Aku mengetahui sisi barunya, latar belakangnya yang ternyata benar seperti dugaanku, lalu harus bagaimana aku selanjutnya, bahkan saat dia kembali duduk ke dalam tempat duduknya setelah memperkenalkan diri aku hanya bisa terdiam.
Hingga dia meinta izin Sono untuk pergi ke supermarket saat sudah sampai didepan asrama yang terlihat seperti sebuah apartemen dan aku berusaha mencari cara agar aku bisa berjalan dengannya.
"Jar .. Jar .. elu ama guekan asramanya sekamar nih yak ... tolong bawain dong ke kamar.. " ujarku yang langsung lari menyusul Nabilla.
"dasar ikan cupang! Gila lo ngebet banget sih .. " umpat Fajar yang udah tidak kuperdulikan.
Aku berlari berusaha untuk menyusulnya dan mensejajarkan langkahnya yang menuju family mart.
"boleh saya iku?" kataku, dia cukup terkejut saat melihatku. Nabilla hanya mengangguk sebagai jawaban dan aku hanya memberikan senyum tipis dan berjalan disampingnya.
Saat berada di Family Mart terlihat dia mengambil troli belanja.
"mas Kevin mau beli apa?" tanyanya untuk pertama kali.
Aku yang bingung ditanya seperti itu hanya bisa menggaruk – garuk belakang kepalaku yang tidak gatal, sementara Nabilla masih menunggu apa yang aku cari.
"aku hanya ingin makan camilan untuk dikamar.." kataku dan diangguki olehnya, dia mendorong trolinya dan satu tangannya merangkul tanganku secara tidak sadar. Aku merasa senang saat dia melakukan ini walaupun aku tahu ini tidak sengaja.
"ehh .. sorry mas Kevin gak tahu kebiasaan soalnya" katanya dengan gugup.
"gak masalah kok, senyamannya aja gimana .." kataku mengambil alih troli.
Kami mengelilingi Family Mart ternyata dia memiliki hoby makan, untuk itu dia membeli banyak sekali camilan untuk diasrama jika sewaktu – waktu dia lapar bisa langsung saja makan camilan, herannya dia memiliki badan yang kurus. Tidak sekurus yang kalian bayangkan hanya saja dia terlihat mungil jika dilihat lebih dekat.
Setelah membeli semuanya dan juga camilan yang aku inginkan, dia juga membeli banyak sekali buah seperti Pisang, Anggur, Stawberry lalu kiwi setelah itu ada Berryblue beku, Edamame, sirup apel, tepung terigu telor susu dan masih banyak lagi hingga troli ini penuh dan dia sejak tadi masih menggandengku. Saat akan membayar aku akan mengeluarkan dompetku namun dia bilang dia akan membayar semuanya.
Aku hanya berfikir .. ahh diakan milyader ternama bahkan dia masuk ke dalam majalah forbes untuk remaja dengan penghasilan tertinggi. Ya .. aku sudah banyak mencarinya di situs pencarian ternama.
"aku akan menjawab pertanyaanmu tadi selama di bus pertanyaan terakhir." Kataku membukan ruang obrolan diantara kami.
"apa hayoo?" katanya sambil tersenyum.
"Penulis, Producer, sutradara" kataku yang disambut dengan anggukan.
Aku membawa plastik belanjaan kami yang lumayan banyak, dia hanya membawa camilan kemasan saja, dan masih dia menggandeng tanganku.
"kau punya kebiasaan aneh ya? Suka menganggandeng tangan orang lain?" tanyaku yang penasaran.
"hmm karena banyak orang yang mengenaliku, setiap aku berpergian kemanapun itu agak sedikit sulit sekali, semua orang akan langsung berlari hanya untuk meminta tanda tangan jadi aku selalu menggandeng tangan managerku kemanapun aku pergi jadi hal seperti ini menjadi kebiasaan.." jelasnya yang membuatku mengangguk mengerti.
"kenapa juga kau berbelanja begitu banyak, katanya kau akan membeli camilan saja?" tanyaku lagi yang berusaha mencari topik sambil berjalan menuju asrama.
"hmm. Aku suka memasak, jadi sehari tidak memasak itu aneh, karena aku bisa memasak seperti membuat roti bakar, atau pay dan juga waffle hanya makanan manis ini saja yang aku bisa masak, kalau yang lain nantinya mungkin kebanyakan kita akan makan diluar bukan?" kata Nabilla yang membuatku berfkir keras, seberapa sibuknya dia hingga dia masih sempat memasak.
"kau masih bisa memasak? Seberapa sibuk dirimu?"
"aku selalu sibuk 24 jam penuh bahkan lebih, namuan aku hanya bekerja dirumah, jika waktunya aku mulai untuk menulis novel aku akan diam dirumah .." katanya yang membuatku tahu banyak hal tentangnya kali ini.
"kufikir kau sangat sibuk.. jika kau keluar negeri?" tanyaku sekali lagi.
"aku kan menikmatinya bukan hanya untuk bekerja tapi untuk menikmati waktuku sendiri." Katanya yang membuatku mengangguk – angguk, kami memasuki asrama dan benar saja banyak orang yang melihat kami. Dia tidak perduli dia hanya terus melihat kedepan hingga kami masuk ke lift bersama menuju lantai 4 dimana letak kamar untuk para athlete badminton Indonesia.
Dalam satu lantai anehnya hanya ada 6 pintu saja, dengan jarak begitu jauh seperti apartemen saja. Dan ternyata benar saat aku masuk kedalam asrama yang menjadi tempatku beristirahat ada sekitar 2 kamar, tiga kamar mandi 2 ada dikamar masing – masing lalu satu di dekat dapur, dan ruang tamu. Bahkan dikamar mandi luar dekat dapur tersedia mesin cuci.
"Sono dimana barangku .." kata Nabilla yang membuatku sadar jika dia masih menggandengku hingga sampai masuk ke dalam asrama.
"hoiii .. ini dia koper – kopermu banyak sekali, kau membawa barang – barang apart ya?" tanya Sono yang hanya diangguki oleh Nabilla. Sekarang aku tahu kami semua yang ada di asrama nomor 6 dipintu berisi 5 orang yang ada aku, Fajar, Rian, Koh Sinyo termasuk dengan Sono penerjemah.
"kau tidak mau membantuku membawakan ini semua?" tanya Nabilla pada Sono dan dia langsung membantunya dengan Fajar juga yang ikut membantu karena memang Nabilla membawa 4 koper sekaligus. Sedangkan aku membawa barang belanjaannya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Attention (√) Complete
Fanfictionbagaimana bisa athlete badminton Men Double yang di puja - puja dunia alias rangking 1 dunia bisa memiliki hubungan rumit dengan seorang penulis bukan hanya penulis tapi julukan Ratu di dunia entertaiment korea