Hampir disetiap harinya aku akan mengirimkan pesan text untuk Kevin soal bagaimana kegiatan yang akan aku lakukan hari ini dan juga terkadang esok hari. Saat ini pukul enam waktu Korea Selatan. Tandanya jika di Indonesia ini masih jam empat subuh.
Aku mulai merapikan segala tempat tidurku, aku keluar kamar dan melihat bang Yusuf sudah rapi dengan sarung dan juga baju kokonya. Kulihat dia baru saja keluar dari dapur.
"bagus kau sudah bangun, cepat masakkan aku sesuatu aku kelaparan.." keluhnya.
"kau tidak makan semalam bang?" tanyaku yag dibalas gelengan.
"ARIIFFFF BANGUN KAGAK LO!!!! SHOLAT SUBUH CEPET MUMPUNG MASIH ADA WAKTUNYA!!" teriak bang Yusuf yang setiap hari bangunin mas Arif buat sholat subuh.
Mereka ini sodara namun tak sedarah, tau gak artinya? Jadi gini loh man – teman, bang Yusuf ini lahir dari pamanku dan juga bibiku tapi bibiku ibunya bang Yusuf ini meninggal waktu melahirkan bang Yusuf lalu pamanku nikah deh sama teman semasa sekolah di SMA gitu dan sudah punya anak satu yaitu mas Arif dan mereka cuman beda setahun.
Aku justru salut sama mereka, mereka bukan sedarah tapi persaudaraan mereka ini lebih dari hubungan darah. Mereka saling mengingatkan satu – sama lainnya, dan contohnya waktu mas Arif tahu kenyataan jika punya bapak lain, setelah tahu jika pamanku bukan ayahnya. Waktu agak rumit sih ayahnya mas Arif minta hak asuh anak gitu setelah sekian lama gak dikasih uang sepeserpun untuk biaya makan dan juga sekolah dan segala keperluan mas Arif ya tentu saja pamanku tidak akanl membiarkan itu semua terjadi.
Pamanku sekuat tenaga dan melakukan banyak cara agar mas Arif tidak jatuh ketangan ayah kandungnya. Akhirnya ada masa percobaan dari pengadilan untuk mas Arif tinggal selama sebulan dengan ayahnya, belum ada sebulan mas Arif udah mutusin milih tinggal bareng ibunya aja. Dan begitulah akhirnya yang membuat mas Yusuf punya tekat buat jadi pengacara.
"masak apa Bil?" tanya mas Arif yang udah duduk anteng di depan meja tempat aku mengiris bumbu masakan.
"Samgyetang? Mau?" tanyaku yang langsung diangguki semangat.
Jadi Samgyetang ini sejenis sup ayam yang dimasak utuh dan didalam ayam ini diberikan semacam bumbu dan juga nasi atau beras yang sudah dicuci bersih. Cuaca musim gugur membuatku sedikit tidak bisa bernafas karena suhunya yang naik turun.
"bagaimana kau dengan kekasihmu baik?" tanya Arif.
"semua baik – baik saja, kau?" tanyaku kembali.
"tidak baik, dia sangat sibuk sekali dengan mengejar kariernya yang tidak menentu.." jawabnya lesu.
"sudah ku bilang bukan, jika tidak ada yang sempurna dalam dunia ini kau sudah memilih lalu bagaimana? Masih tetap ingin bersamanya?" tanyaku lagi yang membuatnya berfikir.
"sudah akhiri saja .. apa dia ingin berpacaran denganmu sungguh? Kurasa tidak! ku fikir dia akan tetap memilih GroovyRoom" bukan aku yang berbicara tapi bang Yusuf.
"GroovyRoom? Produser hiphop yang baru saja debut itu?" tanyaku.
"hmm ya begitulah, dan kau jangan berani sekali – sekali menguak siapa dirimu dihadapannya.. mari kita lihat seberapa besar niatnya bersamamu .. " katabang Yusuf.
"tenang bang Jodoh gak kemana.." kataku yang langsung diangguki oleh bang Yusuf.
Setelah menyiapkan hidangan yang sudah kumasak dimeja makan, aku segera masuk kembali kedalam kamar melihat apakah ada pesan balasan dari Kevin. Aku membawa ponselku tidak lama ponselku berbunyi, aku hanya tersenyum melihat siapa yang menelponku.
My SweetTalker is Calling ..
"haii sweet .." panggilku dan disebrang sana hanya tertawa.
"kamu ngapain aja?" tanyanya.
"aku barusan selese masak buat orang rumah nih.." kataku sambil makan sup Samgyetang yang diambilkan bang Yusuf.
"oh .. ini nih yang aku mau tanya kapan bisa pulang ke Indonesia?" tanya Kevin tiba – tiba aku mengekrutkan keningku sebentar mengingat smeua jadwalku.
"Aku tidak tahu pasti kenapa?" tanyaku pada Kevin.
"bisa tidak nganter aku sama si Jom ke rumah Afrina?" tanya Kevin yang membuatku langsung membekap mulutku.
"serius? Gercep juga dia, nanti aku kabarin ya sayang .. " kataku yang memang tidak bisa menjanjikan apapun.
"okedeh sayang .. have fun ya jangan capek – capek aku mau mandi ini terus lanjut latihan pagi sama sarapan .." pamit Kevin aku hanya tersenyum walaupun Kevin sendiri tidak akan tahu jika aku tersenyum.
"hmm aku akan menghubungimu nanti . see you Sweet" kataku sambil menutup telp.
"Kevin?" tebak mas Arif yang duduk didepanku. Aku mengangguk semangat sambil tersenyum cerah,
"hmm dia begini ya udah bisa ditebaklah siapa yang telp, kenapa emang?" tanya bang Yusuf.
"ada temannya yang mau ngelamar si Eny .." jelasku yang membuat mas Arif sama bang Yusuf keselek.
"UHUKK .. UHUUUKKK.... " mereka batuk berdua yang membuatku bingung memberikan air minum ke siapa hingga mereka rebutan air gelasnya yang berakhir mas Arif duluan yang menang dan minum.
"legaa .. kenapasih lo suka banget ngomognya blak – blakkan pakek narasi dulu kek .. " protes mas Arif.
"iya nih nunggu kita selese ngunyah makanan gitu misalnya .. untung gue gak mati muda" keluh bang Yusuf.
"lha yang tanya tadi siapa? Ya gue cuman jawab lah .." kataku santai.
"yang mau ngelamar si Eny siapa? Rangga udah tahu?" tanya bang Yusuf.
Aku hanya menggelengkan kepala tanda tidak tahu.
"kalok cowoknya sih aku tahu siapa yang bakal ngelamar Eny tapi kalok bang Rangga tau apa enggak Eny bakal dilamar sama orang kayaknya belom deh." Jelasku.
"berarti mbak dinda juga belom tahu bang ..." kata mas Arif, aku manggut – manggut aja.
"yaudah sih difikir sambil jalan ajalah, aku mau siap – siap ngantor lagi banyak kasus nih .." pamit bang Yusuf sambil bawa peralatan makannya ke dapur buat dicuci sendiri. Satu hal lagi dirumah ini punya kebiasaan mencuci piring mereka masing – masing.
"lo gak ke agensi bang?" tanyaku pada mas Arif.
"enggak nih, gue ngerjain lagu distudio ruah aja males gue keluar rumah.. Woojin masih belom balik ya?" tanya mas Arif dan aku hanya mengendikkan bahu tanda tidak tahu.
"masih di Bangkok kayaknya ... " jawabku sambil berjalan menuju kamar setelah membereskan meja dapur.
Setelah dikamar tiba – tiba asaja ku terfikirkan sesuatu yang membuatku langsung berlari menuju ruang walk in closet. Aku baru ingat jika aku belum membereskan semua koper – koperku setelah aku datang dari jepang. Gila ini udah lewat tiga bulan yang lalu bahkan gue udah pulang dari Inggris dan gue masih belum membukankoper yang udah kayak tupukan karung beras kayak emak sama bapak panen beras. Akhirnya aku membuka satu persatu koper dan menatanya sepertinya hari ini menjadi pekerjaan berat.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Attention (√) Complete
Fanfictionbagaimana bisa athlete badminton Men Double yang di puja - puja dunia alias rangking 1 dunia bisa memiliki hubungan rumit dengan seorang penulis bukan hanya penulis tapi julukan Ratu di dunia entertaiment korea