They Never Know

2.1K 186 0
                                    

Malam ini sedikit berbeda, jika biasanya aku akan langsung pergi tidur setelah membalas beberapa pesan, namun sekarang yangkulakukan justru berbanding terbalik. Tadi aku menemani para athlete badminton untuk pertandingan individual mereka.

Dan barusan telah selesai untuk babak enam belas besar individual game, aku mengurut semua pesan untuk kubalas yang rata – rata itu memang dari keluargaku, dan juga teman – teman terdekatku.

"kenapa kau tidak pergi tidur, tidur sekarang kau akan lebih kelelahan besok" isi pesan drai Kevin aku membalasnya dan menjelaskan kenapa aku masih terjaga.

Afrina sendiri masih di Jepang besok fikirku, besok dia dan aku akan melihat para athlete untuk bertanding. Setelah mematikan ponselku agar tidak ada lagi yang bisa menggangguku akhirnya aku pergi tidur istirahat menjaga kondisi untuk besok.

Kembali kerutinitas ku tiap pagi, yang menyiapkan roti panggang untuk kami bertiga ditambah dengan teman seasrama Kevin, biasanya Kevin sendiri yang akan mengambilnya. Seperti pagi ini, dia akan datang cukup pagi hanya untuk mengambil roti sedangkan aku sendiri baru saja selesai mandi.

"gak ke pagian ini kamu? aku belom nyiapin apa - apan, keburu udah disini" tanyaku yang menyiapkan adonan Waffle, hari ini aku menginginkan Waffle.

"enggak mau liat kamu sekalian.." kata Kevin yang emang lagi duduk di meja makan.

"Si Apri sama mbak Greys kemana?" tanya Kevin setelah melihat kiri – kanan tidak ada mereka.

"masih tidur kali ini jam berapa yang" jawabku sambil memasukkan adonan Waffle ke dalam cetakannya.

"oh .. temenku si Jom lagi gercep tuh deketin temen kamu.." kata Kevin yang memberitahu soal Afrina dan juga Rian.

"oiya boleh gak aku nitip sesuatu, nanti tolong kasihin ya ke mas Rian.." kataku sambil mengambil Ipadku.

"bilangin ke dia suruh liat video yang kesimpen disana" pesanku lagi.

"Video apasi?" tanya Kevin yang mulai penasaran.

"udah kamu ntar tau sendiri apa isi videonya kalo diputer sama mas Rian." Kataku.

Seusai memasak Kevin kembali ke asramanya dengan membawa dua piring Waffle dan juga Ipad yang aku titipkan untuk dikasihkan ke Rian. Aku sendiri makan Wafflenya bersama dengan teman satu kamar.

"enak banget gila tiap pagi makanan kita mah beda ya sama anak – anak lain .." kata kak Apri yang tertawa keras setelah menyelesikan makanannya.

"gini – gini aku masak buat kalian, biar kalian tambah semangat loh! Supaya bisa menang bawa mendali" kataku menyemangati mereka.

"yaudah kita cuci piringnya aja kayak biasa .." kata Poli Unni.

"kalian yang terbaik, aku bakal langsung cus ke lokasi ya, sama Ci Susi nih yang suruh dari semalem udah diwanti - wanti" pamitku pada mereka.

Aku berjalan menuju lorong lift dan bertemu dengan Koh Sinyo dan juga Rian yang baru saja selesi jogging mungkin. Aku tidak sempat menyapa mereka juga. Akhirnya aku di sibukkan oleh pekerjaan yang diberikan Ci Susi jadi penerjemah itu tak sehebat dan semudah yang kalian pikirkan. Menjadi penyalur komunikasi itu sangat tidak mudah dan pekerjaan yang lumayan berat.

Pertandingan individual aku sempat bertemu dengan Kevin dahulu dan juga aku manyerahkan semua ke Rian untuk menjemput Afrina didepan pintu masuk khusus staff.

"semangat ya .. " kataku menghampiri Kevin yang sedang bersama dengan Koh Sinyo, Fajar dan juga Sono yang lagi makan – makanan ringan alias nyemil.

"sayangnya ketinggalan ulang .." protes Kevin yang membuatku membulatkan mata.

"semangat ya sayang .." kataku dengan nada yang dibuat – buat. Kevin sendiri kesenangan dan langsung memeluk leherku dari belakang.

"aku mau ke Afrina dulu, mau jemput dia biar bisa nonton kalian barengan" kataku.

"Bil aku tunggu langsung di sana ya" kata Sono yang langsung berjalan menuju ke tempat duduk yang dikhususkan untuk para staff yang ingin melihat pertandingan badminton. Aku mengangguk sebagai jawaban.

Aku masuk kedalam ruangan yang dimana digunakan para pemain untuk beristirahat sebelum bertanding. Saat aku masuk kedalam ruang itu terlihat jika Afrina dan juga Rian sedang terlbat sebuah pembicaraan serius. Kevin jangan ditanya dia lagi serius mainin rambutku, yang digulung – gulung ke jari tangannya lah, yang di sisir pakek tangannya, yang membuatku risih.

"apasih gak jelas, sakit tahu!" sewotku yahg langsung menyingkirkan tangannya dari rambutku.

Aku pergi menyapa Afrina, aku memeluknya sebentar, membuat Kevin sewot setengah mati padaku karena dia iri dengan Afrina yang tiap ketemu aku peluk dia enggak. Kami berempat terlibat banyak sekali obrolan hingga menjalang pertandingan aku mengajak Afrina untuk duduk di tempat yang khusus digunakan staff.

YESSSS!!!! BERHASIL .. akhirnya Kevin dan pasagannya Koh Sinyo, lalu jangan lupakan ganda putra lainnya Fajar/Rian yang lolos ke babak selanjutnya. Terlihat sekali jika Afrina begitu senang dengan ini semua aku bisa melihat dari pancaran matanya yang berbeda dari yang lain.

Aku berpamitan sebentar dengan Afrina supaya dia bisa menunggu sebentar saja, aku akan kembali kepekerjaanku sudah bisa dipastika saat – saat seperti ini akan menjadi yang tersibuk dalam acara ini adalah penerjemah aku dan juga Sono.

"Bil .. kayaknya gue harus cabut ini darurat pasien gue tiba – tiba aja drop jadi gue harus cepet balik ke Inggris, gue juga udah pesen tiket bisnis klas biar gue tinggal naik aja .." pamit Afrina yang menghampiriku yang sedang berbicara dengan Ci Susi dan juga Koh Herry.

"lha kok cepet banget .. yaudah deh setelah acara ini gue cabut ke Inggris nyusulin elo " kataku padanya dia hanya mengangguk kami berpelukan sebentar dan dia langsung berlari keluar ruangan, aku melihatnya hingga dia hilang.

"ceweknya si Jom ya tadi Bil?" tanya Koh Herry padaku.

"iya tuh Koh cantik ya?" bukan aku yang menjawab tapi Kevin yang sudah ada disebelahku.

"hmm, terus lu ama Billa gimana Pin?" tanya Koh Herry.

"udah Official ini koh .." jawab Kevin yang membuatku dan yang lain tertawa keras. Tidak lama Ria menghampiriku yang terlihat bingung mencari seseorang.

"Bill .. Afrina kemana?" tanya Rian langsung tanpa basa – basi.

"aduuh Jom lo kemana aja, masak ceweknya dari tadi dianggurin lonya asik ngobrol ama imemey, gak tau ya dari tadi ceweknya berdiri sendirian di pojok sana" kata Koh Herry mewakiliku aku hanya mengangguk saja.

Aku bisa melihat seketika mas Rian langsung lesu dan sedih setelah mendengar banyak penjelasan dari Koh Herry dan juga Kevin.

"hmm mas Jom, dia ada telp mendadak gitu dari rumah sakit jadi dia buru – buru balik gitu ke Inggris, udah 30 menit dia jalan, mungkin dia udah sampek bandara sekarang.." jelasku lagi yang membuatnya benar – enar seperti mannusia kertas tak bertenaga, bahkan senyum yang sejak dari tadi dia pajang dalam wajahnya tiba – tiba saja hilang.

"mangkanya Jom lain kali kalo udah punya cewek jan asik aja ngobrol ama cewek lain" nasehat Koh Herry yang mmebuat Kevin tertawa keras.

"iya Jom kayak gue dong, langsung nyamperin pacar" ledek Kevin yang membuat Rian maskin bete.

"baru juga ketemu, dianya pergi lagi .. kalo kaya gini terus kapan gue bisa deketinnya susah banget sih ya allah mau jemput jodoh aja harus kayak gini dulu jalannya" bisik Rian yang masih bisa aku dengar.



TBC

Attention (√) Complete Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang