Pukul 10 dini hari lihatku dari jam yang melingkari pergelangan tangan kiriku. Aku memasuki asrama dimana seluruh penghuninya berkumpul diruang tengah. Setelah melihatku masuk aku langsung digeret Fajar untuk duduk di sofa dan dikelilingi oleh mereka. Siapa lagi kalau bukan Rian, Fajar, Koh Sinyo dan juga Sono."apa kau benar – benar yakin dengan ini semua?" tanya Sono yang diangguki oleh ketiga temanku.
"apanya?" tanyaku balik.
"kau dengan Nabilla..." jawab Sono sambil menunjukkan tajuk berita yang terpampang nyata didepanku.
"pupus sudah harapan gue mau deketin Nabilla .." kata Fajar asal yang langsung kulempari bantal sofa.
"terus abis ini lo bakal ngapain Mpin?" tanya Koh Sinyo.
"udah dikonfirmasi belom sih sama pihak agensinya Nabilla kalo kita masih belom meresmikan hubungan?" tanyaku pada mereka, Sono menunjukkan judul berita dimana Woollim Entertaiment sudah mengkonfirmasi kedekatan kami.
"gue sih masih belom yakin nih sama perasaan gue sama dia, gue juga mau ngeyakinin terus mantepin dulu langkah gue buat deketin dia .. gue gak mau salah langkah kejadian lalu bikin gue sakit sebenernya.." terangku pada mereka.
"hmm lo kalo nyia – nyiain bidadari mending buat gue aja!" celetuk Fajar yag langsung dihadiahi Koh Sinyo geplakan kepala.
"ini lagi serius bego lo jangan bikin puyeng deh!" protes Koh Sinyo, Fajar sendiri hanya memanyunkan mulutnya.
"gue cuman bisa ngesuport lo Pin apapun keputusan lo kita bakal dukung, elo juga udah gede bisa nentuin mana yang baik dan mana yang buruk, untuk itu kedepannya kita gak bakal nglarang lo apa lagi bikin lo berhenti untuk melakukan hal – hal yang dimana jalan itu lo ambil" kata Rian panjang lebar.
"tumben Jom lo ngomongnya banyakan biasanya juga lo Mingkem doang!" ledek Fajar yang hanya dilirik oleh Rian, gue sendiri cuman senyum doang.
"terus lo sendiri gimana Jom sama cewek yang lo kejer?" tanya Koh Sinyo yang membuat kita berempat langsung berpindah fokus ke arah Rian.
"masih belom ketemu, gue masih usaha nyari keberadaan dia, gue cuman berdoa aja semoga gue dijodohkan ama dia .. gua gak bisa bales apapun kalo gak ada dia gue juga gak tau hari ini gue masih bisa telp ibu gue apa kagak.." jelas Rian.
"gue rada kasian ama Sono yang ada diantara kita kagak tau apa – apa plonga – plogo doang bisanya.." kata Fajar yang mengalihkan pandangan kami semua kearah Sono dan kami hanya tertawa keras.
"aku hanya bisa mendengarkan cerita kalian saja .. kalau boleh tahu mas Jom siapa nama ceweknya?" tanya Sono kepada Rian.
"bukan ceweknya Sono tapi masih calon!" tegas Fajar yang langsung dikelekin ama Koh Sinyo yang hari ini pakek baju basket.
"ampun koh ini sumpah bau keleeekkkk gue" teriak Fajar sambil meronta – ronta.
"namanya Afrina, aku tidak tahu nama lengkapnya siapa.." jawa Rian atas pertanyaan Sono tadi.
"hmm seperti pernah mendengarnya .. tapi dimana ya?" kata Sono berfikir.
"Udah – udah balik lagi ke Kevin! Terus abis ini lo bakal gimana?" tanya Fajar setelah sukses lepas dari Koh Sinyo.
"udah gue jawab tadi bahlul! Gue mau pdkt aja dulu sama dia .." kata gue sambil gaplok kepala dia pakek bantal sofa.
"tau ah ngomong ama Fajar itu gak ada abisnya, udah gue mau cabut tidur!" kata Rian yang langsung beranjak berdiri dan masuk ke kaamr.
"kok lo gitu sih Jom ama gue! jahat banget!" teriak Fajar yang tidak digubris Rian.
"sama aku juga besok aku harus bangun pagi – pagi buta!" kata Sono yang mengikuti jejak Rian.
"yaudah lah ayo istirahat semuanya .." perintah Koh Sinyo.
Keesokkan paginya gue terbangun dengan suara dering ponsel, gue meraba – raba samping kasur gak ada ternyata.
"nih .. bangun gih suara hp lo gak berenti dari semalem.. " kata Rian yang bikin aku sadar dan ngecek semua notif di hp.
Ternyata semua dari media atau wartawan yang aku simpan nomor ponselnya, bahkan sosial mediaku. Dan terakhir telpon dari mama. Aku kembali menghubingi mama.
"hallo vin?" suara seorang perempuan berusia paruh baya yang sedang berbicara disebrang sana.
"iya ma kenapa?" tanyaku.
"aduuhh Vin mama seneng banget sama cewekmu yang sekarang, kapan mau dikenalin ke mama?" tanya Mama.
"hmm? Gimana sih ma?" tanyaku maish belum paham.
"itu loh Nabilla, gitu dong kalo cari cewek! Yang bener! Yang jelas jangan kayak siapa itu sii model – model gak jelas itu asal usulnya, mama juga udah nyari tahu saol dia di internet sama papa kamu .." jelas mama yang membuatku lagsung tersadar dari tidurku.
"masih diusahakan ya ma, jodoh gak kemana kok, lagi pula Kevin mau mastiin sesuatu dulu sama Kevin, masih pengen kenalan dulu lebih deket lagi .." jelasku mama juga banayk memberikan wejangan soal aku kedepannya.
Setelah mengakhiri panggilan telpon dengan mama aku memilih mandi dan bersiap latihan untuk pertandigan. Hari demi hari ku lalui dengan lebih bersemangat, banyak orang yang mulai menyapaku, bahkan saat pertandinganpun banyak yang menyerukan namaku dan juga Koh Sinyo rasanya hampir sama seperti aku bermain di Jakarta. Bedanya Nabilla selalu ada mendampingi saja.
Hari ini pertandingan grup berakhir dengan kemenangan emas untuk Indonesia berada ditangan kami athlete putra. Rasa haru dan juga semangat kami tidak terbendung sama sekali. Setelah dipertandingan grup akan disusul lusa dengan pertandingan individual.
Aku mengitari semua podium penonton, setelah menemukannya aku mengahmpiri podium, dia berdiri dan mengahmpiri pagar pembatas. Semua orang disana tiba – tiba saja memberi ruang untukku dan dia.
"terimakasih sudah bekerja keras, anda yang terbaik" itu kata pertama darinya selalu setelah aku menyelesaikan pertandinganku dia selalu mengatakan itu, dia selalu mengetakan aku yang terbaik.
aku merentangkan tanganku, tanda agar dia bisa memelukku. Dia memelukku walau kami terhalang pagar pembatas.
"terimakasih atas doa, dan juga semua hal yang telah kau berikan kepadaku, kamu udah ngasih aku gambaran banyak mimpi untuk kedepannya, ini hadiah ulang tahun untukmu, selamat ulang tahun aku mencintaimu" bisikku ditelinganya saat kami berpelukan.
Banyak sekali sorakan dari arah belakang yang memang disana banyak sekali athlete dari Indonesia yang sudah kalah atau gugur sebelumnya, lalu juga ada Woojin dan beberapa sepupunya yang aku tahu dari Instagram.
Setelah melepas pelukan kami, aku sudah diberi tahu beberapa volunter Jepang sendiri yang mengarah kanku untuk segera ke belakang dan berganti baju untuk menerima penghargaan. Bahkan saat bendera merah putuh berkibar dan lagu Indonesia Raya dinyanyikan aku tidak bisa menyembunyikan rasa bahagiaku.
Saat turun dari podium dan mendapatkan sesi foto, aku dan juga Koh Sinyo diarahkan menuju media, bahkan hampir seluruh media mengerubungi kami. Banyak seklai pertanyaan seputar kemenangan kami dan tidak lupa banyak wartawan pula yang menanyakan bagaimana aku dengan Nabilla si volunter cantik yang sudah mengambil hati banyak orang termasuk diriku.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Attention (√) Complete
Fanfictionbagaimana bisa athlete badminton Men Double yang di puja - puja dunia alias rangking 1 dunia bisa memiliki hubungan rumit dengan seorang penulis bukan hanya penulis tapi julukan Ratu di dunia entertaiment korea