Affection

1.7K 160 0
                                    

Untuk pertama kalinya gue ngerasa setertekan ini waktu bertanding, biasanya gue gak pernah kayak begini. Mau gimanapun lawannya gue selalu bisa buat lawan kualahan. Gue banyak ngelakuin kesalahan sendiri. Waktu istirahat gue gak dengerin apa kata pelatih gue sibuk minum, atur nafas dan nyari dimana tempat Nabilla duduk.

Gue menemukannya dia yang duduk bareng sama Ci Agnes, dia senyum ke gue dan bilang Fighting. Gila ini beneran cewek gue? dia bahkan bgak marah soal kejadian semalem.

"gue tahu Mpin lo ada problem sama Billa, ayo lo tinggalin kegelisahan lo dan focus on the game oke..." kata koh Sinyo saat kita berjalan lagi ke lapangan, gue mangangguk semangat.

Game dimulai lagi awalnya kita sempet tertinggal jauh 5 – 11 sekarang kita membalikkan keadaan 21 – 16. Berlanjut di game ke dua lawan bermain lebih sengit lagi, gue gak mau kehilangan moment apapun. Beneran. Seriusan, gue mau menang dan nunjukin ke Billa kalo gue bisa.

Gue dan juga Koh Sinyo akhirnya bisa menangin pertandingan ini, setelah turun dari podium yang gue cari sudah bisa dipastikan the one and only Nabilla. Gue buru – buru buat masuk ke ruang ganti, tapi ada Aya didepan sana. Gue memutar mata gue jengah, pada akhirnya gue tuker tempat jalan sama Koh Sinyo dan pelatih gue. dia berdiri di ujung kiri dan gue berjalan di ujung kanan.

Dia tahu dan mencoba memanggil gue, namun gue menulikan pendengaran gue sendiri. Gue gak mau masalah ama cewek gue bertambah, yang kemarin aja belom gue selesein gimana kalo gue ngobrol ama dia.

"tumben lo dipanggil dia gak lo tanggepin?" tanya pelatih Herry.

"hooh .. bukannya lo temenan deket ya sama si Aya?" tanya Koh Sinyo.

"gue temennan deket dari mana coba? Jangan suka mengada – ada!" kataku sambil berjalan cepat soalnya si Aya masih ngejar gue.

Gue ngeliat kalo Nabilla lagi berdiri sendirian di depan ruang ganti khusus untuk tim Indonesia. Gue berlari mengahmpirinya, dan langsung merentangkan tangan gue, Nabilla sendiri berhambur dipelukan gue.

"makasih ya atas perjuangannya anda yang terbaik .." selalu, dia selalu mengucapkan terimakasih atas semua yang gue lakuin.

Gue mencoba untuk menangkupkan tangan gue diwajahnya, gue mencoba untuk meneliti wajahnya dengan baik. Mulai dari alisnya yang bikin semua cewek pasti iri sama dia soalnya dia punya alis asli yang rapi dan tebal, gue gak pernah menemukan alisnya yang di gambar kaya cewek – cewek pada umumnya, dia punya mata yang bisa dibilang lebar untuk ukuran orang Asia Timur, hidungnya yang mancung, mungkin ini karena soal dia yang lahir turunan kali ya.

"apa kok ngeliatinnya gitu amat?" tanyanya yang menyadarkanku yag masih fokus ngeliat dia.

"gapapa cuman mau menikmat ciptaan tuhan aja .." kata gue, dia hanya tersenyum.

"ada yang salah?" tanyanya. Gue ngeliat lagi wajahnya, gue liat ada lingkaran bawah matanya.

"gak tidur ya?" tanyaku membuat matanya sedikit bergetar. Dia menghela nafas.

"iya .. aku ada kerjaan yang gak bisa ditinggal kemarin.. " jelasnya.

"oke TIME!" teriak gue yang bikin dia kaget.

"aku mau mandi sama ganti baju, we need to talk.. masuk dan duduk disana" kata gue sambil membawa Nabilla masuk ke dalam ruangan. Sengaja tangan kanan gue ngerangkul dia dengan naruh di bahunya.

"duduk disini gue mandi dulu .." pesanku dan menuju kekamar mandi yang ada diruangan.

"Nes biasanya yang masak siapa nih?" tanya Koh Herry yang gue denger dari ruang ganti, kayaknya lagi ngobrol ama Ci Agnes.

Attention (√) Complete Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang