LoveSick

1.8K 164 1
                                    


Aku berpamitan dengan segera kepada semua yang disana termasuk menawari Ci Agnes untuk ikut denganku atau masih ingin disini bersama dengan Koh Sinyo dan ci Agnes memilih ikut aku, dengan alasan ada pekerjaan mendadak. Setelah melihat adegan peluka yang dilakukan Kevin dan juga athlete dari Jepang yang aku lihat di Olimpiade waktu itu, aku masih mengingat wajahnya dengan sangat jelas.

"Ci Agnes nanti aku tinggal gapapa ya? Soalnya aku dapet kerjaan mendadak di agensi jadi aku buru – buru banget buat kesana .." pamitku yang masih dalam mobil perjalanan menuju rumah.

"iya gapapa kok .. tenang aja lagian aku gak sendirian, rumah kamu kan rame apalagi jam segini .." katanya Ci Agnes yang membuatku sedikit lega.

To : Arif bro*

Tolong lo blokir semua pemberitaan soal Kevin!

Pesanku pada mas Arif selain menjadi produser musik rekaman di agensi milik mbak Karin, dia juga seorang peretas handal.

From : Arif Bro*

Okey siap!

Kulihat ponselku muali penuh dengan notifiksi pesan dari Kevin, aku tidak sedang ingin membalasnya kubiarkan saja, bahkan notifikasinya aku bisukan agar tidak terdengar.

To : My Manager

Kasih gue pekerjaan yang banyak sekarang! Mau gue kerjain hari ini juga! Gue tunggu di meja kantor!

Lagi aku mengirim pesan pada managerku Jang Hansol dia seumuran dengan bang Yusuf, aku bertemu dengannya secara tidak sengaja melalui teman dekatku Ryan dia teman semasa jaman SMP dan juga SMA di Indonesia dulu, dia yang mengatakan memiliki teman kuliah yang menikah dengan orang Korea, suaminya mencari pekerjaan katanya. Aku bertanya pada Ryan teman kami aku dan juga Afrina apakah dia bisa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik? Dan temanku mengatakan Ya, dari sanalah akau mengenal managerku.

Setelah mengantar Ci Agnes kerumah dan berpesan pada mas Arif soal masalah gue ama Kevin yang gue suruh rahasiain ini semua sama yang lain. Dia sendiri cuman ngangguk patuh.

Berakhirlah gue disini di kantor agensi dengan tumpukan pekerjaan. Kenapa gue bilang tumpukan pekerjaan, pertama gue udah mengakuisisi 58% saham agensi yang mana agensi ini, artinya gue pemilik agensi karena memiliki saham terbesar. Berarti gue ikut andil dalam semua kegiatan yang dilakukan agensi termasuk mendebutkan artis, Girl atau Boy Grup.

Bahkan aku juga wajib tahu kemana saja dana – dana yang digunakan untuk artis, aku duduk dimeja kerjaku sebentar menginstirahatkan diri. Aku melihat ponselku yang masih dengan banyaknya notifikasi pesan dari Kevin. Pada akhirnya aku membalas pesannya dengan menyuruhnya untuk beristirahat.

Menit berikutnya aku menenggelamkan diriku pada sebuah pekerjaan yang sudah seminggu ini aku abaikan, selamat seminggu ini pekerjaanmu menumpuk bagaikan gunung. Aku mulai membaca satu – persatu laporan. Mulai dari laporan kesehatan para artis yang setiap dua bulan sekali mereka harus periska, lalu keuangan, lalau laporan perkembangan para trainee. Hingga jam menunjukkan pukul dua dini hari.

Aku mencoba untuk mengirim pesan ke pada sahabatku Afrina yang mungkin saja dia mendapatkan jam pekerjaan shif malam. Setelah mendapatkan balasan jika dia hanya melihat kembali tayangan operasi yang sudah ia tangani aku mencoba untuk menelponnya.

"Oh hai .. tumben? Ada apa?" tanyanya yang seketika pertahananku luluh lantak aku menangis tersedu – sedu.

Afrina sendiri tidak tahu menahu hal apa yang membuatku menangis hanya diam saja menungguku, dia tidak pernah menyuruhku diam jika sedang menangis seperti ini bahkan dia kembali ke kegiatannya semula sebelum aku menelpon. Dia memang selalu seperti itu jika aku menangis.

Attention (√) Complete Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang