Meet You |3

5.5K 428 5
                                    

"Akhirnya sampai juga." Sambut Mama Dewa saat melihat Dewa dan Rere turun dari Fortuner hitam milik Dewa.

Dewa dan Rere tersenyum. "Maaf ya Ma, tadi jemput Rere di toko Bunda dulu." Mama Dewa hanya mengangguk dan mempersilahkan Dewa dan Rere masuk.

"Kak Rere." sambut Vanya senang. Dia memeluk Rere gemas.

"Mana pesenan Vanya?"

"Pesenan apa?" tanya Dewa yang masih berdiri dibelakang Rere.
Bukanya menjawab pertanyaan Dewa, Rere justru tersenyum dan meminta dua paper bag dengan logo toko kue Bunda yang di bawakan Dewa.

"Tadi Vanya bilang pengen brownise keju." jawab Rere sambil membuka boks yang dibawanya.

Dewa manggut-manggut mendengarnya. "Sini bayar." todong Dewa pada Vanya yang masih berdiri di sebrang Rere.

"Apaan sih Abang. Kak Rere aja nggak minta dibayar." protes Vanya. Dewa hanya menjulurkan lidah.

"Sudah, jangan digodain adiknya, Wa. Kasihan Vanya." Vanya mengangguk dengan seringai kemenangan mendapat dukungan dari kakak Iparnya.

"Kalau nggak boleh godain Vanya, godain Kamu wajib dong." Rere memejamkan mata. Antara malu dan terkejut mendapat pelukan Dewa.

"Fix, Aku harus pergi." Dewa tertawa keras mendapati wajah menahan mual Vanya. Memang itu yang Ia inginkan.

"Dewa sana panggil Papa."

"Iya, Ma. Titip Rere ya."

Rere meringis, malu dengan tingkah Dewa yang seenaknya mengecup pipinya sebelum pergi memanggil Papanya.

"Ini apa, Re?" tanya Mama Dewa sambil membuka paper bag yang satunya.

"Itu kastengel keju kesukaan Papa sama nastar almond buat Mama. Tadi kebetulan Rere main ke toko kue Bunda jadi sekalian bikin." jelas Rere tanpa meninggalkan senyuman.

Mama Dewa hanya mengangguk sebagai respon. "Hubungan kamu sama Dewa baik kan?"

"Baik, Ma." jawab Rere cepat.

"Kamu paham nggak sih maksud Mama?" Decak Mama Dewa. Rere menghentikan tanganya menyusun potongan brownise di piring.

"Maksud... Mama?" tanya Rere takut-takut.

"Hubungan suami-istri, Rere." Seru Mama Dewa gemas.

Apa iya masalah ini harus dibahas?

"Ba-baik kok, Ma." ucap Rere gugup.

"Terus kamu udah ada tanda-tanda hamil belum?"

Sebelum Rere menjawab, suara ribut Dewa dan Vanya terdengar di ruang makan. Menghentikan percakapan yang mencekik Rere.

Hamil.

*****

Garis horizontal kembali membentang didahi Dewa membentuk kerutan menggelombang. Sesekali Ia menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi kerja berwarna gelap. Segelap meja kaya yang Ia gunakan untuk menciptakan sketsa rancangan bangunan. Dewa tampak sangat berkonsentrasi dengan rancanganya. Keseriusanya seakan mematikan radar dengan kehidupan disekelilingnya. Hingga Dewa tak menyadari Rere yang mengetuk pintu beberapa kali.

Rere memilih beringsut menuju ke sofa besar berwarna coklat. Satu-satunya sofa yang ada di ruang kerja Dewa. Sepasang mata coklat mudanya menatap Dewa yang masih dalam mode seriusnya. Dia memilih menopang dagu, menikmati pemandangan menarik yang sudah sering Ia lakukan satu tahun terakhir ini.

Lelah menopang dagu, Rere membaringkan tubuhnya. Bergelung di atas sofa besar yang menenggelamkanya. Rere merasakan matanya terasa berat setelah berbaring beberapa menit. Ia memutuskan untuk memejamkan mata coklatnya yang terasa semakin berat.

Meet You (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang