Rere mengerjapkan mata perlahan. Dahinya mengernyit mendapati Ia berada di pelukan Dewa dengan keadaan kamar yang sudah gelap. Ia kembali memejamkan mata saat merasakan denyut dikepalanya.
"Kepala kamu sakit?" tanya Dewa. Suaranya serak khas bangun tidur. Rere mengangguk dengan mata terpejam. "Mau minum obat?" tawar Dewa. Dia bahkan tak beranjak sedikitpun dari posisinya memeluk Rere.
"Nanti ilang sendiri kok." jawab Rere yang sudah membuka matanya. Dia menatap Dewa dengan lembut.
"Kenapa berendam malam-malam? Sampai ketiduran gitu." Dewa mengusap rambut Rere pelan.
"Badan Aku pegel aja rasanya jadi pengen berendam." Rere terkekeh pelan. "Dewa yang pindahin Aku?" Dewa mengangguk. Ia mendekat dan mendaratkan ciuman di dahi Rere.
"Aku belum bilas dong."
"Kamu keliatan nyenyak banget, Aku nggak tega mau bangunin." Dewa mengeratkan pelukanya. Tanganya kembali mengusap belakang kepala Rere.
"Aku bilas sekarang deh. Pakai air hangat."
"Nggak usah."
"Nanti badan Aku gatel-gatel. Ini belum bersih." Dengan mendorong paksa, Rere bangkit dan melilitkan handuk yang menjadi alas tidurnya untuk menutupi tubuhnya.
Sepuluh menit kemudian Rere keluar memakai bathrobe dan tampak segar. "Dewa sudah makan malam?" tanya Rere setelah duduk di sisinya.
"Belum dan Aku laper sekarang." Dewa bangkit dan duduk bersandar di kepala ranjang. Memamerkan cengiran khasnya.
"Maaf ya, Aku ketiduran jadi nggak ngurusin Dewa."
Ah, sudah lama Dewa tak mendengar kalimat maaf Rere.
"No problem darl. Aku juga kelelahan kok. Makan yuk." Dewa bangkit dan mengecup bibir Rere lembut. "C'mon baby."
*****
"Ayah beneran makan siang sendiri?" protes Ayah Rere saat putri semata wayangnya hanya meninggalkan dua kotak bekal dan satu tumblr biru di ruanganya.
"Rere sama Dewa ada janji di luar Yah. Nanti malam Rere janji makan malam di apartemen Ayah sama Bunda. Janji." seru Rere. Ia bahkan menekan kata 'Bunda'.
Ayahnya terkekeh. "Okay, you know daddy too well, baby girl." Ternyata Bunda tetap menjadi pawang terbaik untuk Ayahnya.
"Langsung ke Handoko Medical Center ya. Mama bikin janjinya pas jam istirahat." seru Rere saat memakai seatbelt.
Dewa menoleh ke arah Rere saat mobilnya mencapai jalan raya yang padat. "Bukanya dulu kita ke RSCM ya?"
"Ah Mama ganti rekomendasi dokter buat kita. Mau Aku suapin? Biar hemat waktu."
"Boleh." Dewa kembali menekan pedal gas. Melajukan mobilnya diantara kepadatan kendaraan lain. "Gimana kemarin?" tanya Dewa setelah menelan suapan Rere.
Rere menelan kunyahanya. "Sehat, sel telur sempurna, rahim kuat. Intinya Aku normal."
Dewa tersenyum lebar. "Congrats baby. Soon, kamu pasti jadi Mama yang keren untuk anak kita." Dewa mengusap belakang kepala Rere dengan sayang. Rere hanya tersenyum, senyum kaku.
Siapa yang bisa melepaskan senyumnya ketika akan bertemu orang dimasa lalu pasanganya? Tak peduli mereka sudah selesai. Pasti ada ganjalan yang ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet You (TAMAT)
General FictionMarried By Accident. Alasan mengapa Rere dan Dewa menikah. Bukan, mereka bukanlah remaja yang 'apes' karna pergaulan bebas di kota metropolitan. Mereka menikah memang setelah 'Accident' yang sebenarnya. Rere yang notabene perempuan intovert yang m...