Meet You |31

4K 299 5
                                    

Dewa mendekati meja makan dimana Rere sedang menyajikan sarapan. Dia menumpukan tubuh pada sandaran kursi yang biasa Ia gunakan saat makan dirumah. Menatap Rere dengan wajah sedikit tegang. Dewa seakan mempertimbangkan sesuatu yang besar.

"Kenapa?" tanya Rere setelah meletakan kopi Dewa.

"Re.. Kalau Aku ajak Kamu buat cek ke RSCM.. how?" tanya Dewa dengan terbata. Dengan gugup Ia menarik kursi dan duduk tegak menunggu jawaban Rere.

"Kita sedang berbicara tentang rencana program kehamilan itu?" tanya Rere mengulurkan sepiring waffle dengan saus coklat. Dewa menerima piringnya dan mengangguk.

Kedua tangan Rere menyatu, memangku dagunya. Kedua matanya berkedip dengan cepat beberapa kali sebelum Ia kembali memandang Dewa. "Kamu yakin dengan semua ini?" tanya Rere pelan.

Dewa menghentikan gerakan tanganya yang memotong waffle. Menyatukan perhatian kepada Rere.

"Maksud Aku.. what if.. Kita tunggu semua masalah ini usai baru kita ambil langkah untuk hal itu." Rere mengela nafas lega saat berhasil mengucapkan kalimatnya meski dengan terbata. "I mean, pregnat is big deal. Akan ada anak di pernikahan Kita yang sedang menurun secara kualitas bukan hal bagus menurutku."

Dewa merasa tertampar saat Rere kembali mengatupkan bibirnya. Membatalkan kelanjutan kalimat yanh Dewa yakin belum usai. Kenyataan bahwa Rere ada di tengah perpisahan pernikahan kedua orang tuanya menyadarkan Dewa bahwa Rere masih terluka dengan perpisahan orang tuanya. Sebaik apapun hubungan mereka.

"I know. Aku akan menghubungi dokter Jaka untuk membatalkan janji konsultasi yang pernah di re-schedule."

*****

Lorong HMC tampak lenggang di lantai dua bagian barat. Dimana banyak ruangan berisi tim manajemen rumah sakit bekerja. Rere menyeret langkahnya menuju pintu yang ada di ujung. Mengetuknya pelan sebelum membuka. Senyumnya tertarik lebar saat melihat seorang wanita dengan rambut yang di gulung rapi sedang mengulurkan piring berisi beberapa butir pil dan segelas air.

"Aku nggak ganggu kan?" goda Rere saat kembali menutup pintu.

Wanita cantik itu tersenyum lebar dan menggeleng. Ia menarik piring kecil dan gelas setelah Evan menelan habis seluruh obat yang di ulurkan Bianca.

"Kak Evan sakit?" tanya Rere setelah mencium kedua pipi Bianca.

"Hanya sedikit flu. Bianca terlalu berlebihan memberikan berbagai obat untukku." Rere terkekeh saat mendengar dengusan Bianca.

Evan menangkap kegelisahan yang berusaha Rere samarkan. Ia melirik Bianca yang sudah menatap Rere dengan teliti meski dilakukan secara samar.

"Kakak sedang melakukan tes DNA di Colombia Hospital. Ini bisa jadi second opinion kalau Kakak kurang teliti untuk mengawasi tes DNA tersebut." Rere mengangguk kaku. Ia masih saja ketakutan saat membahasa tes yang dilakukan Dewa dan Diego.

"Apa yang Dewa katakan tentang anak itu?" tanya Bianca menatap Rere.

"Dewa ragu kalau Diego anak kandungnya. Karna sebelum mereka berpisah dokter Ginar sudah berselingkuh dengan lelaki lain. Tapi.. entahlah.. "

Bianca tak berkomentar setelah mendapat penuturan dari Rere. Ia lebih tertarik pada jemari Rere yang bertautan. "Mau melakukan sesi bersama Kakak?" tawar Bianca.

Meet You (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang