"Pakai syalnya, anginya lumayan kencang." Rere tersenyum dan menggumamkan terimakasih tanpa suara.
Dewa menggandeng tangan Rere erat saat mereka keluar dari Bandara Ngurah Rai menuju deretan taksi yang akan membawa mereka ke hotel tempat mereka akan menginap.
"Ada yang pengen dibeli?" tawar Dewa saat mereka berhasil mendapatkan taksi.
Rere hanya menggeleng. Saat ini Rere benar-benar di hantam rasa kantuk. Satu-satunya hal yang Ia inginkan hanya tidur.
Paham akan rasa kantuk yang Rere rasakan, Dewa membawa Rere ke dalam pelukanya. Membiarkan Rere beristirahat lebih dulu.
Setelah menempuh sekitar empat puluh menit, mereka sampai di depan lobi hotel Essential. Dewa menatap wajah Rere yang tertidur. Wajah cantiknya tampak pulas dengan tidurnya membuat Dewa tak tega membangunkanya.
"Bisa minta tolong bawakan koper Saya kedalam."
"Baik, Pak."
Dewa menggendong Rere masuk kedalam menuju meja resepsionis. "Reservasi atas nama Dewa Aksara."
"Reservasi atas Nama Dewa Aksara Pribadi, deluxe room selama empat hari."
"Benar, Bisa Saya ke kamar lebih dulu? Istri Saya sangat kelelahan dan Saya tidak tega membangunkanya."
Wanita penjaga resepsionis tersenyum dan mengangguk. Seorang petugas hotel membantunya membawakan koper dan kunci kamarnya.
Dewa membaringkan Rere perlahan, berusaha agar Rere tak terbangung. Sepertinya Rere benar-benar kelelahan sampai Ia tak terbangung sama sekali.
"Have a nice dream, wifey."
*****
Rere kembali merutuki dirinya sendiri dikamar mandi. Mondar-mandir dengan jari telunjuk yang dalam gigitanya. Hal itu sudah Ia lakukan hampir setengah jam usai Ia mandi. Bahkan saat ini Rere masih mengenakan bathrobe karna Ia lupa membawa baju ganti ke kamar mandi.
"Re? Ngapain."
"Akh.. " Pekik Rere saat mendapati Dewa berdiri dibelakangnya dengan bertelanjang dada.
"Dewa kenapa masuk?"
Dewa menutup mulutnya karna menguap sebelum menjawab pertanyaan Rere. "Aku udah ketuk pintu tapi kamu diem aja, pas Aku putar gagang pintu nggak kamu kunci." jawab Dewa santai, tangannya meraih sikat dan pasta gigi baru.
"Serius sayang." ucap Dewa saat wajah Rere seakan mengatakan-ah-masa-sih-dengan jelas.
Rere berdehem untuk menetralkan kegugupanya. "Dewa kenapa nggak pakai baju?"
Dewa terkekeh disela gosokan sikat pada giginya. Dia tahu Rere gugup dan itu tidak hanya disebabkan karna Ia tak pakai baju.
"Tadi malem kecapekan dan kaos Aku basah karna keringat jadi Aku lepas kaos dan ikut kamu tidur."
Wajah merah Rere seketika diliputi rasa bersalah. Pasti karna gendong Aku.
"Maaf ya. Bikin Dewa capek karna gendong Aku sampai kamar."
Dewa menggigit bibir, menahan tawanya agar tidak menyembur keluar.
"Ada syaratnya."
Rere mendongak dan langsung mengangguk. Sebenarnya Dewa merasa tercubit setiap Rere menunjukan raut wajah seperti ini-menyalahkan diri sendiri-.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet You (TAMAT)
General FictionMarried By Accident. Alasan mengapa Rere dan Dewa menikah. Bukan, mereka bukanlah remaja yang 'apes' karna pergaulan bebas di kota metropolitan. Mereka menikah memang setelah 'Accident' yang sebenarnya. Rere yang notabene perempuan intovert yang m...