"Hei." sapa Rere dengan lembut. Ia menurunkan tubuhnya agar sejajar dengan tubuh anak laki-laki yang sedang mengamati etalase berisi aneka dessert yang sangat cantik dan menggugah selera.
Sepasang mata coklat itu benar-benar mirip. Batin Rere saat tatapan polos anak itu beralih dari etalase.
"Tante nyapa aku?" tanya anak laki-laki dengan ransel dengan gambar lighter buzz.
Rere mengangguk mengiyakan kalimat anak itu. "Kamu lapar?" tanya Rere saat melihat dengan jelas lirikan anak itu pada isi dalam etalase.
"Sebenarnya nggak terlalu, tapi Aku suka banget sama kue. Rasanya manis dan enak."
"Kamu pengen yang mana?" anak laki-laki itu menoleh dengan mata berbinar. "Tante traktir."
"Bener ya tan? Aku mau ini, ini dan waffle topping strawberry ice cream sauce chocolate."
Rere tertawa pelan melihat kue-kue yang di inginkan anak itu. Ia meminta pada pelayan yang menyimak percakapanya dengan anak laki-laki itu untuk menyiapkan kue yang di tunjuknya.
"Nama Kamu siapa?"
"Diego tante." mulut kecilnya kembali menyuap potongan cake dan menelanya cepat.
"Pelan-pelan." tegur Rere saat Diego terdesak. Sebelah tanganya mengusap punggung Diego.
"Maaf tante. Aku lupa tanya nama tante siapa?" ucap Diego setelah tenggorokanya lega.
"Renita. Panggil tante Ren aja."
"Terimakasih traktiran dan juga di antar pulang tante Ren." Diego memandang Rere dengan senyuman lebar. Ada ketulusan yang membuat dada Rere terenyuh.
"Sama-sama."
Rere menghentikan gerakan Diego yang sedang bersiap membuka pintu mobil. "Ini kartu nama tante. Disitu ada nomor telepon tante." Diego memandang lembaran kecil berwarna silver dengan tulisan navy. "Diego bisa telpon tante kalau Mama nggak bisa jemput."
*****
"Kamu benar-benar penuh kejutan, Re." Dewa mencium pipi Rere dengan gemas. Membuat si pemilik pipi terkekeh geli.
Rere baru saja mengakhiri cerita bagaimana Diego bisa mengenalnya. Hal yang berhasil membuat Dewa juga Ginar terkejut.
"Lain kali jangan seperti ini." Dewa mengeratkan pelukanya. "Libatkan Aku juga, ya? Kamu tahu Aku nggak sekuat dan berhati besar seperti Kamu, Sayang."
Wajah Rere mendongak mencari wajah Dewa yang berada tepat di atas kepalanya. "Kamu juga kuat. Aku tahu Kamu kuat."
"Dosen Kamu pasti bangga sama Kamu."
Rere mengernyit mendengar kalimat Dewa. Suaminya itu tersenyum melihat kerutan melintang di atas dahinya. "Tanpa Kamu sadari, Kamu dengan instan memberikan dorongan positif padaku setiap saat."
Wanita itu mengulum senyum malu. Rere menaikan tubuh dan mencium di sudut bibir Dewa. "Makasih sudah mau jadi suami Aku." bisik Rere lembut.
Dewa terkekeh mendengarnya. Ia ikut mendekatkan wajah pada sisi telinga Rere dan membalas berbisik. "Aku lebih berterimakasih kepada Kamu." Dewa menarik wajah Rere tepat di depan wajahnya. Menempelkan dahi mereka, membagi rasa hangat tubuh mereka. "Terimakasih sudah hadir dihidupku."
Dada Rere penuh dengan rasa bahagia yang berdesakan keluar. Kalimat Dewa benar-benar berhasil mengembalikan rasa kepercayaan dirinya yang naik turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet You (TAMAT)
General FictionMarried By Accident. Alasan mengapa Rere dan Dewa menikah. Bukan, mereka bukanlah remaja yang 'apes' karna pergaulan bebas di kota metropolitan. Mereka menikah memang setelah 'Accident' yang sebenarnya. Rere yang notabene perempuan intovert yang m...