[Sebelum kedatangan Dewa di HMC]
Alih-alih memanggil dokter jaga UGD, Bianca menekan angka 2 pada ponselnya yang langsung menghubungkan pada ponsel Evan. Dengan panik Ia mengatakan Rere pingsan dan ada darah yang mengalir di betisnya.
"Telpon dokter Natasha dan minta asistenya untuk menyiapkan kamar di lantai 5. Jangan bawa ke UGD." intruksi Evan mencoba tetap tenang.
Setelah menutup sambungan telpon, Bianca menghubungi asisten dokter Natasha dan mengatakan sesuai instruksi Evan. Tepat setelah Bianca mengucap terimakasih, Evan datang dan langsung membopong Rere.
Bianca mendahului, menekan angka 5 pada tombol litf. Ia membukakan kamar dengan angka satu di atas pintu. Disana dokter Natasha sudah menunggu bersama asistenya.
Evan membaringkan Rere perlahan. Bianca menunjuk jas Evan yang terkena bercak darah Rere. Mengulurkan tangan dan membantu melepasnya. "Bawa baju ganti?" tanya Bianca. Evan mengangguk.
Dokter Natasha menampilkan raut menyesal. "Pasien mengalami pendarahan dan harus di kuret. Janinya sudah lepas dari dinding rahim." ujar dokter Natasha.
Tubuh Evan dan Bianca menegang. Meski kemungkinan Rere keguguran sudah bercokol di pikiran mereka, mendengarnya secara langsung dan pasti tetap memberikan efek lain.
"Tolong siapkan untuk kuretnya. Saya akan urus administrasinya." pinta Evan. Dokter Natasha mengangguk dan undur diri. Meninggalkan kebisuan antara Evan dan Bianca.
"Aku baru ingat kalau Rere tadi mengatakan bahwa Ia tak ingin seperti Ayah dan Bunda, dan Ia tak melanjutkan kalimatnya." ujar Bianca dengan pandangan melamun.
"Rere takut anaknya akan mengalami seperti yang di alami Rere." bisik Evan pelan.
*****
Setelah kembali dipindahkan ke kamar rawat. Rere masih memejamkan mata. Bedanya sekarang Ia dalam pengaruh obat bius. Wajah Rere semakin pucat.
"Sudah menghubungi suaminya?" tanya Bianca memecah keheningan.
Evan seakan baru tersadar. Mereka belum menghubungi keluarga Rere ataupun Dewa. Bahkan Dewa sendiri yang notabene adalah suami Rere. Bianca mengulurkan sebuah IPhone keluaran terbaru dengan case sebuah brand mendunia. Ponsel Rere.
"Halo, Re?" sapa Dewa di sebrang sana.
"Sorry, ini Evan. Rere tadi pingsan-"
"Dimana Rere sekarang?" tanya Dewa panik. Memotong kalimat Evan.
"Dia di HMC-" Evan menghela nafas keras. "Dimatikan. Dewa mungkin sangat panik."
Bianca mengendikan bahu. "Aku akan menghubungi Bunda Hera."
Dokter Natasha sudah kembali ke kamar rawat Rere saat Bianca selesai menelpon Bunda dan mengatakan keadaan Rere. "Setelah pasien bangun, Dia akan merasakan sakit pada perutnya. Jadi baik Pak Evan atau Dokter Bianca kembali memanggil Saya." pamit dokter Natasha.
"Aku masih belum percaya Rere menyembunyikan kehamilanya."
"Enam minggu. Mungkin saja Rere belum tahu-" ucapan Bianca terhenti saat Ia kembali mengingat cerita Rere.
Pintu terbuka. Menampilkan sosok Dewa dengan wajah panik. Laki-laki itu masuk perlahan dan menatap sosok Rere yang terbaring diatas bankar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet You (TAMAT)
General FictionMarried By Accident. Alasan mengapa Rere dan Dewa menikah. Bukan, mereka bukanlah remaja yang 'apes' karna pergaulan bebas di kota metropolitan. Mereka menikah memang setelah 'Accident' yang sebenarnya. Rere yang notabene perempuan intovert yang m...