"Re, Aku bawa sari kacang hijau kesukaan kamu nih." seru Dewa saat membuka pintu kamar hotelnya.
Dewa mengernyit melihat pakaian dan barang bawaan mereka berserakan diatas ranjang dengan koper yang terbuka. Diletakanya kantong belanjaanya di atas nakas sebelum mencari keberadaan Rere.
"Re kamu didalam?" tanya Dewa sambil mengetuk pintu kamar mandi.
"Iya, masuk aja."
Masuk aja? Tumben.
Dewa mencibir saat pintu terbuka dan masuk ke kamar mandi. Disana Rere sedang membereskan perlengkapan sanitary mereka.
"Pantesan dibolehin masuk.. "
Rere menoleh setelah selesai memasukan seluruh perlengkapan mereka. "Kenapa memang?"
"Kamu nggak mandi, kan nggak asyik."
"Dewa..." bisik Rere menahan malu.
Si empunya nama hanya terkekeh melihat Rere yang menahan rasa malunya. Dewa semakin memperparah dengan mendekati Rere dan mencuri beberapa kecupan pada Rere.
"Dewa.. Udah dong."
Dewa bukanya berhenti malah mengeratkan pelukanya. Masih menciumi bibir Rere dengan gemasnya.
"Dewa.. "Rere akhirnya mendorong Dewa gemas saat merasakan tangan Dewa mulai nakal.
Dewa menyandarkan kepala dibahu Rere. Terkekeh melihat aksi menggemaskan Rere.
"Ah iya, pesawat Kita jam berapa?" tanya Rere yang masih dipeluk Dewa. Ingatlah, mereka masih dikamar mandi hotel.
Dewa mengernyit menatap Rere. "Pesawat apa?" tanya Dewa heran. Ia lupa dengan seruanya yang menawarkan Rere sari kacang hijau.
"Kita pulang malam ini kan?" tanya Rere ikut kebingungan.
Paham maksud Rere dan segala kekacauan di dalam kamar Dewa terkekeh. "Aku ambil cuti dua hari, Kita pulang hari selasa."
"Kenapa nggak bilang dari awal?"
"Surprise?" jawab Dewa tak yakin. Dia heran dengan respon Rere yang terkesan tak menyukai hal itu.
Apa Rere masih terpikir dengan ucapan teman-teman ku?
"Re kenapa?" tanya Dewa saat melihat Rere memilin tangannya.
"Aku udah iyain ajakan Mama besok siang, Wa." Rere mengusap hidung mancungnya. Membuat Dewa semakin gemas.
"Astaga Re. Aku kira kenapa." Dewa mengacak puncak kepala Rere.
"Kan nggak enak sama Mama, Aku.. udah janji mau nemenin."
Dewa merangkul bahu Rere yang merosot dengan sebelah lengan kirinya. Hening. Rere kira Dewa akan menenangkanya atau menghiburnya tapi ternyata-
"Halo, Ma."
Rere langsung mendongak menatap Dewa. Terkejut.
"Kenapa, Wa?"
"Kita belum bisa pulang malam ini, Dewa masih ada urusan sama temen."
Rere mencengkram sebelah lengan Dewa takut-takut.
"Oh gitu, terus?"
"Iya ini Dewa bilang sama Mama biar Mama nggak berharap sampe nungguin kita di airport nanti." canda Dewa.
"Padahal Rere udah janji mau temenin Mama besok siang."
"Oh Rere ada janji sama Mama." Dewa mengusap belakang kepala Rere. "Yauda Kita ganti nginep dirumah Mama deh weekend besok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet You (TAMAT)
General FictionMarried By Accident. Alasan mengapa Rere dan Dewa menikah. Bukan, mereka bukanlah remaja yang 'apes' karna pergaulan bebas di kota metropolitan. Mereka menikah memang setelah 'Accident' yang sebenarnya. Rere yang notabene perempuan intovert yang m...