"Iya besok Rere ke kantor Ayah. Maaf ya Rere nggak jadi ketemu sama Ayah."
Ada kekehan disebrang sana. "Asal Ayah dapat pie susu, Ayah sih yes."
Rere tertawa pelan. Meski kedua orangtuanya resmi berpisah saat kenaikan kelas dua SMP, hubungan keduanya masih baik dan Rere tetap mendapat kasih sayang yang cukup. Dia merasa sangat bersyukur dengan hal itu.
"Rere beli tiga untuk Ayah." Rere kembali mendengar tawa Ayahnya yang bersahutan dengan suara percakapan khas restoran siap saji. "Jangan bilang Ayah sedang di restoran siap saji lagi?"
"Ah Ayah ketahuan dua kali secara berurutan."
Suara derit pintu mengalihkan fokus Rere. Dia mengatakan 'Ayah' tanpa suara saat Dewa bertanya. "Bunda telpon Ayah?"
"Benar."
"Besok Rere akan isi kulkas Ayah. See you, Yah. Love you."
Dewa ikut duduk di sofa bed yang menempel di jendela lebar kamarnya. Bergabung dengan Rere yang duduk bersila dengan jendela yang dibuka lebar.
"Ayo turun, dicariin sama Vanya."
Rere menurut ajakan Dewa. Ia dilarang Dewa untuk membantu Mama mertuanya menyiapkan makan malam. Selain mereka baru sampai pukul 5 sore, Rere juga masih lemas dan mual karna mabuk laut kemarin.
*****
"Ayah bilang mau anter, jadi nanti Dewa nggak usah jemput." pamit Rere saat Ia minta diantar ke super market.
"Yakin?"
Rere megangguk yakin. Dewa terkekeh dan mengusap puncak kepala Rere yang pagi ini di ikat membentuk poni tile.
"Okay, ingat Kita masih nginep di rumah Mama." Dewa menoel ujung hidung mancung Rere.
Rere mengernyit saat Dewa ikut turun bukan hanya untuk membukakan pintu untuk Rere. "Kenapa Dewa ikut turun? Nanti telat sampai kantor."
Dewa hanya cengengesan. Dia mencuri kecupan di bibir Rere dan langsung berbalik. Rere hanya menggeleng melihat tingkah Dewa. Ia kembali melangkah ke dalam super market.
Dewa masih mengamati punggung mungil Rere yang tertutup kaos panjang polos berwarna tosca pastel. Senyumnya semakin melebar kala Ia melihat keseluruhan penampilan Rere yang feminim-selalu dan terkesan imut untuk ukuran wanita yang sudah berstatus sebagai istri. Dia jadi merasa menikahi remaja.
*****
"Terimakasih." ucap Rere saat menerima pesananya.
Ia berbalik dan berjalan menuju meja dimana banyak kantong plastik berserakan dibawah meja.
Tak lantas menikmati potongan cinnamon roll dan Hazelnuts latte dingin. Rere masih menikmati suasana sunyi Golden Space- sebuah cafe yang terletak didekat apartemen Ayahnya.
Golden Space- menjadi saksi bisu bagi kehidupan Rere setelah perceraian orangtuanya. Dia sering mampir di tempat ini sebelum ke apartemen Ayahnya. Membunuh waktu menunggu jam kerja Ayahnya dengan berdiam diri menikmati lalu-lalang orang yang keluar masuk cafe.
Dan sekarang Rere sedang mengulang kisahnya.
Rere mengerjapkan mata. Menarik kesadaranya kembali, Rere meraih cup Ice Hazelnuts latte-nya yang sudah berembun. Menyesapnya pelan. Ia bukan penikmat kopi, hanya kopi jenis ini yang bisa Rere nikmati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet You (TAMAT)
General FictionMarried By Accident. Alasan mengapa Rere dan Dewa menikah. Bukan, mereka bukanlah remaja yang 'apes' karna pergaulan bebas di kota metropolitan. Mereka menikah memang setelah 'Accident' yang sebenarnya. Rere yang notabene perempuan intovert yang m...