"Hanya perasaan Ayah aja atau kamu memang sakit, Re?" Rere menoleh, terkejut.
"Itu maksud Ayah." Ayah terkekeh dan menyesap kopinya. Saat ini mereka sedang 'berkencan' menikmati akhir pekan yang langka untuk Ayahnya.
"Rere cuma lagi mikir antara terima jabatan Ayah atau nggak." Jawab Rere setengah bercanda dan kembali menyesap Ice Americano nya yang tinggal setengah.
"Ah ya, karna Kamu yang ingetin. Jadi, gimana?"
Rere mengendik santai. "Ayah bayangin aja deh kalau Rere yang gantiin. Rere nggak pernah belajar bisnis sama sekali bahkan manajemen dasar. Rere cuma belajar psikologi, kalau untuk di HRD mungkin ya Rere masih bisa."
"Sedangkan di posisi Ayah, Dirut Mega Buana loh ini. Bahkan untuk gantiin posisi Om Wira yang wakil Ayah aja Rere udah angkat tangan. Belum lagi protes para direksi karna Ayah asal milih pengganti."
Tawa Ayah Rere menyembur. Matanya menyipit menatap wajah cantik putri semata wayangnya. "Kamu cerewet sama Ayah dan Bunda tapi langsung pendiem ya kalo sama Dewa dan keluarganya."
"Beda dong, Rere kan putri kesayangan Ayah." Kembali tawa Ayahnya terdengar dan mengangguk. Sebelah tanganya mengusap puncak kepalanya.
"Rere?"
Serempak sepasang anak dan Ayah itu menoleh. Rere mengerjap sebelum memasang senyum sopan pada seseorang yang menyapanya.
"Halo dokter Ginar."
"Hai, Kamu sama-"
"Oh kenalin, ini Ayah Saya dok. Yah, ini Dokter Ginar, Dia dokter obgyn di HMC, Yah."
"HMC? Handoko?" tanya Ayahnya. Rere mengangguk.
"Ah kamu tau Re, Evan Handoko. Dia sekarang sudah jadi pimpinan disana, iyakan?" tanya Ayah Rere pada Ginar yang masih berdiri disamping meja.
"Benar, Om." Ginar mengangguk pelan. "Om kenal?"
Ayah Rere terkekeh dan mengangguk. "Irwan Handoko, Dia teman saya di Boston dulu. Kita sangat dekat dan sempat berniat menjodohkan Evan dengan Rere."
"Ayah."
"Iya tau, Rere sudah menikah."
Ginar hanya mengangguk dan segera pamit untuk ke counter untuk memesan kopinya.
"Ayah nggak suka sama dokter itu."
*****
Rere tersenyum dan melambaikan tanganya saat melihat sosok Vanya yang juga tersenyum padanya. Gadis yang menuju dewasa itu tampak senang mendapati kakak iparnya yang menjemput.
"Kirain Bang Dewa isengin Aku pas bilang Kak Rere yang jemput." sambut Vanya setelah mendaratkan ciuman di pipi Rere.
"Kak Rere tadi sih yang menawarkan diri, Papa lagi di Lembang dan Mama nggak bisa jemput. Ayo." Mereka masih mengobrol sambil berjalan membelah keramaian stasiun Pasar Senen.
"Mau langsung pulang atau pengen mampir dulu?" tanya Rere setelah menginjak gas menuju jalan Raya.
"Kalau ke kampus dulu boleh kak? Sekalian mau setor laporan sih ini."
"Boleh."
Sejenak keheningan mulai menyelimuti perjalanan mereka. Rere yang fokus mengemudi dan Vanya yang kembali mengecek laporan yang akan di serahkan pada dosenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet You (TAMAT)
General FictionMarried By Accident. Alasan mengapa Rere dan Dewa menikah. Bukan, mereka bukanlah remaja yang 'apes' karna pergaulan bebas di kota metropolitan. Mereka menikah memang setelah 'Accident' yang sebenarnya. Rere yang notabene perempuan intovert yang m...