Meet You |29

3.8K 278 0
                                    

Sesuai janjinya, Ayah Rere datang setelah jam kantor usai. Ayahnya datang selepas maghrib. Setelah Rere melipat mukenanya, bel berdering bersahutan dengan suara Ayahnya yang memanggil namanya.

Saat Rere turun, Ia melihat Ayahnya duduk di ruang keluarga dengan Dewa yang sedang meletakan teko dan tiga cangkir yang masih terbalik. Dengan toples kecil berisi gula.

"Ayah sudah makan malam?" tanya Rere setelah mencium pipi Ayahnya.

"Belum. Ayah mau numpang makan disini saja." Rere meringis mendengar permintaan Ayahnya.

"Kita makan di luar aja ya? Rere pengen makan diluar." bisik Rere. Ia tak mau Ayahnya mencari alasan untuk memarahi Dewa kalau tahu mereka tidak punya bahan makanan untuk di olah.

Sebelah alis Ayahnya naik. Mencari sesuatu yang mungkin saja di sembunyikan oleh putri semata wayangnya. "Tau gitu Kita ketemuan di luar aja." dengus Ayahnya sebal.

Rere tersenyum dan mengatakan akan mengambil jaket. Langkahnya di ikuti Dewa. Karena jaket Rere ada di closet kamar utama, mereka berjalan bersisian masuk ke kamar dengan canggung.

Dewa mengerang pelan saat sepasang mata Rere mengedarkan pandangan menatap tatanan closet mereka. Untuk barang-barang Rere masih rapi, hanya beberapa piyama yang mencuat dari lipatan. Sementara pakaian Dewa, sangat berantakan!

Rere terbiasa menata pakaian sesuai gradasi warna meski kemeja Dewa hanya memiliki warna-warna yang hampir sama. Karna terlalu malas, Dewa asal menggantung pakaianya secara asal dari tas laundry. Ia juga hanya memindahkan pakaian dari laundry ke dalam lemari tanpa merapikan lagi pakaianya.

"Besok Aku janji rapikan, Re. Besok  weekend Aku bersih-bersih. Janji." ucap Dewa buru-buru.

"Terserah Kamu." jawab Rere pelan. Dia meraih jaket hitam dengan warna merah dan hijau di ujung lenganya. Ciri khas salah satu brand dunia.

Mereka keluar menggunakan mobil Dewa. Rere mengatakan ingin makan nasi goreng kambing kesukaanya. Ayahnya hanya mengiyakan. Namun, saat sampai di sebuah warung tenda yang cukup ramai Ayah Rere mulai melotot menatap Rere.

"Kamu serius makan disini?" tanya Ayahnya. Rere mengangguk senang. Ia membuka pintu di samping kirinya dan membuka pintu belakang. Mempersilahkan Ayahnya keluar dari mobil.

"Disini enak kok, Yah. Rere sering makan disini, bersih dan aman kok. Rere jamin, tenang aja." Rere menggandeng tangan Ayahnya memilih bangku di luar tenda.

*****

Dengan cengiran bodohnya, Dewa mendorong trolley mengekori langkah Rere. Pagi ini Ia batal membereskan isi closet nya. Saat membuka mata Ia melihat Rere sudah selesai merapikan tumpukan pakaianya seperti biasa Rere menata. Sebagai gantinya Rere minta tolong untuk ditemani ke fresh store. Bahkan tanpa Rere minta dengan senang hati Dewa akan menawarkan diri.

Rere masih memilih beberapa buah yang akan ditimbang. Sesekali Rere menawari Dewa ingin buah apa. Rutinitas belanja ini membuat Dewa melupakan masalah rumah tangga yang menerjangnya.

"Mangganya bagus-bagus. Mau pudding atau pie mangga?" tanya Rere saat mulai mencium aroma mangga.

"Pudding. Kayanya seger buat nanti sore." jawab Dewa tanpa meluruhkan senyumanya. Rere mengangguk dan mulai memilih beberapa mangga yang tidak terlalu matang sebelum menimbangnya.

"Berasnya masih?"

"Masih, Re. Setengah karung ada kayanya. Kalau mau beli sekarang juga nggak papa." tawar Dewa. Rere hanya menggeleng.

Meet You (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang