Meet You |11

3.5K 283 4
                                    

Dewa menghembuskan kepulan asap rokok ke udara. Asap putih itu perlahan menghilang berbaur dengan udara malam. Dewa memang merokok sejak zaman kuliah. Tumpukan tugas jelas membuatnya penat dan Ia melampiaskanya dengan merokok. Namun semenjak bekerja Dia mulai mengurangiya, dan semenjak menikah dengan Rere 20 bulan yang lalu Dewa benar-benar melepas rokok.

Malam ini adalah pertama kali sepanjang pernikahanya.

Bukan, Dewa tidak sedang bertengkar dengan Rere. Jelas hal itu sedikit mustahil terjadi di pernikahanya meski cekcok kecil tak bisa dihindari. Tapi untuk pertengkaran besar, Dewa tak yakin Ia akan menemuinya. Ia akan dengan senang hati mengalah pada Rere. Wanita luar biasa yang sangat Dewa puja.

"Wa, udah lama lo?" tepukan di bahunya menarik kesadaran Dewa kembali.

"Nggak juga. Apa kabar lo?" tanya Dewa setelah menjabat tangan Haikal. Salah satu teman yang juga sepupu jauhnya. Haikal adalah teman terdekat Dewa. Hanya saja sejak lulus mereka jarang bertemu karna Haikal menerima tawaran kerja di Surabaya.

"Baik, mana bini lo? Nggak nyariin jam segini?" tanya Haikal dengan cengengesan. Ia mengembalikan buku menu kepada pelayan.

"Mama ajak Rere ke Bogor, liat festival apa gue nggak tau."

"Jadi?"

Dewa mendengus mendengar pertanyaan Haikal yang langsung ke inti. Dia jelas tau bahwa Dewa butuh masukan.

"Ayah mertua gue mau pensiun, dan-" Dewa mendongak mengambil jeda. "beliau pengen gue gantiin posisinya."

"Bagus dong, apa masalahnya?" Dewa mendengus sebal.

"Gue hanya merasa ini nggak bener bro." Jawab Dewa tak yakin.

Haikal manggut-manggut. "Kalo lo merasa nggak yakin, tolak lah. Gue tau lo jelas berat buat ninggalin kecintaan lo sama gambar pola rumah yang rumit dan menggantinya dengan teori bisnis. Case closed."

"Dan Rere bakal maju buat gantiin Ayah."

Haikal menghentikan ketukan jarinya di meja. Dia menatap Dewa dengan pandangan sumpah-lo.

Dewa mematikan rokoknya ke asbak yang tersedia. Dia mengacak rambutnya bingung. Sudah tiga hari Dia kesulitan tidur karna memikirkan hal ini.

"Elo nggak mau kalo istri lo jadi bos lo gitu?"

Dewa membuang muka. Tak bisa memungkiri kalau itu adalah salah satu alasanya. Bukan karena egonya sebagai laki-laki. "Yah itu salah satunya dan jelas Mama akan semakin menjauhi Rere." ucap Dewa pelan.

Haikal menaikan sebelah alis lebatnya. "Tante Maya belum juga terima Rere?"

"Gue nggak bisa bilang belum nerima karna Mama sejauh ini udah anggep Rere menantunya. Tapi Mama paling anti liat gue naik mobil Rere meski itu berdua sama Rere."

Haikal paham, jelas Marcedes Benz S400 L 3.0 putih milik Rere lebih mentereng dari pada mobil Fortuner milik Dewa.  Belum lagi Rere akan mewarisi semua saham milik Ayahnya yang notabene salah satu pendiri Mega Buana dan juga satu-satunya pewaris toko kue milik Bundanya.

"Jujur deh, lo sebenernya takut minder apa nggak sama Rere yang jelas lebih tajir dari elo?"

Dewa menatap kosong pada Haikal sedikit lama. Kemudian menggeleng pelan. "Gue nggak pernah minder kalau hanya segi materi. Rere jelas bukan wanita yang akan merendahkan laki-laki dari segi materi. Dia bahkan nggak pernah gunain kartu yang Ayah kasih. Dan gue nggak pernah lupa buat bersyukur karna Tuhan kasi gue seorang Rere."

*****

Pelukan Dewa semakin erat membungkus tubuh Rere yang baru saja membuka pintu kamar Dewa. Ya, malam ini Mama Dewa memaksa Rere untuk menginap. Jadilah Dewa sepulang bertemu dengan Haikal langsung pulang ke rumah orangtuanya.

Meet You (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang