Rere menatap bayanganya dalam cermin. Menguatkan diri untuk hal yang akan Ia lakukan. Dia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak lemah. "You must be strong more than before, Re." bisiknya.
Pagi tadi Rere memaksa Dewa untuk kembali bekerja. Dia sudah berhari-hari izin dari kantor. Rere tak mau Dewa di anggap seenaknya hanya karena Dia adalah menantu salah satu pemilik Mega Buana. Karena Rere tahu Dewa bukan laki-laki seperti itu.
Selain itu Ia akan keluar rumah untuk bertemu dengan seseorang yang saat ini sudah menunggunya disebuah bangku di salah satu coffe shop sejuta umat. Ginar. Dia sudah menunggu di sebuah kursi yang berada di dekat tembok.
Rere bersyukur pagi ini coffe shop ini tak di padati pengunjung. "Bisa Kita bicara cepat? Saya tidak punya banyak waktu."
Rere tersenyum mendengarnya. "Kamu mau Dewa bertanggung jawab atas Diego?" tanya Rere.
Ginar menaikan sebelah alisnya sebelum tawa sinisnya kelur. "Of course, Saya mau Dewa bertanggung jawab sebagai Ayah Diego."
Menganggukan kepala pelan, Rere kembali tersenyum. "Saya sebagai istri Dewa tidak keberatan Kamu menuntut pertanggung jawaban dari Dewa."
Kalimat Rere jelas mengejutkanya Ginar. Ia tidak tahu kalau Rere setegar itu untuk menerima dirinya dan Diego dalam hidupnya. "Kamu nggak bercanda kan?"
Rere menggeleng. "Saya yakin Dewa akan menyetujui dengan apa yang Saya lakukan. Dia akan bertanggung jawab atas perbuatanya."
"Dengan cara Kamu bersedia di madu? Atau bahkan meminta perceraian? Mungkin saja Kamu akhirnya menerima perjodohan dengan Evan Handoko." buru Ginar.
Rere menarik nafas pelan. "Saya tidak mengatakan bahwa tanggung jawab yang akan Dewa lakukan dengan menikahi Kamu. Dewa hanya akan bertanggung jawab atas hidup Diego."
"Maksud Kamu? Hei jangan mengingkari kalimat Kamu tadi."
"Tanggung jawab atas Diego sebagai Ayah biologis dan biaya hidup. Itu yang akan Dewa pertanggung jawabkan. Bukan dengan menikahi Kamu atau menceraikan Saya." tandas Rere.
"Apa Kamu gila? Apa konsultasi kejiwaanmu pada Dokter Bianca belum membuahkan hasil?" serang Ginar yang mulai diliputi amarah.
Rere masih bersikap tenang. Tak ingin terpancing dengan emosi yang Ginar rasakan. "Hanya itu yang akan Dewa pertanggung jawabkan. Terima atau tidak, itu urusan Anda."
"Saya bisa bawa ini ke ranah hukum." ancam Ginar.
"Anda melakukan hubungan itu atas dasar suka sama suka. Bahkan Anda sudah menghianati Dewa. Anda memiliki kesempatan untuk meminta dinikahi Dewa, tapi itu dulu." balas Rere datar. "Setidaknya Anda memiliki rasa malu dengan penghianatan yang Anda lakukan dengan tidak memuntut untuk dinikahi oleh Dewa."
Rahang Ginar mengetat mendengar kalimat telak Rere. Nafasnya memburu karena luapan emosinya.
"Memang di Indonesia tidak ada hukum yang mengatakan anak yang disembunyikan dari Ayahnya hak asuh akan jatuh sepenuhnya kepada sang Ayah bila sang Ayah menuntutnya. Kalau Saya jadi Anda, Saya akan cukup dengan menerima kesediaan Dewa menjadi Ayah biologis Diego baik di surat akta maupun tidak. Setidaknya Diego akan terhindar dari cemooh orang dengan sebutan anak haram. Karena Saya benci hal itu."
"Atau Anda lebih ingin hak asuh Diego sepenuhnya jatuh pada Dewa karena Anda membohongi status Diego? Itu bisa jadi alasan Dewa untuk memenangkan hak asuh, dan Saya tidak keberatan untuk menjadi Ibunya."
"Sepertinya kegilaan Kamu meningkat karena keguguran tempo hari."
"Urusan kejiwaan Saya itu bukan tanggung jawab Anda. Terimakasih atas perhatianya." Rere menarik tas tanganya. "Saya hanya menerima jawaban 'iya' atau 'tidak' untuk tanggung jawab yang Kami tawarkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet You (TAMAT)
General FictionMarried By Accident. Alasan mengapa Rere dan Dewa menikah. Bukan, mereka bukanlah remaja yang 'apes' karna pergaulan bebas di kota metropolitan. Mereka menikah memang setelah 'Accident' yang sebenarnya. Rere yang notabene perempuan intovert yang m...