Bego bego bego.
Maki Dewa berkali-kali. Ia menatap pintu kamar Rere yang masih saja tertutup sejak siang tadi. Rere belum kembali ke kamarnya meskipun hari sudah gelap sejak satu jam yang lalu. Dan dengan bodohnya Dewa melamun tanpa memberikan penjelasan pada Rere. Belum puas memaki Ia mengutuk diri sendiri karna merokok di balkon.
Rere benci asap rokok dan elo ngerokok di balkon yang dibuka lebar. Pinter!
Dengan pengecutnya Dewa hanya diam di dalam kamar tanpa ada inisiatif untuk mencari Rere dibawah. Dia bahkan sempat mandi dan berganti baju sambil menunggu Rere kembali ke kamar.
Kepalanya mendongak saat pintu diketuk. Dewa melesat cepat ke pintu dan membukanya. Tatapan kecewa tercetak saat salah satu pegawai Bunda yang ada dibalik pintu.
Kalo itu Rere ngapain ketuk pintu.
"Maaf Mas Dewa. Saya disuruh Mbak Rere anter makan malam untuk Mas Dewa." ucap karyawan wanita itu.
"Mbak Rerenya kemana?" tanya Dewa menerima nampan.
"Mbak Rere tadi keluar sama Pak Keanu. Mbak Rere juga titip salam maaf tadi nggak sempat pamit."
Dewa mengulas senyum terpaksa dan mengucap terimakasih sebelum kembali masuk dan menutup pintu kamar Rere.
Tanganya meraih ponsel dan mencari kontak Rere. Umpatanya kembali menyusul saat mendengar dering ponsel milik Rere dari dalam tas tangan yang tadi dibawa Rere.
Kembali mematikan sambungan. Dewa menangkup wajahnya. Kembali Ia gulir layar ponselnya dan mencari kontak Mamanya. "Halo."
"Maksud Mama apa rekomendasi Aku sama Rere ke Ginar?"
"Bukanya jawab sapaan Mama atau salam kek main sembur aja kamu."
"Ma, please. Aku-"
"Mama nggak ada maksud apa-apa. Mama hanya mencarikan dokter apa salahnya? Ginar juga temen kamu kan?"
"Tapi itu bikin Aku nggak nyaman, Ma. Dulu Mama rekomen di RSCM, kenapa tiba-tiba ganti?."
"Kamu atau Rere yang nggak nyaman? Mama nggak ada bilang kalau Ginar itu mantan pacar kamu kok. Mama cuma bilang kalian deket." jawab Mama Dewa tanpa menjawab balik pertanyaan Dewa.
Dewa mengusap wajah kasar. "Ma, Rere jelas tau apa arti 'deket' yang Mama maksud. Dia bukan anak kecil." tanpa menunggu sahutan Mamanya, Dewa mematikan sambungan.
*****
"Iya Rere disini. Nemenin Ayah makan malam." sahut Ayah Rere yang menatap putrinya yang masih menyuap nasi dan sayur kegemaranya.
"Tadi kan Rere janji mau makan malam sama Ayah karna makan siang keluar sama kamu." lanjut Ayah Rere saat keheningan disebrang sana.
"Oh gitu ya Yah."
"Iya, kamu kenapa nggak ikut? Rere bilang kamu lembur. Seharusnya nggak perlu lembur. Masih awal bulan itu santai jangan lembur."
"A-da deadline Yah." jawab Dewa gugup. Rere bahkan berbohong pada Ayahnya.
Ayah Rere menghela nafas pelan. "Makanya kamu terima aja tawaran buat gantiin Ayah, jadi kamu bisa minta tolong bawahanmu buat bantu biar nggak lembur. Apalagi kalau ada momen begini." Dewa semakin bungkam disebrang sana. Rere menatap Ayahnya dengan wajah sebal yang tak ditanggapi dengan Ayahnya. "Ya sudah nanti Ayah antar Rere ke rumah Bundanya. Dia bilang kangen, kamu nanti susul kesana saja ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet You (TAMAT)
General FictionMarried By Accident. Alasan mengapa Rere dan Dewa menikah. Bukan, mereka bukanlah remaja yang 'apes' karna pergaulan bebas di kota metropolitan. Mereka menikah memang setelah 'Accident' yang sebenarnya. Rere yang notabene perempuan intovert yang m...