7 - She's Feeling is His Pleasure

349 68 4
                                    

"Apartment lo gak ada makanan sehat apa? Kok makanannya gini semua?" tanya Jia kepada Millo, matanya melihat makanan instan di meja dengan tatapan ngeri; Segala jenis snack, minuman berkarbonasi, dan makanan dengan karbohidrat berlebih. Jia tentunya tak mau makan itu semua, dulu memang Jia selalu memakan, makanan tak menyehatkan itu. Tapi sekarang Jia sudah berkomitmen, bahwa dia hanya akan mengkonsumsi makanan bernutrisi.

Millo berdecak kesal dengan sikap Jia yang menurutnya terlalu pemilih. "Mau ngemil juga susah ya, makan aja sih. Ribet lu," ujar Millo.

"Bukan ribet, tapi biar sehat."

Millo masih menunjukan lazy eyes-nya seraya berkata, "Liat aja tuh di kulkas."

Jia berdiri, lalu berajak melangkahkan kakinya menuju dapur. Jia sama sekali tak tau malu, menganggap apartment Millo seolah, juga miliknya sendiri. Ini dampak perkataan Millo saat Jia masuk ke apartment untuk pertama kalinya. Millo bilang, "Anggap aja apart lo sendiri." Dan dibalas Jia, "Dengan senang hati." Seraya tersenyum lebar.

"Wow, kulkas lo isinya lengkap gini." Jia terkagum dengan isi kulkas dua pintu milik Millo. Isinya kurang lebih lengkap, bisa dibilang 4 sehat 5 sempurna. "Sengaja, gue sering tidur di sini kalau males pulang ke rumah, harus banyak stok makanan," jawab Millo.

Millo yang semula hanya duduk, kini menghampiri Jia. Ia penasaran dengan apa yang akan dilakukan Jia. Millo berharap Jia tak akan membakar dapur tercintanya.

"Mau bikin apa?"

"Salad buah."

Jia mengambil beberapa buah-buahan dengan jenis yang berbeda. Ia mengambil dua buah apel, satu kotak strawberry, dan 3 buah kiwi. "Kok gak ada tomat?" tanyanya kepada Millo.

Dan Millo kini bergidik ngeri karena pertanyaan itu. "Gue gak suka tomat," jawabnya.

Jia terkekeh, itu terdengar lucu. Mungkin karena ini yang pertama kalinya Jia mendengar seseorang tak menyukai tomat.

"Are you sure? That's so funny," ejek Jia. Ia tersenyum menggoda Millo.

Millo mengerucutkan bibirnya lucu dan ia mendelikan matanya saat menatap Jia, itu membuat Millo semakin lucu di mata Jia.

"Eum, Millo bisa tolong cuciin buah-buahannya ga?"

Millo tanpa banyak bicara segera melakukan tugas yang Jia suruh. Ia berjalan ke wastafel dan mengambil bowl untuk mencuci buah-buahan itu.

Jia terus memperhatikan pergerakan Millo, hingga cowok itu menghidupkan kran air. "Jangan pakai sabun cucinya."

"Gue juga tau kali, emang gue sebego itu?"

Jia tertawa kecil, ia lalu mengambil pisau yang di letakkan di salah satu sudut meja pantry. Dan kemudian mengambil nampan. Ia meletakkan di atas meja pantry, bersamaan dengan Millo yang sudah selesai membersihkan buah-buahan.

"Nih," ujar Millo seraya meletakkan bowl berisi buah-buahan di dekat nampan. Jia kemudian memotong buah-buahan tersebut berbentuk dadu. "Ada cheese cream sama jus lemon gak?"

"Ada," jawab Millo. Ia mengambil dua bahan yang Jia tanyakan. Lalu memberikannya kepada Jia. "Makasih," ujar Jia.

Millo hanya memperhatikan Jia yang fokus memotong buah-buahan. Cewek itu berulang kali menyelipkan rambutnya di telinga. "Ck," decak Millo gemas. "Itu rambut lo diiket coba, gue gemes liatnya."

"Ah, iya. Ribet emang," timpal Jia merasa setuju. Ia melihat pergelangan tangannya, beruntung tadi di rumah Jia melingkarkan scrunchie-nya di tangan.

(Her scrunchie)

(Her scrunchie)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Say Hi! Millo(ve)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang