21 - Let's be Honest

301 53 7
                                    

"Yeay!" teriak Shindy dan Kaelyn. Mereka berdua meneriaki piñata yang sudah hancur di pukul tongkat baseball oleh Sonya.

"Eh anjir isinya duit sama coklat!" seru Calvin sebagai orang pertama yang memunguti piñata isi yang sekarang berserakan di lantai kayu.

Seketika semua yang hadir di pesta ulang tahun Sonya berseru semangat, semua orang berlomba - lomba mendapatkan isi dari piñata sebanyak – banyaknya. Shindy dan Kaelyn pun demikaian, terkecuali Jia yang hanya duduk di sofa seraya tertawa kecil melihat pemandangan di depan sana.

Millo menghampiri Jia seraya membawa dua gelas berisi minuman berwarna. "Minum?" tanyanya.

"Alcohol?"

"No, just juice." Millo menjeda ucapannya. "Dan gak mungkin ada alcohol di sini, ini birthday party bukan nite club."

"Yaya, cuman nanya doang jangan sensi gitu." Jia kemudian mengambil satu gelas yang disodorkan Millo, dia meminum jus yang diberikan Millo perlahan.

"Gak mau ikutan di sana?"

"Gak tertarik, gak bisa rebutan gitu nanti ketabrak badan gue sakit."

Millo terkekeh. "Iyalah anak bunda," cibirnya yang berhasil mendapat cubitan di perutnya. "Nyebelin lo!" gerutu Jia.

Millo masih saja tertawa apalagi cubitan Jia tidak terasa sama sekali. Ia malah semakin gencar menggoda Jia dengan perkataan yang membuat Jia semakin kesal.

"Dasar Millo ngeselin, jelek, kayak tiang listrik!"

"Pipi lo tuh gede kayak bakpao."

Jia menatap Millo tajam. "Kenapa bawa - bawa pipi gue, anjir!" protesnya yang tak terima karena bagian tubuhnya yang paling sensitif itu disinggung.

"Ya emang bener, pipi lo gede kayak bakpao."

Jia meletakkan gelas di lantai sedikit jauh dari kakinya. Ia bersiap - siap menyerang Millo dan untungnya Millo menyadari itu, ia pun meletakkan gelasnya yang sudah kosong di lantai. "Millo rese!"

Tangan Jia terulur, ia berencana menggelitiki Millo. Tetapi Millo dengan sigap mengukung tubuh Jia dengan lingkaran tangannya hingga Millo memeluk tubuh Jia dari belakang. Jia terus berontak mencoba melepaskan lingkaran tangan Millo. "Millo lepasin!" seru Jia.

Jia terus memukul lengan Millo, wajah Jia pastinya merah saat ini. Antara kesal dan malu karena Millo masih saja memeluknya. Jia tak biasa bermesraan di muka umum, sangat aneh rasanya saat orang - orang memandangnya dengan tatapan mencibir.

Namun perlahan - lahan kukungan lengan Millo meregang di tubuhnya, Jia bersorak senang saat Millo melepaskan pelukannya. Tetapi Millo yang masih diam tak menggerutu kesal membuat Jia jadi heran. Jia segera merubah posisinya menghadap ke Millo. Dan saat tubuh Jia sudah menghadap Millo, Jia menyadari raut wajah Millo menjadi berbeda. Millo terlihat marah, dan sepertinya bukan kepada Jia karena cowok itu menatap ke sisi kiri. Dengan cepat Jia mengikuti arah pandang Millo.

 Dengan cepat Jia mengikuti arah pandang Millo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Say Hi! Millo(ve)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang