"Aku pulang naik ojol aja ya. Kamu gak perlu nganterin aku," ujar Jia kepada Millo.
"Lho kok?" Dahi Millo berkerut tidak biasanya Jia meminta pulang sendiri.
"Aku mau jalan sama kak Erina," ujar Jia memberitahukan perihal yang membuatnya pulang sekolah kali ini tak ingin diantar Millo. Tak masalah jika arah cafe yang menjadi tempat ketemuannya searah dengan arah jalan pulang Millo, tapi ini beda arah.
"Aku anterin aja ya, dimana ketemuannya?"
"Kemang," jawab Jia.
Millo cengo. "Yaudah deh, hati-hati tapi kalau ada apa-apa hubungin aku ya. Aku bakal siap sedia meluncur dari Pondok Indah ke Kemang."
"Iya, iya sayang bawel kamu ah."
Millo memandang Jia dengan pandangan khawatirnya.
Jia mencubit lengan Millo gemas. "Aku ke Kemang bukan mau ke Korea. Gak usah natap aku gitu," protesnya.
Dan kali ini tampang Millo malah minta ditabok. Melas-melas ditambah puppy eyes nya membuat Jia semakin gemas. "Udah ah, aku pergi itu mas-mas ojolnya udah nungguin."
Jia berjalan menjauh dari Millo yang masih berdiri di depan pos satpam.
"Dah Millo," ucap Jia seraya melambaikan tangannya. Dan dibalas Millo dengan tampang cemberutnya.
***
Setelah Jia naik ojol dan motor yang ditumpanginya menjauh Millo baru melangkahkan kakinya menuju parkiran.
Saat di parkiran kernyitan kembali tercetak di dahinya. "Ngapain tuh cewek berdiri depan mobil gue?" tanya Millo entah kepada siapa. Dia mempertanyakan keberadaan Kaelyn yang sedang berdiri di dekat mobil Millo.
Kaelyn nampak menyenderkan tubuhnya di mobil Millo. Cewek itu menyadari keberadaan Millo sepertinya karena Kaelyn tiba-tiba saja melambaikan tangannya ke arah Millo seraya tersenyum.
Millo semakin mengeryitkan dahinya. "Ngapain lo di sini?" tanya Millo ngegas. Ya, karena melihat keberadaan Kaelyn saja sudah membuatnya kesal.
"Gue nebeng pulang ya kita kan searah," ujar Kaelyn.
Mata Millo langsung saja membelalak.
Apa-apaan nih cewek?
"Nggak, kenapa gak sama Nolan juga?"
"Eum, itu gue anu. Gue baru aja putus sama Nolan, gak tau kenapa dia mutusin gue. Lo kan temen deketnya nih, gue boleh curhat gak. Atau lo tau gak kenapa Nolan mutusin gue?"
Millo menghela napasnya. Dia tak pernah ikut campur sedikitpun mengenai urusah percintaan sahabatnya itu-Nolan-lagipula Nolan tak pernah menceritakan Kaelyn baik kepada Millo maupun Calvin. Bisa dibilang Nolan jadi beda sejak berpacaran dengan Kaelyn, Nolan biasanya curhat ya walaupun hanya sedikit saat menjalin hubungan dengan mantan pacarnya yang terdahulu.
"Mana gue tau!"
"Lo kenapa bentak gue, hiks..hiks.." Kaelyn malah menangis yang membuat Millo mendadak panik.
"Heh, gak usah nangis nanti dikiranya gue ngapa-ngapain lo."
Kaelyn malah semakin menangis dan tangisannya kali ini bersuara. "Astaga!" rutuk Millo dia mendengus kesal. "Yaudah iya masuk mobil gue."
Millo tak berhenti mendumal dalam hatinya setelah melajukan mobilnya. Kaelyn, cewek itu benar-benar membuatnya kesal sekaligus marah. Millo memilih hanys berdehem ketika Kaelyn curhat mengenai kronologi putusnya dengan Nolan. Millo tak begitu mendengarkan, dia tak perduli.
Bodo amat putus juga. Malah bagus temen gue nyadar biar nih nenek sihir gak ngeinvasi terus otak Nolan.
"Kamu dengerin aku gak sih?!"
Dan apa-apaan ini kenapa Kaelyn malah memanggil Millo aku. Millo bisa saja menurunkan Kaelyn sekarang juga, tapi perasaan tak tega karena Kaelyn itu cewek dia urungkan niat jahatnya.
"Hmm," balas Millo.
"Eh sorry gue pake aku-kamh berasa curhat sama Nolan sih. Abisnya lo cuman hum-ham-hem aja." Kaelyn tertawa garing.
Tolong Millo, Millo ingin sekali mobilnya ini dengan secepat kilat tiba di kediaman Kaelyn. Millo bisa pusing kalau lama-lama satu ruang dengan cewek ini.
Dan juga Millo merasa bersalah kepada Jia. Bisa-bisanya Millo mengantarkan Kaelyn padahal dia tau jika Jia tak menyukai Millo dekat dengan kaelyn.
Maafin aku sayang.
"Eh, Millo itu lo sweet banget sih pake ngirimin buket bunga tiap hari ke Jia," ujar Kaelyn tiba-tiba
"Buket bunga apaan?".
"Itu Kaelyn sering banget dikirimin bungan dua minggu belakangan, pokoknya bulan ini lah. Itu lo kan, sweet banget."
Otak Millo masih berputar seperti internet yang lemot. Bedanya Millo tak mengerti apa-apa yang membuatnya sedikit keras untuk berpikir. Buket bunga? Jelas-jelas Millo tak pernah sekalipun mengirim Jia buket bunga sekalipun. Duh, Millo itu bukan tipe cowok romantis semacam itu.
"Kok lo diem, gue puji lho." Kaelyn kembali berceloteh.
"Nggak, gue gak pernah ngirim dia bunga."
"Wah, terus dari siapa dong kalau bukan lo. Setau gue Jia gak deket sama siapapun, apa dari mantannya itu ya? Siapa tau aja Jia ngehubungin dia lagi, gue waktu itu kan ngasih kontak mantannya itu."
"Ah, tapi masa sih Jia yang manis berani gitu. Duh maaf ya gue jadi banyak omong gini," ujar Kaelyn kembali.
Setelah Kaelyn berbicara demikian Millo memilih diam. Tentunya pikirannya berkecamuk.
***
A/n : Kaelyn minta dijahit itu mulutnya, wkwk.
Deket lagi tamat nih, hehe.
Jangan-jangan sad ending gimana nih, mau timpuk aku pake duit gak? Lol.
Dan Yewon astaga, seksi bener adfghjkl. Dia mah imut bisa, cantik banget bisa, dan seksi juga bisa. Apalah daya gue yang burik ini. Gue bisanya cuman nungguin goyang shopee tiap hari dengan mata belekan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say Hi! Millo(ve)
FanfictionHe will fix her up and she trying open her heart for him. Cast : •Umji of Gfriend as Jiayu Tiara Adhiyaksa. •Shawn Mendes as Millo Mahendra