Special Extra Part 2 - Let Him Go

192 21 0
                                    

GFRIEND - From Me

***

2 years ago

Jari-jari Jia bergerak memijit pelipisnya berulangkali, sedari tadi setelah kakinya melangkah keluar dari pesawat. Lalu ke baggage claim dan melewati pemeriksaan. Kepalanya terus saja berdenyut. Mungkin karena ini pertama kalinya lagi Jia berpergian jauh dengan menggunakan pesawat tahun ini. Apalagi selama 15 jam Jia hanya duduk. Berdiripun sesekali, itupun ketika ke toilet.

Ya, kini dia bukan berada di Indonesia. Kini Jia sudah sampai di Bandara Internasional Pearson Toronto. Bandara paling sibuk di Kanada itu seperti biasa ramai dipenuhi oleh orang-orang yang berlalu lalang.

Jia menolehkan wajahnya ke kanan dan ke kiri. Matanya  berkeliling mencari laki-laki yang hampir 1 tahun tak dia temui setelah summer tahun lalu, mencarinya di antara kerumunan orang-orang bak koloni semut yang tengah mencari makanan. Lelah karena belum menemukan orang yang dia cari, Jia memilih melanjutkan langkahnya untuk mencari tempat duduk. Tangan kanannya merogoh ponsel di dalam tas Chanel keluaran terbaru yang minggu lalu dibelikan bundanya sebagai buah tangan, setelah menghadiri New York Fashion Week.

Sesudah mendapatkan ponselnya, Jia segera mengaktifkan data sim card yang biasa Jia gunakan saat berada di Kanada. Ini bukan yang pertama kalinya memang, Jia pergi menyambangi negara yang letaknya berdekatan dengan kutub Utara itu. Ini kali kelimanya pergi ke Kanada tepatnya ke Toronto hanya untuk menemui kekasihnya. Ya, semuanya tetap sama hubungannya dengan Millo Mahendra telah berjalan selama hampir lima tahun. Hingga baik Jia ataupun Millo akan segera wisuda untuk memperoleh S-1.

"Hallo, kamu dimana?" pertanyaan itu dilayangkan Jia, ketika sambungan teleponnya telah terhubung dengan nomor Millo.

"Coba lihat arah jam 9."

Secara otomatis Jia mengarahkan pandangannya ke arah yang disebutkan oleh Millo. Dan tepat di sana berdiri Millo yang tengah tersenyum seraya melambaikan tangannya. Sore itu dia mengenakan kemeja berwarna hitam dengan lengan pendek dan calvin Klein jeans-nya yang melengkapi penampilanya. Menambah kesan betapa tampan dan gagahnya kekasihnya itu.

Senyum manis senantiasa terpatri di bibirnya. Yang membuat Jia rindu bukan main. Dia ingin segera berlari dan memeluk kekasihnya itu. Ya, walaupun Jia sering melihat senyuman Millo lewat Skype. Tetap saja euphorianya berbeda.

Jia berjalan menghampiri Millo, dan Millo pun melakukan hal yang sama. Saat jarak yang terbentang hanya tersisa setengah meter, mereka berdua berhenti menggerakkan kakinya.

Saling berpandangan menyalurkan kerinduan adalah hal yang pertama mereka lakukan. Senyum saling dilempar keduanya. Jia berhambur masuk ke dekapan Millo saat Millo merentangkan kedua tangannya.

"God, I miss you Millo," ujar Jia.

"Yeah, I miss you more bae."

"I miss you more, multiplied by all the stars in our galaxy."

Millo menggelengkan kepalanya. "No, I miss you..."

"Okay, just enough!" sanggah Jia.

Jia terkekeh melihat bibir Millo mengerucut, ia menempatkan wajahnya di dada bidang Millo. Parfum yang bercampur dengan wangi khas dari tubuh Millo menyeruak memasuki indra penciumannya. Tangannya memeluk Millo lebih erat, membuat sang empunya tubuh itu terkekeh. "Aku tau kamu rindu sama aku. Tapi, ini kamu gak sesak apa?" tanya Millo seraya terkekeh dsn memegang kedua lengan Jia yang melingkar di pinggang Millo.

Jia mendongakkan wajahnya. "Biarin aku cium aroma tubuh kamu. Aku kangen tau, ini kepala aku pusing gara-gara jet lag," keluhnya. Bagaimana tidak pusing, saat Jia berangkat dari Indonesia masih pukul 20.00 WIB dan sekarang setibanya di Kanada

Millo menunduk lalu mencium puncuk kepala Jia. "Kita ke apartemen aku ya, di sana kamu boleh peluk aku mau sejam atau satu haripun boleh," ucap Millo seraya terkekeh.

Jia tertawa, lalu dia menarik kedua tangannya yang melingkari pinggang Millo.

***


Kira-kira pukul setengah 6 Jia  baru Membuka matanya. Ia melihat ke sisi kananya didapatinya Millo yang telah meninggalkannya dengan keadan tanpa sehelai benangpun.


Jia menghela napasnya dalam.

Tak lama dia keluar dari dalam kamar setelah membersihakan tubuhnya tentunya, dan matanya mendapati Millo tengah meletakan beberapa menu makan malam di atas meja makan.

Millo menolehkan wajahnya kepada Jia. "Udah bangun," ujarnya seraya tersenyum.

Jia berdehem lalu dia berjalan menghampiri Millo. Tangannya segera memeluk tubuh Millo dari samping, "Kok gak bangunin aku?" tanyanya seraya melihat ke arah meja makan dengan dua piring pasta di atasnya dan sebotol wine di dalam wine cooler.

Jia melepaskan tangannya dari pinggang Millo. "Aku gak mau minum wine," tolaknya kali ini.

Saat berada di Kanada Jia selalu dinner dengan style american relationship goal. Kali ini dia sedang tak mood untuk melakukan dinner, cuddle, atau netflix and chill seperti yang biasanya Jia lakukan dengan Millo dua tahun belakangan.

"Are you okay bae?" tanya Millo, ia menundukan wajahnya dan sorot matanya menatap wajah Jiayu lekat.

"Kita langsung makan ya. Abis itu aku cuman mau nonton netflix without chill."

Millo mengernyit heran. "Kok kamu jadi aneh gini?"

Jia segera duduk di kursi. Ia tak menghiraukan pertanyaan Millo. Dia menyantap makanannya dalam keheningan.

Millo sesekali menatap Jia. Dia menghela napasnya. Kemudian diletakan nya garpu dan sendok di samping piring yang masih terisi penuh pasta cream buatannya. "Kamu boleh cerita kalau ada sesuatu yang ngeganggu pikiran kamu," ujarnya.

"Soal hubungan kita yang udah kelewat batas. I'm sick of that."

Millo mengernyit. "Bukannya kamu bilang gak apa?"

"Kalau kamu mau nerusin hubungan kayak gini silahkan, tapi jangan sama aku." Jia berdiri, dia menyudahi menyantap hidangan yang dibuat Millo.

"Itu sulit Jia, I'm addicted of it."

"I wanna break up."

"Aku cuma minta sesekali, apa itu sulit buat kamu."

Millo hendak menghampiri Jia dan menyentuh lengan Jia. Namun, Jia lebih dahulu mundur menghindari Millo.

"Apa sulit buat kamu untuk hidup normal kembali?" tanya Jia.

Millo tak menjawab dan membuat Jia menghela napasnya dalam.

"Aku bakal pulang besok. Untuk sementara waktu jangan hubungin aku. Kamu bisa kembali seandainya udah berubah," ujar Jia dengan tegas.

Say Hi! Millo(ve)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang