Pandangan Jia sedari tadi tertuju ke arah pelaminan. Di sana berdiri berdampingan sepasang kekasih yang hari ini sudah resmi menjadi sepasang suami istri, dengan raut wajah bahagia yang terus terpatri di masing-masing wajah mereka. Senyum lebar nan tulus terus saja terpasang kala mereka menyalami tamu undangan satu persatu. Jia secara otomatis ikut tertular senyum dua sahabatnya itu, yang sebenarnya tak dia duga akan berakhir bersama mengingat fakta, dulu saat SMA mereka tak saling kenal, dan Shindy berpacaran cukup lama dengan orang lain.
Duh, Jia hampir saja lupa tujuannya berada di prasmananan. Niatnya ingin mengambil es dawet yang mungkin berguna menyingkirkan rasa dahaganya. Setelah mengambil es dawet, mata Jia kembali terarah ke pelaminan. Kedua bola matanya berbinar memandangi Shindy yang dibalut baju perkawinan adat Betawi dengan kagum.
Jangan iri Jia, jangan iri.
"Yakin gak mau nyusul?"
Pertanyaan itu sontak membuat Jia terkejut dan menoleh kepada si empunya suara bass itu. Didapatinya orang yang menyuarakan pertanyaan itu adalah seorang laki-laki yang sudah 2 tahun lebih tak dia temui.
Matanya berkedip-kedip mencoba menormalkan tatapannya. Millo Mahrendra tersenyum untuk pertama kalinya kembali kepada Jiayu Tiara Adhiyaksa. Laki-laki yang tak lain mantannya itu, kini berdiri tegap di sampingnya seraya memegang satu cup ice cream di tangannya. Pandangan mata Millo jatuh ke tempat dimana satu menit yang lalu berhasil mengalihkan semua atensi Jia.
"Mereka cocok ya?"
"Hah? Iya," jawab Jia canggung.
Bagaimana tak canggung? Ini pertama kalinya Jia bercakap-cakap dengan Millo kembali. Yang terakhir kali adalah 2 tahun yang lalu saat Jia sendiri yang menyuarakan dengan lantang keinginan putusnya.
Sialan, ingatan itu kembali terputar di otaknya berulang-ulang selayaknya kaset kusut. Jia rasanya ingin bumi menelannya saat ini juga, dia merasa malu karena memorinya itu.
"Kamu kapan nyusul?" tanya Millo. Kali ini laki-laki itu menolehkan wajahnya kepada Jia.
Jia pun ikut menoleh kepada lawan bicaranya. Kemudian matanya bersirobok dengan tatapan Millo yang masih sama seperti dahulu, tatapan mata yang nampak hangat. Jia menelan ludahnya susah payah. Jantungnya sudah berdetak tak karuan. "Eum, secepatnya. Kalau sudah siap," jawab Jia enteng.
Secepatnya apaan? Calonnya juga lo gak punya Jia, batin Jia.
Nampak senyum tersungging di bibir Millo. "Kalau begitu, saya tunggu undangannya," jawabnya.
Kaki Jia lemas rasanya. Jia pengin garuk-garuk tembok. Jawaban Millo membuat Jia tertohok. Ada sebagian dari diri Jia yang berontak setelah mendengar jawaban itu. Lebih tepatnya tak suka dengan celetukan Millo.
Gak bakal gue undang!
***
"Jia cepetan mau foto bersama!" seru Shindy kepada Jia yang masih belum menaiki panggung pelaminan.
Tanpa menjawab seruan Shindy. Jia segera menaiki panggung. Jia kemudian diam di depan barisan teman XII IPS 3 nya dahulu, tangannya menggaruk tengkuknya pertanda dia bingung harus berdiri di mana. Pasalnya semua space sudah terisi oleh teman-temannya yang jumlahnya 27 orang, minus Kaelyn dan Nolan.
Tak lama Jia merasakan tangannya ditarik paksa yang membuat mata Jia reflek membulat. "Berdiri di sini," bisik Millo. Laki-laki itu menempatkan posisi Jia tepat di samping Shindy dan Millo berdiri di sampingnya.
"Senyum," bisik Millo kepada Jia yang sukses membuyarkan lamunan Jia. Wajahnya segera dia arahkan menghadap kamera dengan senyum terpasang menghiasi visualnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say Hi! Millo(ve)
FanfictionHe will fix her up and she trying open her heart for him. Cast : •Umji of Gfriend as Jiayu Tiara Adhiyaksa. •Shawn Mendes as Millo Mahendra