Halo, Kakak! Halo, Bunda!
Apa kabar Kakak dan Bunda sekarang? Pasti baik-baik aja. Aku harap, Kakak bisa segera sembuh dan bisa nemenin Bunda.
Ngomong-ngomong, Kakak sekarang udah punya pengganti aku 'kan? Cewek atau cowok? Kalau cowok, pasti gantengnya kayak aku, deh! Jagain adek kita, ya, Kak.
Aku nggak tahu kenapa aku buat video ini. Dan aku pengin ngomong tentang semua hal yang aku rasakan. Meski cuma dari video singkat, aku harap Kakak dan Bunda mengerti.
Akhir-akhir ini, aku sering ngerasain sakit di kepalaku. Aku tahu kalau kondisiku makin memburuk. Dan aku yakin, kemungkinan besar aku hidup sampai aku dewasa itu kecil banget. Aku takut.
Pertama-tama, aku mau minta maaf ke Bunda.
Maaf kalau selama ini aku cuma nyusahin Bunda. Aku belum bisa ngebuat Bunda bangga. Aku cuma bisa ngabis-ngabisin uang buat biaya pengobatanku. Ditambah lagi, aku ceroboh. Pasti Bunda makin repot kalau ada aku. Makanya Bunda lebih milih sama Kakak.
Aku saaayang banget sama Bunda. Dan aku mau berterima kasih karena udah membawa aku ke dunia yang indah ini. Walau dengan kekurangan yang aku miliki, Bun, aku bersyukur. Seenggaknya, aku pernah merasakan semua ini.
Terus juga, aku mau terima kasih karena Bunda mau sayang sama aku. Terima kasih karena udah membiarkan aku merasakan hangatnya pelukan Bunda. Aku senang banget bisa jadi anak Bunda.
Kalau aku pergi, jangan sedih, ya, Bun. Bunda masih punya Kak Adriell dan Adek. Aku juga nggak bakal pergi jauh dari Bunda. Karena aku ada di hati Bunda. Iya 'kan, Bun? Hehe.
Oh iya, aku juga mau berterima kasih sama Ayah. Terima kasih karena udah mau aku repotin, Yah. Terima kasih atas semua kerja keras Ayah yang membuat aku bisa terus ada di sini. Maaf kalau aku sempat marah karena Ayah mau menikah dengan Bunda Nada.
Ayah, aku titip Bunda Nada, ya. Jagoannya udah nggak bisa ngejagain soalnya. Hehe. Bilang ke Bunda Nada buat jangan sedih kalau aku nggak ada. Kita pasti bakal ketemu lagi. Aku yakin! Dan kita bakal bahagia bareng-bareng. Karena saat itu, aku udah nggak harus ngerasain sakit apa-apa lagi.
Terakhir, aku mau berterima kasih sama Kakak. Terima kasih karena udah jadi kakak yang hebat buat aku yang hebat buat aku. Terima kasih karena udah menemani aku. Sejak kita di dalam kandungan, sampai kita berusia delapan tahun. Aku bahagia, Kak. Dan aku bersyukur karena punya Kakak.
Aku bersyukur karena aku dilahirkan sebagai seorang Nevan Ramananda.
Selanjutnya, aku mau minta maaf sama Kakak. Mungkin aja, karena keberadaan aku, Kakak jadi merasa repot. Karena aku ngerepotin. Iya 'kan?
Kak, Kakak beruntung karena Bunda lebih milih sama Kakak. Aku nggak tahu kenapa aku justru iri sama Kakak. Aku justru benci sama Kakak. Maafin aku. Dengan begonya aku malah memperburuk hubungan kita.
Padahal, karena Bunda lebih milih sama Kakak, aku bisa ketemu Bunda Nada. Aku bisa membuat seorang wanita yang nggak bisa punya anak, merasakan rasanya punya anak. Dan seharusnya aku bangga.
Kak, andai aku bisa, aku pengin ngulang waktu agar aku bisa memperbaiki semuanya. Aku menyesal atas semua waktu yang terbuang percuma. Dan aku baru menyadarinya saat ini, saat waktuku sudah hampir habis.
Terlepas dari semuanya, Kak. Aku bahagia.
Terima kasih.
*****
A/n
Untuk yang berkata bahwa Nevan nggak bahagia, dia bahagia dengan caranya sendiri. Melalui tulisan ini, dia mengungkapkan semuanya WKWKWKWK
Ditambah, mati itu nggak mengenal waktu.
Nevan: Alasan aja anak satu ini. Bilang aja plot hole.
Risha: Kok nyebelin?!
Yah, namanya juga manusia, ga lepas dari kesalahan :")
Risha udah berusaha sebaik mungkin.
Tapi, cerita ini belum selesai dong sebenernya :")
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME
Teen Fiction[Completed] Untuk sekali ini saja, Tuhan, biarkan aku menikmati sisa waktu yang Kauberikan padaku. P r o l o g: 26 September 2018 E p i l o g: 22 Desember 2018