s e p u l u h . d u a

5.9K 614 54
                                    

Keadaan Nevan membaik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keadaan Nevan membaik.

Ia sudah dapat membuka matanya. Meski gerakan tubuhnya sedikit terhambat. Ditambah lagi, Nevan juga menjadi sulit berbicara. Sehingga, Nevan hanya berkomunikasi lewat gerakan mata.

Ketika melihat Nada tersenyum, sebisa mungkin Nevan ikut tersenyum. Ia ingin meraih tangan Nada atau sekadar mengusap punggung tangan Nada. Tetapi, tubuhnya terasa benar-benar lemah.

Nada mengusap surai lembut Nevan. Rasa bahagia membuncah di dadanya saat ia dapat melihat manik mata hitam legam itu kembali. Rasanya, sudah sangat lama sejak terakhir kali Nada melihatnya.

Segera saja, Nada memasukkan sbuah sedotan ke dalam segelas air saat melihat Nevan melirikkan matanya ke arah nakas. Mau bagaimana pun keadaan laki-laki itu saat ini, Nada benar-benar bersyukur saat dapat melihat sinar matanya.

Setelah mengubah posisi Nevan menjadi setengah duduk, Nada segera membantu sang putra untuk minum. Lalu, setelah satu tegukan yang bahkan terasa sangat sulit bagi Nevan, Nada meletakkan kembali gelas itu ke atas nakas. Ia duduk di kursi, tangannya meraih tangan Nevan yang terasa rapuh di genggamannya dengan hati-hati.

"Hei." Nada mengecup singkat punggung tangan Nevan. "Gimana kabar kamu hari ini?"

Nevan hanya diam. Untuk mengatakan bahwa kabarnya baik saja sangat sulit. Pada akhirnya, Nevan hanya sedikit mengangkat sudut bibirnya. Seolah berkata, aku baik, Bunda.

Melihat keadaan Nevan yang benar-benar lemah membuat manik mata Nada berkaca-kaca. Ia berusaha menahan cairan bening itu agar tidak mengalir, tetapi gagal. Mau bagaimana pun Nada berusaha untuk menahannya, ia tetap saja tidak bisa untuk tidak menangis di hadapan Nevan.

Kenapa hal buruk itu harus terjadi pada anak kesayangannya?

"Bunda sedih banget pas dengar kabar kamu pingsan kapan hari itu." Nada mengusap sudut matanya, lalu berusaha tersenyum. "Jangan begitu lagi, ya. Bunda nggak suka."

Kelopak mata Nevan mengerjap beberapa kali. Ia sadar, keadaannya akan membuat Nada terus bersedih.

Apakah dengan kematiannya nanti dapat membuat Nada berhenti bersedih terus menerus seperti itu?

Jika iya, Nevan berharap kematian cepat menghampirinya.

Lagipula, untuk apa ia hidup saat ini jika hanya menimbulkan kesedihan dan kesulitan pada kedua orang tuanya? Untuk sekadar menggerakkan anggota tubuhnya saja tidak bisa. Bagaimana Nevan dapat melanjutkan kehidupannya?

"B-Bun," panggil Nevan susah payah. Nada lantas berdiri, menatap Nevan tepat di mata. Putranya itu seperti berusaha untuk mengatakan sesuatu.

"Jangan dipaksain, Van," ucap Nada ketika Nevan tidak juga dapat berbicara. "Nanti kita belajar lagi, ya. Kita belajar jalan lagi. Biar kita bisa nge-date lagi, ya."

Nevan merasakan matanya memanas. Hingga pada akhirnya, pandangannya memburam dan setetes likuid bening mengalir dari sudut matanya.

"Jangan nyerah, ya, Sayang. Kamu pasti bisa bertahan. Bunda yakin kamu bisa sembuh lagi," lanjut Nada. Ia berusaha menahan isakannya. "Bunda janji, nanti kita bakal jalan-jalan. Sama Ayah. Kita bertiga. Bunda bakal beliin semua yang kamu mau. Asal, kamu juga harus janji kamu bakal sehat lagi. Ya? Janji, ya?"

Nevan mengedipkan matanya. Walau sebenarnya ia ingin langsung memeluk Nada. Rasanya, Nevan ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada wanita yang bahkan hanya berstatus sebagai ibu tirinya itu.

Kemudian, Nada memeluk Nevan dengan erat. Benar-benar erat. Ia berusaha untuk menyalurkan kekuatannya. Membantu putranya itu untuk tetap kuat. Lalu, Nada teringat ucapan Nevan. Entah kapan laki-laki itu mengucapkannya. Tetapi, Nada masih mengingat jelas ekspresi dan nada suara Nevan saat ia mengucapkan hal itu.

"Bunda, aku nggak tahu sampai kapan aku bakal terus bertahan. Tolong tetap berada di sisiku, ya. Aku janji, suatu hari nanti, aku pasti bakal sukses dan ngebuat Bunda bahagia. Jangan tinggalin aku, ya, Bun."

Nada melepaskan pelukannya. Ia menatap manik mata Nevan dalam-dalam. Hanya sesaat sebelum akhirnya Nada mengecup puncak kepala Nevan lembut.

"Iya, Sayang. Bunda janji."

*****

A/n

Aku lebih sayang Nevan masa :")

DOUBLE UPDATE! 🤺

Btw, aku ngerasa di cerita ini gaada cinta-cintaannya sama sekali, ya wkwkwk

Menyedihkan.

Sama seperti kisah cinta aku wkwkwk

Btw lagi, ga nyangka ternyata likuid itu ada di KBBI. Shock!

Udahan dulu ah ngetik cerita ini. Byebye!

TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang