p r o l o g

32.6K 1.4K 67
                                    

Adriell punya banyak mimpi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adriell punya banyak mimpi.

Ia ingin membahagiakan Bunda. Ia juga ingin mengikuti jejak sang ayah sebagai seorang dokter spesialis onkologi dan hematologi. Juga, Adriell ingin menjadi seorang pianis hebat seperti keinginan Bunda.

Tetapi, ketika hasil labnya keluar dan dokter menjelaskan apa yang terjadi padanya, semua harapan Adriell pupus sudah. Hidup Adriell seolah hancur di saat itu pula. Ia hanya bisa terpaku, menatap kedua tangannya yang saling menggenggam.

Lalu, suara lirih Bunda terdengar. Menghancurkan hatinya pada detik yang sama. Dadanya terasa benar-benar sesak. Ia tidak dapat lagi mendengar percakapan antara Bunda dan dokter yang ada di hadapannya. Semuanya hanya terdengar seperti dengungan di telinga Adriell.

Karena saat ini, Adriell berada di dalam jurang keputusasaan yang mendalam.

Rasa bersalah menekan dadanya dengan kuat, membuat Adriell untuk sejenak lupa cara bernapas. Pun rasa penyesalan dan rasa takut ikut memperburuk suasana.

Adriell masih dapat merasakan genggaman lembut Bunda pada kedua tangannya. Ia menoleh, menatap Bunda dengan senyum hangatnya yang biasa. Namun, Adriell dapat melihat kepedihan di binar netranya. Lalu, Adriell bangkit, mengikuti pergerakan Bunda, setelah sebelumnya mengucapkan terima kasih.

Hingga pada akhirnya, ketika Adriell keluar dari ruangan, kedua tungkai Adriell tidak dapat menahan beban tubuhnya sendiri. Tangannya lantas menyangga tubuhnya ke dinding yang ada di dekatnya. Sementara Bunda, saat menyadari bahwa sang putra tidak dapat berdiri sendiri, langsung memeluk lengan Adriell, menyalurkan sisa kekuatan yang dimilikinya.

Karena saat ini, Bunda juga sama hancurnya.

Adriell menunduk. Kedua netra yang terhalang lensa kacamatanya itu tampak mulai berkaca-kaca. Binar kesedihan tergambar jelas di sana. Hingga akhirnya, kedua kelopaknya menutup. Cairan bening mengalir dari sudutnya.

"Bunda ... maaf."

*****

A/n

Jadiiii, ini adalah kelanjutannya dong :") tapi bukan Shyra lagi pemeran utamanya :")

Enjoy!

TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang