2

1.2K 34 0
                                    

Matahari sudah pamit dari langit. Langit pun mulai menjadi gelap, perlahan bintang pun memunculkan cahayanya. Bunda dan tante Lucy masih sibuk dengan perbincangannya, aku dan Lucas mendengarkan perbincangan mereka. Aku hanya mengeluarkan tawa saat semua tertawa atau mengangguk pelan saat tante Lucy berbicara sambil menatap mataku. Aku tak tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Perbincangan antara dua wanita ini membuatku mengantuk.

"Tante Sena, aku mau ke mobil dulu sebentar." 

Lucas pamit dengan Bunda. Aku tahu jika Lucas sudah lelah mendengarkan perbincangan bunda dan tante Lucy, aku merasakan hal yang sama. Lucas pun meninggalkan ruang tamu setelah bunda mengangguk dan tersenyum pada Lucas. Rasanya aku juga ingin melakukan hal yang sama seperti Lucas lakukan. Otakku pun segera mencari alibi agar bisa pergi dari tempat ini.

"Rin, bunda dan tante Lucy mau bicara sama kamu." 

Suasana di ruang tamu pun berubah karena ekspresi wajah tante Lucy dan bunda. Otakku pun tak lagi memikirkan cara untuk menghindari mereka, bahkan ekspresi kedua ibu ini membuat rasa penasaran muncul. Tak ada lagi tawa di tempat ini. Sesekali bunda dan tante Lucy saling bertatapan, aku merasa ada kalimat yang sulit terucap.

"Apa Lucas punya teman di sekolah?" 

Tante Lucy bertanya tanpa senyum. Aku melihat kekhawatiran dari wajahnya. Kedua matanya menatap mataku. Bunda juga menatapku, tatapan bunda seakan khawatir dengan jawaban yang aku berikan.

"Maaf tante, aku gak begitu dekat dengan Lucas." Balasku dengan jujur.

"Jadi Lucas tidak punya teman?" 

Tante Lucy tak puas dengan jawaban yang aku berikan sehingga ia menanyakan hal yang sama padaku lagi. Bunda hanya menatapku dengan ekspresi yang ingin tahu dengan jawabanku. 

"Mungkin karena Lucas siswa baru jadi dia belum punya banyak teman."

Aku tahu jika Lucas bukanlah siswa yang sangat pandai bergaul. Ia menghabiskan waktu istirahatnya untuk tidur di kelas, tidak pernah bermain dengan siswa lain, dan ia hanya sesekali berbicara dengan teman sekelas kami. Aku tak mungkin menjawab dengan jujur karena aku takut akan membuat tante Lucy khawatir atau Lucas akan tidak suka dengan pengaduanku.

"Kamu tahu tujuan tante Lucy datang ke rumah kita?" Kali ini bunda yang berbicara.

Ah! Aku benci sekali dengan susana yang amat menegangkan ini. Semua wajah terlalu serius. Suara bunda dan tante Lucy sangat pelan seakan berbisik. Kedua mata tante Lucy terarah ke pintu rumahku seakan mengawasi agar Lucas tidak muncul secara tiba-tiba.

"Lucas akan tinggal bersama kita, Rin. Tante Lucy ada urusan mendesak di Amerika dan Lucas tidak boleh tahu dengan urusan ini."

Aku membalas kalimat itu dengan anggukan pelan. Pernyataan jika Lucas akan tinggal di rumahku sangatlah biasa, rasanya bukan hal yang harus dijadikan rahasia dari Lucas. Walaupun alasan ia tinggal di rumah ini memang di rahasiakan darinya. Aku tak mengerti mengapa dua orang wanita di hadapanku ini memberi ekspresi penuh rasa khawatir.

"Bunda, Ayah dan tante Lucy sudah bertemu tiga hari yang lalu. Kita sudah bicarakan hal ini secara kekeluargaan dan kita bertiga setuju. Berdasarkan keputusan kami, kamu dan Lucas akan kami jodohkan."

APA?! Aku tak habis fikir mengapa mereka masih saja memikirkan perjodohan untuk pelajar SMA. Aku dan Lucas masih memiliki banyak waktu untuk menikmati masa-masa sekolah. Aku juga sudah memiliki kekasih, bunda dan ayah juga tahu akan hal itu. Mereka terlalu egois jika memintaku untuk menjalankan sebuah perjodohan tanpa memikirkan perasaanku  dan perasaan Lucas.

"Maaf tante, saya sudah punya pacar." Balasku.

"Rini, kamu tahu kan jika Lucas tidak pandai bergaul?" Tante Lucy menatap kedua mataku, baru kali ini aku canggung dengan tatapan matanya.

"Kalau untuk berteman saja, aku bisa temani Lucas setiap hari." 

"Saat kamu punya pacar?"

"Saya yakin pacar saya bisa paham kalau saya dan Lucas berteman. Lagipula kita masih sekolah, saya rasa perjodohan bukan hal yang tepat."

Entah mengapa aku sangat membenci perbincangan ini. Aku merasa kesal dengan tante Lucy saat ini dan bunda tak sedetik pun membelaku, bahkan bunda juga menyetujui perjodohan. Aku saja belum menduduki bangku kuliah dan aku masih ingin menikmati masa muda. Perjodohan? Menyebalkan sekali!

"Rini, kita hanya memberi tahu lebih cepat. Mau tak mau, pasti kalian akan kami jodohkan. Hanya saja kami beri tahu lebih cepat agar kamu tidak kaget. Bunda dan tante Lucy juga tidak memaksa kamu dan Deva mengakhiri hubungan kalian." Bunda menjelaskan, tetap saja aku tak suka usul ini.

"Tante juga titip Lucas ke kamu. Tolong temani Lucas!" Pinta tante Lucy seakan memohon padaku.

Luar biasa, mungkin ini maksud Lucas jika ia akan membuatku kesulitan. Lucas tinggal di rumah ini dan menjadi teman Lucas adalah hal yang cukup wajar. Aku tidak bisa menerima jika aku harus dijodohkan dengan orang yang tak aku sukai.

"Lucas tahu tentang hal ini? Kapan Lucas tinggal disini?" Tanyaku. 

"Sudah. Mulai malam ini dia tinggal di kamar tamu." Bunda menjawab pertanyaanku dengan lengkap.

---
Bersambung.

Three SecondsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang