29

284 5 0
                                    

Lagi-lagi aku melihat Lucas.

"Bunda mau jalan-jalan sama orang tuanya Lucas sebentar. Titip Lucas, kasih dia makan ya!"

Baru empat hari yang lalu hatiku remuk dengan kalimat yang ia ucapkan. Mengapa aku harus bertemu dengannya lagi?

"Mau minum apa?" Tanyaku kepada Lucas.

"Gak, terimakasih." Balasnya dengan ramah.

Jujur saja, aku merindukannya setelah lebih dari dua tahun tak berjumpa. Banyak hal yang ingin aku tanyakan. Aku sangat ingin berbincang dan tertawa dengannya. Namun, kalimat menyakitkan yang ia katakan empat hari yang lalu selalu melarangku untuk dekat dengannya.

Kami diam. Hanya terdengar suara game yang dimainkan oleh Lucas. Sesekali aku melirik Lucas, tetapi tetap saja ia hanya memainkan game di ponselnya.

"Kenapa?" Tanya Lucas. Sepertinya ia sadar jika sesekali aku meliriknya.

"Nggak!" Aku membantah.

"Kapan kembali ke Amerika?" Tanyaku untuk membuka perbincangan.

"Lu udah gak sabar gue pergi?" Tanya Lucas. Ia sangat sensitif. Aku hanya diam.

"Empat hari lagi." Lanjutnya sambil memainkan ponselnya.

Aku tak tahu mengapa aku kecewa saat mendengar jawabannya.

....
BERSAMBUNG

Three SecondsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang