26

208 5 0
                                    

[Hei, apa kabar?] Aku mendengar suara Lucas di ponselku.

Aku tahu jika aku sangat egois membiarkan Lucas tak mengetahui fakta jika aku memiliki hubungan kepada Rian. Namun, aku tak mampu untuk jujur. Jika aku jujur, aku tak ingin Lucas meninggalkanku.

"Baik." Balasku.

[Bagaimana hari ini?] Tanya Lucas. Aku tahu jika ia sedang mengantuk dari suaranya yang terdengar sangat lelah.

"Kamu kapan ke Indonesia?" Tanyaku tanpa membalas pertanyaannya.

[Kenapa?] Balasnya. Suaranya mulai berubah, seakan rasa lelahnya musnah karena pertanyaanku.

"Kapan?!" Aku memaksanya untuk menjawab.

[Aku gak bisa janji.] Jawaban yang aangat mengecewakan!

"2 tahun?" Tanyaku. Ia diam.

"3 tahun?" Tanyaku lagi dan ia tetap diam.

"4 tahun?!" Suaraku mulai meninggi dan ia tetap saja diam.

"4 tahun 1 hari?!" Tawarku. Ia masih saja diam.

"4 tahun 5 bulan atau 5 tahun?!!" Tanyaku lagi.

[Aku gak bisa janji, Rin. Kamu-]

"Kamu tahu kalau cinta datang dalam 3 detik tapi kamu sendiri gak tahu sampai kapan aku harus nunggu?" Pertanyaanku memotong perkataannya.

[Itu alasan aku batalkan pertunangan ini? Usaha orang tuaku sedang berkembang dan mereka butuh bantuan aku dan kakakku. Kalau keluarga aku lengah, kita bisa bangkrut. Aku gak tahu kapan aku kembali.]

Aku diam karena aku semakin sadar jika aku sangatlah egois. Aku tahu jika sikapku sangat salah, tetapi hatiku menuntut agar aku memilih Rian.

[Kamu goyah? Kamu suka sama orang lain, Rin?] Ia mulai bertanya setelah aku membisu.

"Maaf, Lucas." Ucapku pelan. Ia diam dan suasana diantara kami mulai mencekam. Apakah ia marah?

Aku tidak menyangka jika itu akan terjadi. Mengapa Rian berhasil mencuri hatiku dengan perhatiannya, coklat dan keakraban yang ia berikan? Ia berhasil mengeluarkan Lucas dari hatiku dalam sekejap.

Namun, ego tetap mengalir dalam darahku. Aku tidak ingin kehilangan Lucas dan Rian. Aku tak ingin memilih.

[Gak perlu minta maaf. Pertunangan kita juga batal.] Jawabnya setelah keheningan dalam ponsel kami. Ia tak peduli jika hatiku dicuri orang lain.

"Baik-baik ya disana. Night!" Ucapku untuk mengakhiri panggilan.

[Suatu saat aku tetap berjuang.] Ucapannya membuatku merasa bersalah, tetapi aku senang mendengarnya.

...

Three SecondsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang