2 tahun 10 bulan kemudian
Lucas tak pernah lagi menghubungiku 2 tahun setelah aku mengaku jika ada orang lain di hatiku.
Tentu ada rasa kecewa karena aku menantikan perjuangannya saat itu. Terakhir kali ia mengatakan jika ia akan berjuang. Mungkin aku terlalu percaya diri jika berfikir ia akan memperjuangkanku, mungkin saja ia memperjuangkan hal lain.
Namun, tak apa. Aku hanya memiliki Rian dan Rian hanya memilikiku. Kami tak pernah bertengkar, tetapi ia selalu menuruti kemauanku meski tak pernah menyebarkan rayuan manisnya. Aku ingin menjadi orang baik yang konsisten pada satu orang. Terlalu melelahkan jika memiliki dua orang dalam satu hati, aku sudah lelah melalui hal itu.
"Sayang, kamu mau makan apa?" Ia bertanya padaku saat kami menghampiri apartemen Rian.
"Minum aja, cukup." Balasku.
Aku tidak menyangka jika hubunganku dan Rian akan berjalan seserius ini. Ia baru saja membeli apartemen ini agar kami bisa menempati tempat ini setelah kami menikah, sehingga kami tidak perlu tinggal di rumahku. Setahun yang lalu kami bertukar cincin di hadapan keluarga kami. Aku tahu jika ibu Rian tidak menyetujui hubungan kami karena Rian harus berpisah dengan Sakura demi diriku yang sederhana. Namun, berkat persahabatan orang tua kami dan kebaikan ayah Rian, hubungan kami dapat berjalan. Lucas sudah tahu jika kami sudah bertukar cincin.
"Besok Lisa mau datang." Rian memberikan kabar yang memecahkan lamunanku.
"Oh ya?" Tanyaku seakan tak percaya.
"Sebenarnya dia mau buat kejutan untuk kamu tetapi aku bocorin." Balas Rian dan aku membalasnya dengan senyuman. Lisa akan marah jika melihat sikap kakak kandungnya.
"Besok keluarga kita juga kumpul di rumahku, kebetulan mama mau tinggal di Indonesia lagi jadi akan banyak yang datang ke rumah." Rian bercerita lagi.
Rian pun memberikan secangkir kopi buatannya dan kue bolu yang kami buat kemarin. Ia selalu memberikan makanan yang melebihi porsiku meski aku tak lapar. Aku mengambil sepotong kue itu dan menyuapinya.
"Kebanyakan!" Aku mengeluh.
"Sengaja, biar kamu suapin aku." Ia semakin manja.
"Kamu pernah punya mimpi mau dilamar dimana?" Tanya Rian.
Aneh, pertanyaan itu tak membuatku berdebar. Aku juga tak ingin menjawab pertanyaan itu meski aku sudah tahu jawabannya.
"Rin?"
"Belum pernah banyangin." Balasku dengan kebohongan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Three Seconds
Novela JuvenilJika cinta bisa muncul setiap 3 detik, mungkinkah cinta itu akan bertahan?