Hari ini sudah lebih tenang dari hari hari yang lalu, yaitu hari dimana Ara merasa terancam akan keberadaannya.
"Bang lu ngalah dong! Kan gue juga pengen jalan bareng ka Ara!"
"Apaansi Yan kan yang punya rencana juga gue jadi ya gue dong yang jalan sama Ara!"Ara yang melihatnya kembali menghela nafas. Sampai kapan dia harus terus diperebutkan seperti ini.
Ditengah keributan mereka berdua, Ara melihat papanya yang baru saja bangun tidur dan dengan secepat kilat menarik papanya.
"Ayo pa kita pergi ke Carrefour, aku cape mendengar mereka berdua terus terusan memperebutkan aku"
Papa yang masih dalam keadaan setengah sadar itu langsung naik mobil di belakang bersama putrinya.
Setelah sampai ternyata papanya malah tidur.
"Pah, ayo bangun.. Ara mau belanja paa"
HoaammmDisaat itu pula Bryan terkejut karena dia terbangun di sebrang supermarket.
"Loh Ra, papa ko ada disini?"
"Hehe, aku yang ngajak papa soalnya tadi aku mau ke supermarket aja debat nya lama banget jadi aku tarik papa kesini""Kamu tuh ya, kalo 2 anak itu kebingungan nyari kamu gimana?"
"Gaakan ko pah, tenang aja. Ayo kesana pah, Ara mau belanja persediaan bulanan di rumah"Tanpa memperdulikan bajunya yang hanya memakai celana pendek selutut dan kaos biasa Bryan langsung pergi ke sebrang supermarket.
"Eh pah, bentar dompet Ara ketinggalan"
"Udah nanti biar papah aja yang nyuruh supir bawain dompet kamu"
"Udah pa gapapa, aku kesana ok"Ara langsung berlalu begitu saja tanpa menunggu papa nya membolehkannya atau tidak.
"Ara!!!!!!!"
Teriakan itu pas disaat ada mobil dalam jarak dekat akan menabrak Ara. Dan untungnya tuhan masih menghedaki doanya untuk tetap ada disini.
Bryan yang melihat putrinya hampir celaka langsung menghampirinya dan seseorang yang telah menolong Ara.
Ara yang terlalu shock dengan kejadian ini, membuat tubuhnya kaku dengan pandangan kosong.
Bryan langsung memeluk Ara. Merasa tidak ada balasan, Bryan menambah erat pelukan itu. Dia tidak mau Ara yang dulu ada lagi. Dia tidak mau kejadian itu terulang lagi.
"Baby girl, please talk to me" terdengar sangat lirih dimata sang penolong tadi.
Setalah mengucapkan itu Ara menangis dan memeluk papanya.
"Papa..."Setelah dirasa cukup tenang, ternyata Ara tertidur dalam pelukan Bryan. Aneh bukan? Ara memang seperti itu sejak kejadian beberapa tahun silam.
"Oh iya, saya sangat berterimakasih karena kamu telah menolong anak saya"
"No problem sir"
"I'am Bryan, you?"
"I'am Devano Albert Greyson"
"Oh greyson company?, thanks Devano, tapi maaf saya harus buru buru pulang, nanti saya akan hubungi kamu lagi, saya sangat berterimakasih atas pertolongan kamu"
Setelah itu Bryan pergi meninggalkan Devano.
Devano terlihat sangat marah. Sangat sangat marah.
"Tolong cari orang yang hampir mencelakai gadisku. Plat nomornya R 9931. Aku mau berkasnya besok pagi!"Ya dia marah karena ada yang hampir mencelekai gadisnya.
Disisi lain Bryan yang sejak tadi tidak ingin melepaskan putrinya masih senantiasa memeluknya. Pikirannya menjelajah ke masa lalu.
"Bryan, can you take care of Ian and especially Ara"
"Lily kita pasti bisa melakukan itu bersama, semuanya akan baik baik saja"
"Tapi, aku takut tidak bisa bersama kalian lagi, aku mohon Bryan, you have to promise to me!"
"Huftt.. Kamu harus tahu, aku dan kamu pasti bisa menjaga anak kita, dan kamu akan tetap ada disamping aku Ian dan Ara selamanya"Lily tidak melanjutkan perbincangan ini dan memilih untuk memeluk suaminya.
"Lily, i'm sorry, ternyata aku belum bisa menjaga Ara, maafkan aku sayang"
Bryan mencium kepala sang anak.Setelah sampai di rumah, Bryan segera menggendong Ara dan membawanya ke kamar Ara.
"Pa, ka Ara kenapa?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hulla ehehe PAS aku dah selesai dan sekarang udah update ya!! Dan buat yang punya kritik dan saran boleh comment tapi dengan cara yang baik loh ya:). Apalagi kalo nge vote hehe. Tapi aku ga maksa buat vote ko :)