Leo berlari sambil menunjuk ke arah orang yang baru saja datang seakan berkata diam disana! Jangan bergerak! . Jangan lupakan orang orang berseragam hitam yang juga ikut berlari di belakangnya. Banyak orang yang melihat Leo tapi dia tidak memperdulikan semua itu. Ara hanya terkekeh melihatnya. Ian sudah memutar bolanya malas melihat orang itu.
"dasar perebut!"
"Kenapa Yan?" Ara seperti mendengar Ian berbicara.
Bryan menertawakan Ian."By..."
Leo langsung memeluk Ara.
"Sshhh aww kak..."
"Are you hurt? Omg i'm so sorry. Tell me, dimana lukanya?""makanya jangan dateng dateng meluk anak orang. Ga bisa liat apa. Kemana sih matanya!"
Ian ngomel ngomel tak jelas.
"Kakak, gapapa Yan. Ini kak punggung belakang aku. Jangan terlalu erat ya meluknya""Maaf by, kaka ga tau.. Kaka minta maaf"
"Sudah sudah, Ash bawakan kursi roda""No! Gaada protes untuk kali ini by. Cukup ikutin semua prosesnya okay?"
Ara sudah hampir protes sebenarnya. Tapi langsung dijawab. Dan akhirnya Ara mengangguk pasrah.Sekarang Ara dan Leo berada di rumah sakit. Sedangkan Bryan dan Ian sudah pulang ke rumah.
"wanna eat something baby girl?"
"pengenn, tapi nanti kakak bakal marah. Jadi gausah"
"Kali ini kakak ga akan marah, nanti kalo baby girl nya kakak nangis gimana??"Leo terkekeh melihat Ara yang terlihat sangat kesal.
"Kakaaakk. Aku bukan bayi!"
"Lihatlah siapa yang merengek sekarang"
Ara semakin kesal melihat Leo yang terus mengganggunya."Udah dong sayang, jadi mau makan apa? Mumpung kakak lagi baik nih mau beliin kamu apa aja"
"Aku mau Dev aja deh kak"Senyum Ara terbit. Ya! Ini semua hanya untuk balas dendam. Leo menatap tajam ke arah Ara. Sedangkan yang ditatap hanya tersenyum.
"By!! Yang bener dong, kamu mau makan apa??"
"Ara cuman mau Dev kak!"
"By, please..."
"No!! Ara mau Dev!"
"by..."
"Ara mau Dev, Ara mau Dev, Ara mau Dev!!"Sangat terlihat keadaan yang berbaik sekarang, Leo yang tadi mengganggu Ara sekarang terlihat muka masam dan lelahnya.
"Apa kakak tidak cukup by? By... Kakak di sini. Kakak sama kamu!! Tapi kenapa kamu malah pengen sama orang lain??? By...""Lihatlah siapa yang merengek sekarang"
Kata kata Leo yang tadi terucap sekarang diucapkan kembali oleh Ara dengan senyum mengejeknya.
"By..."
Ara sebenarnya sudah ingin tertawa. Tapi ia ingin melihat drama selanjutnya. Sedangkan Leo, dia sekarang frustasi. Kesal, ingin marah namun mana mungkin Leo memarahi adik kesayangannya."Apa kakak di sini ga cukup buat kamu by?" Pandangan yang tadi tajam kini sudah hilang berganti dengan pandangan yang menyedihkan.
"Kalau iya kenapa?"
"By.."
"Utuutututu kakak akuu... Sini sinii..."Leo masih cemberut tapi tetap mendekat ke samping Ara. Ara memegang wajah leo lalu di tolehkan ke kanan dan
Chup
Lalu ke samping kiri dan
Chup"sekarang kita satu sama ya kak" Ara tertawa. Meski tidak keras tapi ia sangat bahagia karena membuat kakaknya yang satu ini kesal.
"Ara pengen makan bento spesial 1 ya kak! Mmm terus beli bento spesial 4 juga ya!!"
"Emang bakal abis??"
"Pasti abis kak!!"Leo beralih menelfon bodyguardnya.
"Awas loh kalo ga diabisin makanannya!!""Kalo satu pasti abis ko kak, kan yang satu lagi kak Leo yang makan hihihi"
Leo keluar sebentar karena ada yang menelfon, jadi sudah pasti tidak mendengar perkataan Ara.15 menit berlalu, Leo baru saja datang dan membawa kresek berisikan makanan.
"Lama banget kak, Ara udah laper"
"Maaf by, tadi bodygurad kakanya lelet banget. Nanti kakak marahin dia"
"Eh..eh gausah biar Ara yang marahin dia besok kak"Ara tidak mungkin membiarkan bodyguard itu di marahi oleh Leo yang notabennya mempunyai amarah yang dapat meluap bagai gelombang tsunami.
"Kaka suapin kamu ya by, mau makan yang mana dulu?"
"Ara makan sendiri aja, kakak makan yang spesial 4 ya"
"Loh?! Kakak udah makan by"
"Gamau tau, Ara hari ini ga nerima penolakan!. Kalo kakak gamakan, Ara juga gaakan makan"Hfftt
Leo hanya bisa pasrah dan memakan bento itu. Daripada kesayangannya tidak makankan bisa gawat.Lihatlah badan Leo yang sekarang agak berubah, padahal hanya ditinggal 1 hari lebih. Badannya. Terlihat agak sedikit kurus ditambah matanya terlihat sayu.
"Ara ngantuk kak, kakak ga ngantuk?"
"Udah kamu tidur aja by, kakak nunggu kamu disini""Mmm.. Kak?"
"Iya kenapa by?"
"Tolong panggilin suster ya kak"
"Loh loh, mana yang sakit by? Bentar bentar biar kakak panggilin suster sama dokter ya"
Leo langsung berdiri, melihat ke arah Ara yang mungkin saja sedang merasakan sakit. Fikirannya sudah kalang kabut, dan langsung pergi begitu saja. Lalu gunanya remote yang ada di kasur Ara?.Dengan satu teriakan keras Leo membuat dokter dan suster terpogoh pogoh berlarian ke kamar Ara.
"CEPAT! CEPAT PERIKSA ADIKKU! KENAPA KALIAN DIAM SAJA!?"
"Bagaimana nona, apa ada yang sakit?"
"Mmm.. Maafin kakak saya ya dok, saya tadi hanya ingin meminta tambahan ranjang buat kamar ini. Kasian kakak saya belum tidur dari kemarin. Sekali lagi maaf ya dok"Senyum canggung menghiasi wajah Ara. Dokter dan suster pun terlihat lebih lega. Lega karena akan selamat dari amukan laki laki yang kini menatap tidak percaya ke arah Ara.
"Baik nona, saya akan siapkan. Jika perlu sesuatu lagi nona bisa menekan tombol remote yang di samping kasur. Kami pergi dulu nona"
"By... Kamu buat kakak hampir jantungan!"
"Kakak si, udah pergi gitu aja padahal aku baru aja mau ngejelasin!"
"Jangan kaya gitu lagi ya by? Kaka takut kehilangan lagi.."
"Maafin Ara ya kak, yaudah kakak tidur di kasur itu ya, biar Ara ga sendirian tidurnya"Leo beranjak ke kasur sebelah Ara. Menatap Ara dan menunggu kedua mata itu terlelap. Leo mulai menggenggan pelan tangan Ara dihiasi senyuman manis yang tidak banyak orang tahu.
"Kakak sayang kamu by, jangan tinggalin kakak lagi ya?"
Senyuman manis itu berubah menjadi dengkuran halus yang menandakan bahwa Leo sudah tertidur dan tidak lupa menggenggam tangan kecil di sampingnya.