2 | ErgaAlen✨ : Pertandingan Voli

674 74 9
                                    

•Erlangga Anggaraksa-Erga•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Erlangga Anggaraksa-Erga•

-Jungkook BTS-

❤💙💚💛💜

Riuh ramai terdengar dari lapangan voli indoor SMA Bagaskara. Wajah-wajah muda penuh keringat itu tengah beristirahat dan menyusun strategi untuk pertandingan selanjutnya. Pertandingan seru ini sudah berlangsung sejak pagi.

Hari ini adalah Hari ulang tahun SMA Bagaskara yang ke empat puluh tahun. Dan di antara acara-acara yang memeriahkan ulang tahun SMA ini, salah satu acara yang memeriahkan ulang tahun kali ini adalah adanya  pertandingan Voli antar sekolah tingkat SMA dan sederajatnya.

Semua sekolah sudah bertanding sengit dan menyisakan SMA Bangsa dan SMA Bagaskara. Pertandingan terakhir ini sangat seru karena sesama sekolah memiliki pemain-pemain yang handal dan sama-sama kuat.

Set satu dan dua di menangkan oleh SMA Bagaskara. Namun tak mau kalah SMA Bangsa berhasil merebut set tiga dan empat. Kedudukan skor seimbang dan tinggal satu set lagi untuk menentukan siapa yang akan menjuarai pertandingan tahun ini.

Walau minyak dan keringat membanjiri tubuhnya, Erga dengan senyum manisnya berlari menghampiri cewek bertopi dan bermasker itu dengan semangat empat lima.

"Alen!" orang yang dipanggil 'Alen' itu mendongak, yang tadinya fokus men-scroll instagram kini menatap cowok yang memanggilnya dan melepas maskernya. Cengiran cowok itu membuat Alen tersenyum kecil.

Lucu abis!

"Aduh tumben senyum, kesambet apa nih kamu?" komentar Anala membuat Alen cemberut. "Lo kata gue manusia apaan gak bisa senyum?"

Anara-kembaran Anala menyahut. "Lo mau tau? Lo itu bukan manusia! Lo itu kayak alien tau gak? Suka ngucilkan diri entah kemana, yang jelas udah kayak tikus yang abis nyuri makanan, suka ngilang."

Anara menggeser duduknya lebih dekat ke Alen. "Lo itu sejenis alien kutub. Udah suka ngilang, mana sikap lo kek es batu gini, gak pantes di bilang manusia normal," jelas ekspresi Alen membuat tawa Anara dan Anala pecah.

"Yang penting hidup aja gue udah sukur banget," jawab Alen ringan. Ingin rasanya menyubit bibir itu karena begitu luwes untuk membalas olokan mereka.

"Suka naik darah kalo ngomong sama lo Al." Anara menoel hidung Alen gemas. "Yaudah cabut yuk, gue nggak mau ganggu kalian berdua."

Anara lalu menarik paksa Anala yang sedang duduk anteng di sampingnya. "Bye Alen tercintah!"
Sedetik kemudian, sepasang cewek kembar itu meninggalkan Alen.

Kampret ditinggal sendiri...

Anara dan Anala, cewek kembar yang menjadi sahabat Alen saat masuk SMA. Muka mereka sama, alias kembar identik, dan mereka juga sama-sama menyebalkan. Contohnya barusan, mereka selalu mengejek Alen dengan Erga, yang pacaran lah, yang friend zone lah, yang ini, yang itu. Ya walaupun begitu, Alen sayang kepada Anara dan Anala.

Sebenernya ini gak penting sih...

Oke next.

Erga sampai menghampiri Alen. "Kenapa Upil Ipil ninggalin lo?"

Upil Ipil yang dimaksud adalah Anara dan Anala. Panggilan jahil Erga untuk mereka.  Alen hanya menggedikan bahunya acuh, bertanda dia tidak tahu kemana mereka pergi. Bodo amat.

Erga lalu duduk di sebelahnya, di bangku yang ditempati Anara tadi. Bangku penonton paling kanan bawah. Mereka duduk sangat dekat hingga Alen bisa merasakan keringat Erga yang mengenai lengannya saat tidak sengaja bersentuhan.

"Besok lusa gue pengen lo tepati janji lo ke gue, temenin gue ke pentas musik di taman kota nanti!"
Alen mendesah lelah ketika Erga membahas hal itu. Cewek itu lalu menatap mata Erga.

Erga sudah yakin pasti Alen akan menolak ajakannya. Tapi apa arti tatapan itu? Entah mungkin Alen terkesima pada kegantengannya.

Kepedean banget lo kadal Afrika...
Batin Erga mencemooh dirinya sendiri.

"Emang yakin menang? Yakin amat. Tapi menurut gue sih sekolah kita bakalan kalah deh, apa lagi lo yang main. Noob gitu."

Bukannya dukungan malah ucapan menjengkelkan keluar dari mulut cewek itu. Erga berdecak sebal. "Kasih dukungan kek, doa kek supaya gue menang, kenapa sih lo ngeselin banget jadi cewek? Itu mulut apa mulut?! Tajem banget, setajam silet!"

Kadang ucapan Alen sering tidak seperti yang di harapkan Erga selalu asal- ceplos. Erga sudah biasa hatinya sudah ia lapisi baja agar kebal dari omongan Alen.

"Makasih," ucap cewek itu tanpa beban. Erga cemberut. Alen memang kelewat tidak peduli padanya.

"huft, oke-oke tapi inget syaratnya!" Alen berkata seperti itu setelah melihat raut wajah Erga yang nampak kecewa. Yang walaupun Alen tau kalau ekspresi wajah Erga hanya dibuat-buat. Sangat terlihat jelas jika itu dibuat-buat sekali.

Alen pergi ke pentas musik? Jangankan pentas musik, ke kantin saja dia jarang. Sebenarnya Erga membujuk Alen, lebih tepatnya—memaksa Alen untuk berjanji bahwa malam minggu ini ia akan menemani cowok itu ke pentas musik. Dan yang harus di garis bawahi ; Alen tidak suka keramaian apalagi untuk hal yang tidak penting seperti itu.

Sudah berulang kali Alen menolak. Namun manik mata Erga selalu saja menaruh harapan lebih dan membuat Alen tidak tega dan terpaksa menerima permintaan Erga. Dengan syarat SMA Bagaskara harus memenangkan pertandingan hari ini.

Alen itu orangnya gak tegaan.

"Beneran ya jangan bohong!" mata Erga binar ketika Alen mengangguk dan tersenyum tipis. Erga berseru "YES!" sambil mengepalkan tangannya ke udara setelah Alen tersenyum tipis tadi. Suara Erga sangat nyaring karena terlalu senang, hingga perhatian sebagian orang menuju kepada mereka berdua.

Alen buru-buru memakai maskernya dan menunduk sambil merapatkan topinya. Mencoba biasa-biasa saja saat diperhatikan oleh sebagian orang yang seakan-akan menyerap energinya.

Alen melirik ke arah Erga dan meringis. "Dasar bar-bar!"

Cowok itu hanya menyengir kocak sambil menggaruk kepalanya yang Alen yakin tidak gatal sama sekali.
Alen lalu menyikut rusuk Erga seolah berkata 'Cepet sana pergi!'

Erga mengaduhkan rusuknya yang sakit karena disikut, mengacungkan jempol ke Alen tanda ia menuruti keinginan cewek itu, dan menuju lapangan untuk melanjutkan pertandingan yang satu menit lagi akan dimulai.

Dan di saat itu juga Alen tersenyum, sangat manis di balik maskernya. "Semangat Er."

Pelan mungkin hanya dirinya yang bisa mendengarnya. Pandangan Alen saat ini hanya bisa menangkap punggung Erga, dan langsung mengabadikan itu dengan kamera ponselnya.

Terasa sepi riuh ramainya suara banyak orang di sekitarnya seakan tidak terdengar. Serasa sepi sejak Erga pergi meninggalkannya. Sepi yang Alen rasakan dalam dirinya.

❤💙💚💛💜

Tsafita Zulfa
6 Desember 2018

ERGALEN [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang