Kedekatan kita hanya sandiwara sesaat.
Erga♪
❤💜💛💚💙
Memasuki pekarangan rumah keluarga Yunda yang luas, motor Dirga akhirnya pun berhenti tepat di depan pintu utama. Alen pun turun dan motor itu.
"Sini gue lepasin..." dan sebelum Alen ingin mengelak perlakuan Dirga, Dirga malah sudah berhasil melepas helmnya. Mendapat perlakuan itu, pipi Alen memanas. Ia sungguh malu.
"Astaga Alen, pipi lo kayak kepiting rebus..." cowok itu tertawa kecil karenanya. Sedangkan Alen hanya bisa tertunduk malu. Sungguh malu, kenapa rona wajahnya muncul karena hal-hal konyol seperti itu pikir Alen kesal sendiri.
"Alenia, udah pulang...loh gak Erga lagi yang ngater kamu pulang?" suara lembut Alya terdengar dari ambang pintu. "Sini, masuk dulu." Alya tersenyum ramah kepada Dirga.
"Ayo masuk, kamu pasti haus banget karena nganterin gue pulang," tawar Alen. Dirga tersenyum tidak menolak ajakan tersebut, tidak ingin dusta jika dirinya haus, dan yaaa itung-itung dirinya bisa lebih dekat dengan Alen dan ibunya.
"Lo kenapa Al kok keliatan murung gitu?" tanya Dirga saat mereka kini tengah melepas sepatu dan kaos kaki dan menggantinya dengan sandal rumah.
"Ah gue gak papa Dir..." ucap Alen sambil mengambil satu sandal rumah ukuran besar milik Arka. "Coba pake, cukup gak?" di pakainya sandal itu, terasa pas dan nyaman di kakinya. "Pas kok."
"Alen pulang!" seru cewek itu ketika memasuki rumah. Sedangkan Dirga mengekor di belakang Alen. "Sini-sini duduk dulu Dir."
Lalu munculah Alya dengan segelas minuman soda dan beberapa cemilan yang tertata rapi di nampannya. "Ayo diminum nak," dan Alya pun duduk dihadapan Dirga. Dirga pun meminum minuma soda itu dengan riang.
"Ma, Dir, Alen naruh tas dulu dikamar," kedua orang itu mengangguk mengiyakan kepergian Alen ke kamarnya.
"Kamu temen sekelasnya Alen?"
"Iya tante."
"Tumben bukan Erga yang nganter Alen pulang. Oiya, nama kamu siapa nak? Pacarnya Alen ya?"
"Nama saya Dirga tante. Eh saya sama Alen, em..."Dirga menggaruk tengkuknya, bingung mau mengatakan apa. Dalam hati ia meng-aminkan ucapan Alya yang selalu ia harapkan dari seorang Alen.
"Mah, dia bukan cowoknya Alen," sergah Alen sambil menuruni tangga dengan cepat.
"Pelan-pelan Alen..." ujar Alya memperingati anaknya.
"Mama tau? Dia ini anaknya Pak Haris, dan dia juga dulunya temen Alen pas masih di panti," kata cewek itu riang kepada sang mama. Alya yang mendengar penjelasan itu nampak sedikit terkejut lalu tertawa.
"Maaf sebelumnya ya, tante gak tau sebelumnya jika kamu 'Dirga' anaknya Haris. Dan, sebelumnya kita juga gak pernah ketemuan bukan? Tante hanya sekilas mendengarkan tuturan Haris jika ia mempunyai anak laki-laki bernama Dirga yang seumuran dengan Alenia."
"Iya gak papa kok tante," jawab Dirga singkat. Untuk hal ini, Dirga memakluminya karena apa yang dikatakan Alya memang ada benarnya.
"Hm...jadi ceritanya bukan pacarnya Alen nih?" celetuk Arka yang sedang membuat susu dari dapur. Alen yang mendengar celetukan itu lantas langsung cemberut. "Apasih abang ini, di godain mulu adeknya."
"Jadi yang bener, ceritanya kalian bakalan jadi saudara nantinya." Alya tersenyum. "Gak sabar bakalan dipanggil mama sama Dirga," sambung Alya disertai tawa ringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERGALEN [END✔]
Teen FictionIni hanyalah kisah klise, tentang persahabatan cewek dan cowok yang mengundang segala warna di antara keduanya. Kisah dua orang sahabat yang memendam rasa, tetapi tidak berani mengambil kesempatan. Ini tentang Erga dan Alen, hingga semuanya terasa b...