Kita tidak tahu, jika ternyata kita sudah masuk perangkap pesekongkolan ini.
Erga♪
❤💜💛💚💙
Setelah membaca dan meminjam beberapa buku, cewek berponi itu berjalan menuju taman belakang sekolah yang tidak terlalu ramai dikunjungi, bahkan bisa dibilang sepi.
Semenjak ada taman baru yang berada di samping sekolah tentunya lebih cantik dan tempatnya yang memang mendukung karena berdekatan dengan kantin dan rumah kaca, membuat siswa-siswi disana beralih menuju taman baru itu.
Taman belakang sangatlah asri, banyak pohon-pohon besar tumbuh di taman ini, hingga membuat tempat ini sedikit redup cahaya karena pohon-pohon rindang hanya mengizinkan cahaya matahari untuk menembus dari celah-celah pepohonan itu.
Alen duduk di salah satu bangku favoritnya. Membaca buku pelajaran di perpustakaan membuatnya sedikit jenuh dan lelah, hingga ia pun memutuskan untuk membaca novelnya di taman belakang sekolah. Selain refresing dengan membaca novel yang memang kesenangannya, ia juga bisa menyuci mata dengan adanya tempat cantik ini.
Sebuah tangan mengelus kepalanya dengan lembut. Cewek itu sedikit terkejut dan mendongak, yang tadinya fokus membaca kini menatap seseorang di hadapaanya dengan perasaan yang sedikit lega, menutup bukunya dan menggenggam tangan yang masih setia berada di atas kepalanya.
"Udah gue tebak lo ada di sini," sebuah senyuman itu terbit ketika tangan Alen menggenggam tangan cowok itu. Rasa rindu itu terbayar melihat cowok itu kembali mengajaknya mengobrol. Gengsi yang tinggi membuat dirinya harus menahan rindu yang menyiksa diri.
"Ada apa lo kesini Er?" cewek itu tersenyum lebar tidak seperti biasanya, melupakan sifatnya yang selama ini ketus dan sinis. Erga lalu duduk di samping Alen.
"Lo udah tau tentang ini?" Erga melepas genggaman Alen ditangannya dan mengambil sesuatu yang berada di saku bajunya. Memberikan sebuah undangan kecil kepadanya.
Alen mengkerutkan dahinya bingung, dan Erga peka, jika Alen tidak mengerti akan surat undangan kecil itu.
"Ultah Dirga," ucap Alen membaca isi undangan itu.
"Kata Dirga, lo nanti yang bakalan jadi pasangannya. Wah, gak nyangka gue kalian bakalan sedeket ini." Erga tertawa kecil menatap Alen lekat. Alen hanya tersenyum kaku mendengar hal itu.
"Apa bener gue jadi pasangannya? Ah mungkin dia cuma bercanda," elaknya sambil mengibaskan tangannya. Dalam hati ia kesal, kenapa Dirga memutuskan tanpa kehendaknya? Erga hanya diam. "Ini kira-kira acaranya selesai jam berapa?" tanya Alen mengalihkan topik yang mulai menegang.
"Entahlah, disitu gak tertera selesai jam berapa?" tanya Erga balik, Alen hanya menggeleng sebagai jawabannya.
"Lo bisa tanya Dirga langsung tentang selesainya acara itu. Lo kan deket sama dia tuh," lanjut Erga. "Gue balik yah ke kelas."
"Ngapain? Bukannya setelah istirahat ini kita juga jamkos?" tanya Alen. Ia sangat berharap Erga peka akan ucapannya tadi.
Ia hanya ingin cowok itu disisinya, itu saja.
Memang kelas mereka setelah ini ada jamkos karena guru yang mengajar mereka sedang sakit, dan kabar itu sudah mereka dengar ketika guru BK yang mengisi jam konseling di pagi hari memberi tahu kabar itu.
"Gue ada rencana, yaaa...sama Aliska nanti." Erga lalu bangkit dari duduknya. "Gue pengen ngajak dia ke ultah Dirga, di undangan Dirga kan tertera tuh disuruh bawa pasangan, dan gue berencana jadiin Aliska jadi pasangan gue." Erga tersenyum malu. "Akhir-akhir ini gue sering banget ngabisin waktu bareng dia. Lo tau Al apa yang gue rasain sekarang..." Erga menangkup pipi cewek itu dengan perasaan bahagia.
"Gue yakin kalo gue jatuh cinta!"
Alen terperangah mendengar itu. Apa Erga berkata jujur kepadanya? Ia berharap itu hanya mimpi. Alen menghapus senyumannya yang terukir indah.
"Al, gue kayanya jatuh cinta sama dia!"
❤💜💛💚💙
Dirga mengepalkan tangannya melihat Erga menghampiri Alen di taman belakang. Dari rooftop terlihat jelas interaksi yang mereka lakukan, tingkah mereka layaknya seorang kekasih hingga menimbulkan kecemburuan tersendiri baginya.
"Lo mau ikuti permainan gue? Disini kita sama-sama untung." Dirga membalikan badan dan menjauh dari pagar pembatas. Sudah ada cewek itu sedari tadi yang membicarakan rencana mereka dengan tatapan serius.
"Gue dapet Alen, lo dapet Erga. Kita bisa bebas dari perjodohan bodoh ini." Dirga berkata lagi. Cewek itu lalu mengeluarkan rokok dari saku roknya dan melempar benda itu ke Dirga. Dengan sigap, Dirga mengambil benda itu dan tertawa puas.
"Lo bisa percaya gue Dirga. Rencana kita bakalan berhasil. Satu yang harus lo waspadai, antek-antek papa lo," cewek itu menyalakan korek api yang berada di atas meja dan mendekatkan korek yang menyala itu ke ujung rokok Dirga yang sudah berada di bibir cowok itu.
"Masalah itu gue bakalan urus," cowok itu menghisap kuat rokok keduanya yang sudah tersumat dan menghembuskan asapnya kembali.
"Kita deal kan Aliska?"
"Deal Dirga."
Dan rencana dua sejoli yang menolak perjodohan kedua orang tua mereka itu akan mereka lakukan besok lusa.
Aliska dan Dirga besekongkol, mengubah semua alur cerita yang orang tua mereka buat.
❤💜💛💚💙
Tsafita Zulfa
23 Oktober 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
ERGALEN [END✔]
Novela JuvenilIni hanyalah kisah klise, tentang persahabatan cewek dan cowok yang mengundang segala warna di antara keduanya. Kisah dua orang sahabat yang memendam rasa, tetapi tidak berani mengambil kesempatan. Ini tentang Erga dan Alen, hingga semuanya terasa b...