Mari kita lihat nanti siapa yang mendapat keberuntungan untuk menang!
Dirga♪
❤💜💛💚💙
Semakin hari buku bacaanya menumpuk tinggi. Berminggu-minggu ia lewati hari dengan buku, buku, dan buku. Ujian kelulusan semakin dekat, begitu pula dengan rencana pernikahan Alya dan Haris. Kabar itu terngiang-ngiang di pikiran Alya. Setelah diberi tahu oleh Arka rencana pernikahan mereka yang akan dilaksanakan dua minggu lagi, Alen langsung saja terkejut atas rencana itu. Dua minggu? Itu waktu yang singkat untuk sebuah acara pernikahan bukan?
Namun apa pun itu, kapan pun waktunya, Alen tetap akan bahagia atas niatan baik Haris kepada Mamanya–Alya.
Dan dua minggu setelah pernikahan itu, ujian akhir sekolah akan dimulai, ah sepertinya ia harus mempersiapkan segalanya.
Di perpustakaan, di tempat favoritnya ia menghabiskan waktu disana. Membaca ulang buku Bahasa Indonesia kelas X dan XI yang nantinya akan keluar dalam ujian.
Ruangan itu hening seperti biasa, namun fikiran Alen saja yang membuat isi kepalanya menjadi terasa ribet. Entah kenapa, apa karena ia tegang ujian akan mendekat? Mungkin karena hal itu.
Alen kembali merenung. Biasanya satu minggu sebelum ujian, pasti ada tamu dadakan yang mengujunginya setiap hari. Yang niatnya mau belajar malah asyik mengobrol bahkan malah bermain-main tidak karuan. Siapa lagi kalau bukan Erga.
Erga...
Nama cowok itu terngiang begitu saja. Cowok yang akhir-akhir ini tidak berbicara kepadanya. Cowok yang sepertinya juga sibuk dengan dunianya sendiri, sibuk dengan teman barunya yang sepemikiran dengannya. Siapa lagi jika bukan Aliska.
Ya, Aliska.
Apa ia sudah tergantikan?
Terakhir kali ia berbicara dengan Erga ketika cowok itu datang kerumahnya karena permintaan tolongnya kepada Alen untuk belajar mengenai beberapa materi fisika yang dikeluarkan dalam ulangan harian lalu. Setelah itu, cowok itu benar-benar tidak pernah bermain atau pun berkunjung ke kediaman Yunda.
Entah mengapa, Alen nampak sedih karena itu. Apakah ia merindukan sosok cowok itu?
"Akh... dasar labil lo Al!" gerutunya pada dirinya sendiri. "Gue bener-bener kangen sama dia," semoga saja keberuntungan akan berpihak kepada Alen, setidaknya cewek itu berharap, Erga akan mengajaknya kembali mengobrol seperti dulu.
Alen menggelengkan kepalanya kecil, berusaha menghapus pikirannya yang sudah buyar, dan kembali fokus membaca bukunya.
❤💙💚💛💜
Sementara Alen sibuk dengan buku dan pikirannya, disisi lain, Erga kini tengah berkumpul bersama sohib-sohibnya di pojokan kelas mereka, tepatnya di dekat jendela. Mereka tengah mendiskusikan suatu hal mengenai pelajaran IPA Biologi, mengenai duluan mana, ayam dulu apa telur dulu yang ada di dunia ini?
"Ayam..."
"Telur Bara."
"Ayam Rann."
"Teman-teman!" seruan itu menghentikan aktifitas debat mereka. Dahi mereka mengkerut. Ada perlu apa sampai Dirga menyapa mereka?
"Ada perlu apa sampai manggil kita?" tanya Rann setelah terdiam cukup lama.
Dirga tersenyum kecil dan memberikan sebuah kartu alamat club. "Gue mau kalian datang ke acara ulang taun gue yang ke tujuh belas. Acaranya besok lusa, dimulai jam delapan malam," jelas Dirga lalu memberi jeda,"acara di club deket sini, kalian pasti tau."
Melihat Erga dan sahabatnya yang lainnya memandang tanpa komentar, Dirga kikuk sendiri. "Ada apa kalian kok liatin gue kayak gitu?
"Masih gak nyangka aja, lo yang kesehariaanya bergaul sama Alen dan gak pernah ngobrol dengan kita tetep ngasih undangan, masih ingat kita aja lo." Raga menimpali, terkesan menyindir sosok Dirga. Dirga hanya memasang wajah tidak pedulinya.
"Alen bakalan jadi pasangan gue nanti dipesta, jadi kalian juga harus bawa pasangan kalian ke acara gue, okey?" cowok itu pun bergegas pergi tanpa melihat ke arah lima orang itu, seakan cuek dan menyindir Erga supaya tidak mendekati Alen. Seakan mengkalim jika Alen miliknya.
Ya, milik Dirga.
"Er, lo bakalan ajak Aliska kan?" tanya Rann memastikan setelah mendengar hal yang menjengkelkan dari Dirga tadi.
"Buktiin ke dia, kalo lo bisa sama cewek selain Alen ke dia," air muka Erga tidak enak untuk dipandang. Wajah cowok humoris itu menggambarkan kebencian yang teramat dalam ke Dirga.
"Cih, mancing amarah gue pake bawa-bawa cewek, norak!" Erga tersenyum miring dan menyenggol lengan Bara.
"Tunjukin pasangan kita nanti, jangan sampe kalah sama anak papa bro," mereka lalu tertawa mengejek, dan melanjutkan diskusi mereka yang tertunda.
Dirga yang menguping pembicaraan mereka di tembok dekat jendela luar itu hanya tersenyum miring. Dari luar pembicaraan mereka terdengar jelas.
"Bakalan gue rebut apa-apa yang terpendam di hati lo Er." Dirga pergi dari tempat itu dan berjalan menuju rooftop yang biasanya menjadi tempat sepi yang tidak memiliki pengawasan, memanjakan dirinya sejenak dengan merokok.
"Rencana besar dimulai," kaki cowok itu menapaki anak tangga dengan santai. "Keberuntungan akan datang menghampiri Daren Agran Dirgantara," ucapnya pada diri sendiri dengan penuh kepuasan. Rencana Dirga sepertinya sudah matang untuk segera di tunjukan.
❤💙💚💛💜
Tsafita Zulfa
22 Oktober 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
ERGALEN [END✔]
Roman pour AdolescentsIni hanyalah kisah klise, tentang persahabatan cewek dan cowok yang mengundang segala warna di antara keduanya. Kisah dua orang sahabat yang memendam rasa, tetapi tidak berani mengambil kesempatan. Ini tentang Erga dan Alen, hingga semuanya terasa b...