5 | ErgaAlen✨ : Anak Baru

306 52 6
                                    

Tanpa aku sadari, kehadirannya menghancurkan kita.

Alen♪

❤💙💚💛💜

"Diajaknya aku kesana, makan daging anjing dengan sayur kol!" nyanyi Sean diiringi tabuhan galon ibu kantin yang dipukul oleh Rann. Tak luput juga Erga yang menjadi back sound Sean.

"Ici kiwir...Ho'a Ho'e..."

"Sayur koool..sayur koool, makan daging anjing dengan sayur koool, yeahhhhh...."

Mereka sekarang menjadi pusat perhatian semua murid Bagaskara. Berada di koridor dan tepat pada jam istirahat berlangsung, membuat banyak pasang mata memandangi ketiga cowok ganteng itu. Bahkan beberapa siswi yang berniat ke kantin atau pun ke toilet kini membatalkan niatnya dan lebih memilih melihat aksi ketiga cowok itu.

Bara dan Raga menghampiri ketiga sohibnya. Dengan tangan yang menggenggam sebungkus snack dan roti, suah dipastikan mereka sehabis dari kantin.

"Lo cepet balikin galonnya Bu Inge, dicariin noh kesian. Mau lo kena gampar?" ucap Bara menegur Rann. Rann bergidik ngeri membayangkan Bu Inge yang marah-marah, pasti sangat menyeramkan.

Bu Inge sudah terkenal karena ke galakannya. Bagaimana tidak, pernah suatu hari Rann protes karena es tehnya tidak kunjung di antarkan kemejanya. Bu Inge dengan logat bataknya itu berteriak, "KALAU KAU BANYAK PROTES, SANA BELI KE KANTIN LAINNYA, KU GORENG SATU-SATU TAU RASA KALIAN!!!" Dan ucapan itu berlaku untuk semua siswa. Namun anehnya, kantin Bu Inge selalu saja ramai, memang sih makanan Bu Inge enaknya TOP!

Oke ini gak penting.

"Eh iya deh, ni gue balikin." Rann langsung mengacir ke arah kantin dengan membawa galon Bu Inge dengan terbirit-terbirit.

"Kalian pada gak makan?" tanya Bara kepada Erga dan Sean.

"Udah-udah kok tadi, cuma kalo lo mau beliin makan buat kita, ya gak papa, yakan Yan?" Sean mengangguk mantap dan tersenyum. "Ide baguskan Bar?"

Bara menggeleng tegas. "Yang ada tekor gue kalo beliin kalian bedua makan, berasa kayak ngasih makan sapi, berkarung-karung aja masih kurang!"

"Lu kata mereka sapi?" kata Raga, setelah menyimak. "Mereka bedua mah bukan sapi lagi, tapi lebih tepatnya udah kayak kepala sekolah di Upin Upin."

"GARING ANJING!"

Bara, Sean, dan Erga yang mengatakan itu langsung saja tertawa, ending-nya sih memang garing ucapan Raga, namum ekspresinya itu membuat mereka tertawa. Bagaimana tidak, mukanya sudah tidak tau bentuknya.

Hingga tawa mereka pun terhenti ketika seorang cowok menepuk bahu Bara, mengalihkan perhatian keempat cowok itu.

"Permisi, kelas XII IPA B dimana ya?"

"Lo anak baru?"

❤💙💚💛💜

"Perkenalkan nama gue Daren Agran Dirgantara, sering dipanggil Dirga. Gue dulu bersekolah di SMA Bangsa, dan salam kenal. Semoga kalian bisa nerima kehadiran gue di kelas dan di sekolah ini."

Cowok bernama pendek 'Dirga' itu tersenyum kearah teman-teman barunya. Senyum yang sehangat matahari. Beberapa cewek dikelas itu memekik dan menjerit ketika mendapatkan lambaian kecil dari cowok itu.

"Anjir! Kegantengan kita bisa tersaingi! Gila!" kata Rann kepada sohib-sohibnya itu. Sean yang duduk sebangku dengan Rann hanya memasang raut wajah kesal. Bisa-bisa cewek-cewek di sekolah ini kabur darinya dan lari ke Dirga. Mau di taruh mana ke-player-annya yang selama ini selalu menghiasi gosip tentangnya, jika cewek-cewek melirik ke Dirga?

Bara dan Raga yang duduk di depan Sean dan Rann hanya menyikapinya dengan tenang. Toh mereka tidak merasa terganggu oleh kedatangan Dirga. Erga dan Alen yang duduk dibelakang Rann dan Sean hanya tertawa kecil.

"Alen, menurut kamu, si Dirga ganteng gak?" kata Anala setelah Alen membalikan badannya.

"Mm, dimana-mana cowok tuh ganteng, gak ada cowok cantik. Lo kira waria or Lucita Luna?"

"Ihhh seriusss..." kini Anara yang berbicara.

"Ganteng kok," jawab Alen singkat sambil membalikkan badannya.

Cowok itu tinggi, rambut yang sedikit acak-acakan. Cowok itu memiliki aura yang kuat. Aura yang membuat pasang mata siapapun menoleh kearahnya, termasuk Alen, tipikal orang yang masa bodoh terhadap sekitarnya.

Ternyata dia yang nabrak gue dipentas musik kemarin?
batin Alen sedikit tergelak.

"Harap tenang anak-anak. Baik, kamu bisa duduk dengan Rio disana," kata Bu Nuke selaku wali kelas mereka. Bu Nuke lalu menunjuk bangku kosong yang dimaksud.

"Bu saya boleh minta sesuatu?" guru paruh baya itu menaikan alisnya, menunggu Dirga melanjutkan ucapannya.

"Saya pengen duduk sama cewek itu bu, sama Alenia."

Dan semua orang menoleh ke arah Alen dengan tanda tanya besar. Ada hubungan apa Dirga dengan Alen?

❤💙💚💛💜

Tsafita Zulfa
19 Desember 2018

ERGALEN [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang