Perjuangaku sudah berakhir, tetapi perasaan ini terus saja menyerang hati.
Alen♪
❤💜💛💚💙
Air mata cewek itu kembali menetes untuk kesekian kalinya. Berada di ruangan itu membuatnya kembali sesak. Lukisan, sketsa-sketsa berisikan Erga membuat hati Alen teremas kuat. Pedih, sesak, dunia Alen hancur, seperti cinta Rachel yang bertepuk sebelah tangan karena Farel menyukai Luna dalam film Heart kesukaannya.
Alen sudah lama menyadari hatinya hanya tertujukan kepada Erga. Alen jatuh cinta kepada Erga setelah cowok itu memberikan sketchbook miliknya yang tertinggal di bangku koridor SMP mereka dulu. Alen teramat senang ketika mendapatkan barang berharganya kembali. Ucapan "Terima kasih" yang Alen ucapan kepada Erga pada saat menerima bukunya, Itu adalah awal kunci Alen mengenal Erga. Hingga tak lama kejadian bola voli yang mengenai kepalanya karena ulah Erga membuatnya harus di hadapkan lagi oleh cowok itu. Itu adalah ... awal persahabatan mereka yang sesungguhnya.
Selama lima tahun hati itu tersangkut kepada Erga. Selama itu juga Alen mengubah sifatnya menjadi cuek, melawan gejolak rasa yang kian lama semakin membesar, berharap Erga akan menjauh darinya karena sifatnya, namun nyatanya itu tidak mengubah apa-apa dari mereka.
Alen jatuh sejatuh-jatuhnya dalam dunia Erga.
Erga, pada saat ia pertama kali mengenalnya, Erga tidak setampan sekarang. Wajah kusam dan berminyaknya sudah terganti dengan wajah berseri yang terawat. Rambutnya selalu terpotong rapi selayaknya remaja pada umumnya, yang menambah nilai wajah itu. Juga badan yang tegap berisi, sama sekali berbeda jauh dengan Erga yang dulunya sedikit kurus.
Namun bukan fisik saja yang membuat pandangan Alen terhadap Erga yang tiba-tiba menjadi cowok yang paling tampan yang ia kenali, tetapi juga sifat dan hatinya yang terbuka dan baik, semua orang suka kepadanya. Setelah melakukan scanning terhadap Erga, Alen bisa mengerti cowok itu. Ia membuka pertahanan dirinya dan membiarikan Erga mengisi dunianya, mewarnai harinya, mengubah detik demi detik yang monoton, memporak-porandakan dan memberikan kejutan-kejutan baru di hatinya hingga dunia Alen mengambang hingga setinggi bintang dilangit.
Hingga hari ini terjadi, Erga berhasil menjatuhkannya kembali ketanah, tanpa ia sadari, ia mengizinkan Alen untuk menangisi dirinya karena telah menyukai orang lain.
Orang lain.
Kedekatannya dengan Dirga, sudah membuktikan jika Erga tidak memiliki perasaan lebih terhadapnya. Ketika ia dekat dengan Dirga, cowok itu hanya menunjukan sikap biasanya, seakan itu bukanlah permasalahan yang di alami oleh orang-orang yang memendam rasa. Itu sudah cukup membuktikan, Erga tidak memiliki perasaan lebih bukan?
Hingga ketika cowok itu menyukai cewek lain, Alen membuka matanya, terjebak dalam lingkup permainannya sendiri. Yang awalnya hanya memanfaatkan Dirga hanya untuk membuktikan Erga menyukainya apa tidak, kini malah ia yang menyesal karena tindakannya yang sia-sia.
Sia-sia, selama ini apa yang gue lakukan? Bodoh!
Erga menyukai seseorang, Erga jatuh cinta dengan seseorang, tak lama lagi, Erga akan menyatakan cintanya itu, Alen baru sadar ia tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya. Dengan kata lain, Alen sangat yakin sebelumnya jika dunia Erga hanya untuknya. Hanya untuknya, bukan orang lain. Sekarang dunia Erga tidak berisikan tentang dirinya saja, tetapi juga ada orang lain yang ia cintai.
Kaki jenjang itu bergerak melangkah mendekati salah satu lukisan favoritnya yang membuatnya semakin mengepalkan tangannya, lukisan itu menunjukan momen ketika Erga bersorak senang ketika bola voli serangannya mengalahkan musuhnya, momen itu berkisar satu tahun yang lalu.
"Harusnya gue gak berharap sama lo dari awal," ucap cewek itu berbicara kepada Erga dalam lukisan itu seakan bisa mendengarkannya. Alen memejamkan matanya kuat. Jantungnya berdetak kencang, paru-parunya seakan lupa caranya untuk bernafas karena isakan mendorong Alen untuk menahan nafas supaya suara itu tidak memenuhi ruangan ini, mungkin tidak lama jantungnya tidak lama akan berhenti berdetak karena sesak menghujamnya, memuaskan semua rasa sakit hatinya.
Sebuah tangan hangat menariknya dari posisi itu, menatap wajah adiknya yang malang. "Tarik nafas Alenia, tarik nafas ... buka mata lo."
Setelah cewek itu menuruti ucapan kakaknya, setelah cowok itu mengulang-ulang ucapannya, Arka langsung saja memeluk Alen dengan khawatirnya. Tangisan Alen pecah memenuhi ruangan itu.
"Semua sudah berakhir..." rancau Alen. Arka mengeratkan pelukannya, menguatkan adiknya yang kini begitu lemah.
"Setiap malam gue berdoa, berdoa untuk dia yang gue cintai, berdoa untuk dia yang gue sayangi, dan dia adalah orang yang gak bisa gue miliki!" ucapan itu merenyuhkan hati. Alen masih setia menangis. Hingga ucapan Arka membuatnya menghentikan tangisannya dan terbungkam seribu bahasa.
"Banyak orang yang merasa kehilangan, padahal tidak pernah memiliki sama sekali. Sadar Al!"
❤💙💚💛💜
Tsafita Zulfa
26 Oktober 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
ERGALEN [END✔]
Teen FictionIni hanyalah kisah klise, tentang persahabatan cewek dan cowok yang mengundang segala warna di antara keduanya. Kisah dua orang sahabat yang memendam rasa, tetapi tidak berani mengambil kesempatan. Ini tentang Erga dan Alen, hingga semuanya terasa b...