•Alen dan Dirga•
❤💜💛💚💙
"Baru sehari, dan nama Aliska udah di kenal semua orang!" seru Anara kepada kedua sahabatnya yang asik membaca buku ditangan mereka."Ssstttttt," dan suara desisan penjaga perpustakaan–Bu Iin terdengar, mengisyaratkan kepada Anara untuk tetap tenang dan tidak berbuat ribut. Sedangkan yang dimaksud memperlihatkan wajah tidak berdosanya sama sekali.
"Emang iya?" tanya Alen dengan berbisik, masih menatap jejeran kalimat di bukunya. "Gue gak denger apa-ap—"
"Lo nolep, taunya cuma dikelas mulu. Gue sih dapet gosip-gosip tadi pas nguping pembicaraannya anak-anak di kantin sih..." potong Anara dengan volume suara yang tidak kalah kecil. Anara kembali terdiam setelah itu. Sedangkan setelah mendapatkan jawabannya, Anala terlihat nampak berfikir.
"Lo mikirin apaan?" Anara bertanya pada Anala yang sudah menutup bukunya dan mengetuk-ngetuk bibirnya tanda ia sedang berfikir.
"Kenapa Aliska bisa sepoluler itu? Karena cantik? Cantikan juga aku..."
"Kalo lo cantik, berarti gue juga cantik yekan, muka kita kan sama..." lalu mereka cekikian sendiri. Emang anak kembar somplak. "Al, lo jangan ngelamun gitu, gue bawaannya jadi pengen nampol jidat lo..."
Alen yang sedari tadi menatap kosong buku di pegangannya langsung mengerjapkan matanya sedikit terkejut. Refleks karena melakukan hal yang semestinya tidak ia lakukan. Alen pun menggeleng kecil dan melanjutkan membaca dan berusaha fokus, walaupun itu gagal.
"Al, kamu kesambet? Mikirin apa hayoo..." Anala menggoyangkan bahu cewek itu.
"Gak." Alen langsung membuang wajahnya.
"Cerita please..." Alen hanya mendesah, kalau sudah begini ceritanya, dia tidak bisa berkutik lagi. Terlebih yang bertanya adalah Anala yang memang tipikal orang yang pekaan.
"Entah kenapa, ketika gue liat Aliska, gue yakin kalo Aliska nantinya bakalan ada keterkaitannya dengan kehidupan gue. Gue kayak seakaan punya firasat aja gitu." Alen jawab. Raut wajahnya sudah menggambarkan semuanya. Gelisah, ragu, dan takut. "Dan gue seakan ngerasa, untuk kedepannya gak bakal bagus," hening tercipta diantara mereka. "Gue takut kalo itu bakalan jadi nyata..."
"Udah..." Anara memegang bahu Alen menguatkan. "Tuhan mencintai hamba-hambanya yang santuy..." Anara memegang dadanya, lalu menepuknya dengan menggebu-gebu, mendramatisir, berusaha menciptakan suasana agar kembali cair. "Didalam raga yang bar-bar, terdapat jiwa yang—"
"Ambyar..." dan ucapan Anala yang memotong ucapannya berhasil menohok hati kembarannya yang potek karena cintanya ditolak oleh Nanta-cowok XII IPS B yang selalu ia kejar-kejar.
"Ternyata jujur itu pahit banget ya...kembaran laknat!"
❤💛💙💚💜
Tangan itu tidak henti-hentinya untuk bergerak. Anara dan Anala sudah pulang. Dikelas itu hanya tersisa Alen, Erga, Rann, dan Amara yang memang mendapatkan jadwal piket hari ini.
Cowok yang sudah membersihkan papan tulis itu pun menaruh kembali penghapusnya ke tempatnya. Cowok itu, Erga mengambil tasnya yang masih bertengger di bangkunya.
"Al, lo pulang sama Dirga kan?" tanya Erga singkat, Alen yang tengah menyapu menengok ke arah cowok itu dan menepuk jidatnya pelan, refleks karena ia lupa. "Oiya, gue pulang bareng dia." Alen terdiam sejenak. "Berarti gue gak bisa nebeng lo lagi yah karena ada Aliska."
"Kalo bukan karena bunda, gue juga gak mau Aliska nebeng gue. Lagi pun, kalo emang gak bisa pulang bareng gue kan lo pastinya ada Dirga." Erga lalu memakai tasnya dan berjalan ke arah pintu hendak keluar kelas. "Gue pulang."
Dan cowok itu pun benar-benar keluar dari kelas dan meninggalkan ketiga orang itu.
"Al, awas aja loh, si doi di ambil sama anak baru..." Alen yang mendengar candaan Amara hanya menggeleng kecil. "Sahabat Ra, bukan doi. Gue cuma nganggap dia sahabat gue. Lagi pula, mana mungkin kan, Erga punya perasaan lebih ke gue..."
Rann yang diam-diam mendengar percakapan itu hanya tersenyum getir. "Perbucinan lo miris banget Er," gumamnya pelan, lalu melanjutkan kembali mengangkat bangku meja dikelasnya.
❤💛💙💚💜
Alen melangkah melewati koridor sekolahnya yang sudah sepi. Dirga pasti sudah menunggunya di parkiran. Segera ia mempercepat langkahnya dan sampailah menuju parkiran. Masih banyak kendaraan-kendaraan siswa yang masih menetap disitu karena masih mengikuti kegiatan ekskul. Ia mencari-cari sosok Dirga yang entah dimana. Tepat saat Alen mencoba mencari-cari Dirga kembali, ia melihat Erga yang masih berbicara dengan seseorang.
"Gimana hari pertama lo disini? Enak gak?" tanya Erga sambil membuka jok motornya, mengambil helm yang ia simpan.
"Seru banget, awal masuk kelas aja gue udah di kasih surat cinta loh sama cowok..." tawa renyah itu mengalun hangat ditelinga orang yang mendengarnya.
Aliska.
Itu suara Aliska.
"Widih si anjir, baru aja masuk kelas. Udah jadi kotak surat aja lo mah. Biasa, anak baru pasti masih jadi bahan gosip yang anget. "
"Sa ae lo bekicot sawah..." tawa mereka pecah, seiring pecahnya harapan seseorang yang melihatnya.
Alen mematung ditempat.
"Ayok dah buruan pake ni helm, mau pulang gak lo? Apa mau gue pakein?" goda Erga. Aliska hanya memasang raut menyebalkan yang malah terlihat imut dimata orang.
"Cepet dah pakein, kayak lo mau maunya aja masangin gue helm," dan jleb helm itu sudah Erga tempatkan di kepala Aliska dengan cepat.
"Udah buruan naik!" dan cewek itu naik dengan bibirnya yang sudah mengkerucut.
"Sumpah, rambut gue jadi acak-acakan karen—AAA ERGA KAMPRET!" dan Alen melihat Erga yang menancapkan gas motornya tanpa seizin Aliska hingga cewek itu pun refleks memeluk Erga.
Dari jarak yang sudah mulai jauh, Alen yakin, jika di sepanjang jalan setelah ini, mereka banyak tertawa dan membicarakan banyak hal asik yang tentunya tidak bisa Erga dapatkan darinya.
Ya. Alen mematung melihat itu semua.
"Al!" suara cowok yang sudah ia tunggu-tunggu muncul dibelakangnya dengan cengiran yang terlihat jelas dimatanya. Sangat manis.
"Ayo pulang, mau mampir ke cafe Al?"
Dirga datang, mengharuskan Alen memasang topengnya kembali. Alen menyembunyikan tentang banyak hal. Banyak sekali, terlebih mengenai perasaannya.
Perasaannya kepada seorang cowok. Bukan kepada Dirga tapi, ini perasaannya mengenai Erga.
❤💛💙💚💜
Tsafita Zulfa
11 Oktober 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
ERGALEN [END✔]
Novela JuvenilIni hanyalah kisah klise, tentang persahabatan cewek dan cowok yang mengundang segala warna di antara keduanya. Kisah dua orang sahabat yang memendam rasa, tetapi tidak berani mengambil kesempatan. Ini tentang Erga dan Alen, hingga semuanya terasa b...