37 | ErgaAlen✨ : Bohong

178 31 0
                                    

•Erga dan Alen•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Erga dan Alen•

❤💙💚💛💜

"Eh ini gue tinggal dulu ya bentar, mau cari makan nih."

Perkataan tersebut membuat Erga dan Alen mengangguk semangat kepada Arka. "Bang jangan lupa beliin kita juga, laper nih." Alen berseru, namun segera di balas seruan itu dengan teriakan, "ogah," oleh si Arka.

Alya yang melihat itu hanya tersenyum kecil. "Mau mama bikinin makanan? Gak kalah enak kok sama makanan siap saji " mendengar hal itu, mata Alen berbinar dan mengacungkan jempol tangan kanannya kepada sang mama. Alya mengelus rambut itu sayang dan berpamitan menuju dapur.

Di kediaman Yunda yang lama mereka sekarang. Karena agendanya Haris malam ini keluar kota, Alya memutuskan untuk menginap semalam dirumah mereka yang lama, selain untuk meramaikan rumah ini lagi sebelumnya pemilik rumah pindah permanen, namun juga bernostalgia mengenai kejadian yang lalu-lalu. Dirga juga ikut tinggal di rumah lamanya, dan cowok itu malam ini katanya sedang main ke rumah sahabat SMA-nya dulu.

Disinilah kedua orang itu berada, di pelataran taman belakang kediaman Yunda yang menjadi tempat khas kedua orang itu. Entah mau bersenda gurau, belajar, hingga hanya untuk sekedar duduk-duduk.

"Jadi gimana? Lo udah bisa gunain cara ini?" tanya Alen sambil menujuk salah satu rumus di buku tulisnya. Erga yang tengah memperhatian arah gerak jari Alen pun mengangguk. "Iya gue tau kok, lo kan kemaren udah ajarin gue ini."

"Coba lo kerjakan soal ini, nanti gue koreksi," dengan sigap Erga menarik buku coretannya dan mulai mengerjakan soal yang berada di buku paket Fisika itu.

Keinginan besar cowok itu untuk bisa lebih unggul dari pada dirinya tersirat jelas disana, membuat Alen diam-diam begitu bangga atas keinginan cowok dihadapannya itu.

Tiba-tiba terpikir kedepannya mengenai suatu hal yang belum ia beri tahu kepada Erga. Sesuatu yang sangat begitu penting. Sesuatu yang baru terlintas dipikirannya.

"Er..." panggil Alen singkat. Cowok itu pun hanya membalas dengan dehaman.

"Lo udah tau rencana nanti habis lulus?" basa-basi Alen untuk membuka percakapan. Erga menghentikan mengerjakan soal dan menatap ke arah langit malam itu, nampak berfikir mengenai pertanyaan Alen, dan melupakan soal yang harusnya ia kerjakan.

"Rencana sih mau masuk polisi." Erga tertawa kecil. "Lo nanti gimana? Kuliah?" tanya Erga balik dengan semangat.

"Gue bakalan kuliah di Thailand." Alen tidak kalah bersemangat. Raut wajah Erga sedikit terkejut. "Dari jauh-jauh hari gue coba-coba untuk cari beasiswa di Thailand, lo tau kan gue pengen banget kuliah di sana." Alen tertawa kecil. Erga masih diam, setia mendengarkan ucapan selanjutnya dari cewek itu.

"Mae Fah Luang University, tempat itu yang nantinya bakalan gue jajaki." Alen tersenyum kembali. "Rencananya gue mau ambil jurusan hukum, pastinya bakalan seru." Alen kembali tertawa membayangkan kehidupannya disana.

Namun kali ini, Erga tidak tertawa, dia terdiam. Melihat hal itu, Alen menepuk bahu cowok itu pelan. "Ada apa? Ucapan gue ada yang salah ya?"

"Gak nyangka aja gitu Al, berasa kemaren aja gitu kita kenal, deket, ngambek, trus baikan lagi, eh tau-tau bentar lagi lo mau ninggalin gue buat cita-cita lo " ujar Erga. Air mata itu menggenang namun tidak jatuh. "Lo kok sebelumnya gak ngasih tau gue Al?" Alen terdiam. Apakah Erga marah karena ia tidak memberitahukannya mengenai hal ini? Sepertinya iya.

"Gue ... gue lupa," ucap cewek itu jujur. "Maka dari itu gue kasih tau lo sekarang."

"Setelah sekian lama? Kabar sepenting ini? Dan lo lupa? Gak mungkin hal itu terjadi," raut wajah itu kian mengeruh.

"Lo kok jadi gini Er? Maksud gue bukan begitu." Alen tidak tahu harus berbuat apa, ia bingung, sekaligus sedikit kesal karena Erga menuduhnya yang tidak-tidak.

"Lo udah bohong Al." Erga menatapnya tajam. "Hal biasa yang sering lo lakuin."

Alen melotot tidak terima. Ada apa dengan Erga? Kenapa ia sangat berbeda. Dan mengenai kebohongan, hey Alen tidak mengerti arah pembahasan cowok itu.

"Maksud lo apa kok ngata-ngatain gue sering ngelakuin kebohongan? Lo ngacok!" Alen bersungut kesal. "Gue gak bohong! Asli gue bener-bener lupa berkenaan dengan kabar ini Er."

"Udahlah Al..." Erga menaruh pensil itu dengan kasar. "Gue mau pulang."

"Terserah! Mau lo percaya atau enggak, gue gak peduli!" namun langkah demi langkah cowok itu tidak sama sekali berhenti untuk sekedar menoleh kebelakang.

Dalam hati Alen menyesal karena telah berkata kasar kepada Erga tadi.

"Mungkin lo benar Er, gue pembohong. Perlu lo tau, gue bohong, bohong kalo gue gak peduli sama lo.

Disisi lain, cowok itu mengelap air matanya kasar. Konyol! Pikirnya. Betapa kekanak-kanakannya dirinya. Namun entah kenapa rasa emosi tiba-tiba menyelimutinya tadi. Sedetik ia sadar, jika ia tidak rela jauh dari cewek itu. Tanpa Alen sadar, cewek itu menyakiti perasaannya lagi.

Erga menaiki motornya, namun sebelum ia menghidupkan kuda besi itu, ia terdiam beberapa saat.

Alen tidak mengejarnya sewaktu ia pergi.

❤💙💚💛💜

Tsafita Zulfa
25 Novemver 2019

ERGALEN [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang