Aku saksi pertemuan antara kamu dan dia.
Erga♪
❤💙💚💛💜
"Yuk nonton yuk." ajak Rann kepada Erga, Sean, dan Bara.
Siang itu, di Sabtu cerah seperti biasa, para Pradipa berkumpul di bascamp mereka, disebuah rumah yang sebenarnya adalah rumah kepemilikan keluarga Bagaskara. Namun karena tidak terpakai, maka Raga pun menjadikan rumah ini bascamp untuk sohib-sohibnya. Masih sama seperti biasa, tetap ada canda tawa yang menghiasi rumah itu.
"Oh iya gue kemarin download banyak loh, nih Rann," timpal Sean, lalu melemparkan flasdisk-nya kepada Sean yang sudah duduk anteng di depan laptopnya. "Semuanya ada di folder 'Astagfirullah'. Nah tuh-tuh buka!"
"Njir! Namanya gitu amat. Bener-bener menggambarkan isi foldernya, busettt!" seru Erga sambil tertawa.
"Ini-nih yang paling mantep!" Rann menunjuk salah satu vidio dilayar laptop itu dengan semangat.
"Ekhm..." Erga berdehem untuk menetralkan deguban jantungnya yang mulai tidak stabil. Vidio di laptop Sean sudah diputar. Erga menggaruk tengkuknya ketika melihat adegan yang sudah terpampang jelas di hadapannya. Dan Erga adalah cowok normal yang mudah tergoda untuk menonton vidio-vidio seperti itu.
Duduk tegang di pojokan dengan laptop di hadapan mereka. Pasti semua orang tau apa yang mereka lakukan itu. Suara-suara 'desahan' di vidio itu membuat Erga harus menelan salivanya berulang kali. Ini bukan pertama kali dirinya nonton 'vidio begituan'. Tapi Erga selalu ketakutan karena merasa berdosa melakukan hal ini ya walaupun jujur saja ia sangat menikmatinya. Padahal Sean, Rann, dan Bara sangat enjoy-enjoy saja.
Erga tidak pernah nonton vidio seperti ini di rumah, apalagi sendirian. Paling dia akan menonton jika sohib-sohibnya juga nonton. Contohnya saja seperti ini. Kecuali jika dia tidak sengaja mendapatkan adegan di film barat yang biasa dia tonton dikamarnya.
Anggap saja lah bonus.
BRAK...!!!
"Astagfirullah!" dengan spontan Rann langsung menutup laptop Sean dengan cepat dan tidak berperasaan saat pintu rumah itu terbuka secara mendadak.
"Laptop gue!" Sean memekik dan langsung memeriksa laptopnya.
"Hi guys!" sapa Raga dengan polosnya sambil membawa kantung kresek berisikan jajanan. Mereka sudah terbawa susana saat menonton. Hayalan-hayalan dan gairah mereka lenyap seketika karena-suara gebrakan pintu yang dibuka oleh Raga.
"RAGAAA!!!"
❤💙💚💛💜
Motor Ninja berwarna biru itu melaju dengan kecepatan sedang di jalanan kota Jakarta, membawa Erga dan Alen menuju suatu tempat. Sore ini setelah Erga pulang dari bascamp-nya, cowok itu langsung menjemput Alen untuk ke sebuah pentas musik di taman kota yang diadakan tiap tahun. Pentas ini bertujuan untuk hiburan semata.
Selain panggung utama, ada beberapa stan yang menjajakan berbagai macam makanan dan aksesoris imut. Disini sangat ramai dan meriah.
Sebelum Erga dan Alen menikmati pagelaran pentas musik, mereka berjalan-jalan terlebih dahulu. Erga tak sekalipun melepaskan genggaman tangannya dari Alen, sangat serasi. Banyak orang berpandangan bahwa mereka itu pacaran. Tidak jarang Alen di sindir para penggemar Erga yang merasa tersaingi. Untung saja Alen bisa mengatasi mereka. Dengan menatap mereka dengan tatapan tajam nan menusuk, membuat para penggemar Erga takut. Dan lama-kelamaan, mereka juga tau kalau mereka berdua memang real sahabatan, tidak ada apa-apa.
Erga membawa Alen ke sebuah stan makanan, tepatnya toko es krim. Toples-toples berisi topping coklat, permen, dan topping lainnya menghiasi stan itu. Dia memesan dua es krim dengan topping coklat dan wafer.
"Vanilla buat lo, dan Coklat buat gue!" ucap Erga setelah pedagang itu memberikan eskrim.
"Tau aja lo kalo gue suka rasa ini." Alen langsung saja menikmati es krimnya, sensasi dingin mengalir kerongkongannya.
Sambil menikmati es krim, mereka berdua berjalan menuju panggung utama untuk melihat band-band modern. Namun bahu Alen tiba-tiba tertabrak oleh bahu bidang cowok yang bisa dibilang seumurannya. Alen mengaduh, es krimnya jatuh, membuat cowok itu sontak menoleh ke arah Alen.
"Maaf gue gak se—"
Cowok itu tersentak melihat wajah Alen. Dia tidak mungkin salah. Sampai sekarang, cowok itu selalu mengingat wajah Alen.
Alen menaikan alisnya bingung. "Ada apa?"
Sontak cowok itu mengalihkan pandangannya, yang awalnya menatap kearah mata cewek itu, kini menatap sepatu ketsnya seraya berkata. "Eh gak papa, sekali lagi gue minta maaf," cowok itu tersenyum simpul dan pergi.
Erga, cowok itu hanya diam ketika mendengar percakapan singkat tadi. Dan menghela nafas berkali-kali. Erga tau, mata itu, mata cowok itu mengisyaratkan sesuatu kepada Alen. Entahlah tapi Erga merasa takut dan sedikit khawatir. Dia seakan memiliki firasat yang buruk setelah perjumpaan tadi.
Tidak seperti biasanya Erga diam. "Eh es krim gue jatuh, nanti beliin lagi ya." Erga tersenyum lebar, namun kaku, mengiyakan ucapan cewek itu. Ternyata usaha Alen untuk membangun obrolan sia-sia.
Malam menyongsong bintang. Angin dingin tertiup, menebar keheningan diantara mereka yang beradu pada pikiran masing-masing.
❤💙💚💛💜
Tsafita Zulfa
18 Desember 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
ERGALEN [END✔]
Teen FictionIni hanyalah kisah klise, tentang persahabatan cewek dan cowok yang mengundang segala warna di antara keduanya. Kisah dua orang sahabat yang memendam rasa, tetapi tidak berani mengambil kesempatan. Ini tentang Erga dan Alen, hingga semuanya terasa b...