15 | ErgaAlen✨ : Penjelasan

172 37 0
                                    

Kenapa kenyataan selalu dilingkupi kepahitan?

Alen♪

❤💜💛💚💙

"Alya, Levin, dan saya saling bersahabat semasa SMA. Dan saya dan Levin sama-sama mempunyai perasaan yang sama kepada Alya." Alen dan Arka hanya diam mendengarkan penjelasan Haris. Menyimak.

"Dan mama memiliki perasaan juga ke Haris, kami pun menjalin hubungan," kini Alya berbicara dan tersenyum kecil mengingat-ingat masa-masa mudanya dulu. "Namun persahabatan kita dengan Levin tidak pernah rusak dan pudar karena hal itu " sambungnya lagi. Arka dan Alen sedikit terkejut mendengar hal itu, namun mereka tetap diam.

Jadi memang Alya memiliki hubungan dengan Haris dulu.

"Setelah beberapa hari lulus dari SMA, ternyata saya dijodohkan oleh orang yang saya tidak kenal, dia bernama Gina," lanjut Haris raut wajah Alya dan Haris mulai berubah menjadi sendu. Sedangkan Arka dan Alen tetap setia mendengarkan cerita itu.

"Kami berdua pada saat itu hanya berpikir pendek, dan memikirkan cara agar saya bisa lepas dari perjodohan itu." Haris menarik nafasnya panjang. "Kami melakukan hal yang tidak sepantasnya kami lakukan. Kami kira dengan cara itu, saya bisa menikahi mama kalian dulu."

"Ternyata tidak. Dan Alya...terlanjur hamil," nafas Haris tercekat sesaat ketika melanjutkan ucapannya yang terjeda. Namun itu hanya sesaat dan dia pun melanjutkan ucapannya tadi. "Dan anak yang dikandungnya itu kamu Arka. Kamu anak saya..."

Deg!

Arka shock.

Seperti ada ribuan ton besi yang kini jatuh menimpa kepala cowok itu. Arka kini diam membeku, namun matanya terpejam kuat yang sudah cukup menggambarkan betapa pahitnya kenyataan yang dia alami sekarang. Dia anak hasil hubungan gelap? Arka sudah tertipu. Ia bukan anak Levin, melainkan anak Haris.

"Ma ini bohong kan," mendengar itu, Alya menggeleng lemah. "Kamu anak dari hubungan kita berdua Arka."

Hening. Semua orang berada pada peraduan pikiran masing-masing. Hingga perkataan Arka memecahkan keheningan.

"Lanjutkan ceritanya," ucap cowok itu sambil tersenyum kecut. Mau bagaimana pun, dia harus mengetahui kelanjutan cerita dari mama, dan Pak Haris–ralat, papa kandungnya.

Mendengar itu, Haris lalu kembali meneruskan ceritanya. "Dan akhirnya, Levin yang bertanggung jawab atas kehamilan Alya. Dia mengatakan kepada semua orang jika dirinya yang telah menghamili mama kalian. Dan saat itu, saya telah menikah dengan Gina. Dan disitu, dia membenci saya karena tidak bisa menjaga Alya dengan baik. Disitu, saya benar-benar merasa menjadi orang yang paling bodoh! Dia mengorbankan nama baiknya demi Alya."

"Levin yang bertanggung jawab atas segalanya, ya, semuanya, termasuk kamu Alenia, anak keduaku..."

Deg!

"A—Apa? Bukannya kedua orang tua Alen sudah meninggal?" kini bukan hanya Arka saja, melainkan Alen juga.

Ini tidak mungkin!

Mana mungkin. Dahulu dia dirawat oleh ibunya yang sudah tua rentan dan sakit-sakitan, Ibu Yana, sedangkan ayahnya sudah meninggal sebelum dirinya hadir kedunia.

Bagaimana mungkin jika seorang Haris Grama Dirgantara menjadi ayah kandungnya?

"Ma a—apa benar?" Alya hanya mengangguk kecil sebagai jawabannya. "Kamu anak kandung dari Haris dengan Gina, Alenia," tapi bagaimana mungkin? Alen benar-benar tidak bisa berpikir jernih sekarang.

"Setelah pernikahan kami, akhirnya Gina hamil karena tuntutan keluarga kami agar memiliki penerus untuk perusahaan mereka. Cucu yang di idam-idamkan lahir. Kedua gadis kecil kembar itu lahir..." Haris menatap Alen dengan senyuman yang lebar.

"Alenia dan Elania...kamu punya kembaran Alen, hanya saja, kalian dilahirkan dengan kondisi yang buruk," sedetik setelah tersenyum, Haris kembali tertunduk. Alya yang melihat itu hanya bisa mengelus bahu pria di sampingnya itu. Alya paham. Kejadian yang selama ini dia dan Haris alami benar-benar rumit.

"Elan memiliki masalah pada jantungnya, ia memiliki riwayat bocor jantung, dan beberapa hari setelah dilahirkan dan di rawat intensif, dia meninggal. Sedangkan dirimu, kamu sakit-sakitan, dan mudah terserang penyakit."

"Dan tiba-tiba, Gina mengatakan dirimu meninggal..." Alen termangu mendengar hal itu. Mama kandungnya tega mengatakan dirinya sudah tiada. Sebenci itukah wanita itu kepadanya? Darah dagingnya sendiri.

Haris meraup wajahnya kasar. "Dia memberikan jasad seorang bayi kecil perempuan kepada keluarga kami, dan keluarga kami percaya atas kematian dirimu saat itu, termasuk saya..."

"Dan setelah kelahiran kalian selang tiga tahun kemudian kami melakukan program kembali untuk memiliki anak, tapi Gina tidak bisa hamil lagi karena adanya kanker serviks yang ia miliki baru-baru saja saat itu."

"Dan suatu hari, ada seorang wanita tua yang menemui saya di kantor. Dia menjelaskan kepada saya, jika kamu masih hidup..." Haris tersenyum lebar seakan-akan menerawang kejadian ketika melihat anak perempuannya itu masih hidup. Dia sangat bahagia.

"Ketika di rumah sakit dulu, Bu Yana dibayar oleh Gina agar mau menukar bayinya dengan dirimu, yang kebetulan bayi Bu Yana pada saat itu meninggal. Bu Yana menerima dirimu karena dia sangat menginginkan seorang anak, dan Gina berhasil menipu keluarga kami semua dengan mengatakan jika dirimu meninggal. Ia tidak ingin memiliki anak dari saya. Selain itu, Gina juga pesimis akan kondisimu. Dia sudah menebak jika kamu akan bernasib sama dengan kembaranmu, namun nyatanya tidak."

"Kondisi Bu Yana yang saat itu sedang sakit-sakitan, tidak memungkinkannya untuk merawatmu lagi Alen, sedangkan Bu Yana sudah ditinggal mati oleh suaminya. Dia kesusahan merawatmu. Semakin besar dirimu, makin banyak kebutuhan yang perlu ia butuhkan, dan Bu Yana tidak mampu."

"Dia memberi tau, jika kamu saat ini sudah berada di panti asuhan Bagaskara. Saya senang, namun ketika saya mencarimu, kamu sudah diadopsi oleh keluarga Yunda, sangat kebetulan sekali."

"Dan disitu, saya kembali menemui Alya secara diam-diam, karena saya tau Levin akan semakin membenci saya jika tau saya menemui Alya. Saya hanya menceritakan kejadian yang menimpa dirimu, dan menitipkanmu pada Alya. Karena jika saya membawamu kembali kerumah saya, saya takut itu malah membuat keluarga saya nantinya akan memperalatmu untuk keperluan perusahaan mereka, saya tidak mau kamu bernasib sama dengan saya."

"Kenapa baru sekarang menemui kami? Kenapa tidak dari dulu?"

Haris menghela nafasnya sebelum berbicara. "Saya ketahuan oleh keluarga saya ketika menemui Alya pada saat berbincang mengenai dirimu, dan akhirnya kami sekeluarga pindah ke Samarinda saat itu, tidak lupa dengan Dirga yang saat itu telah diadopsi Gina. Saya dituduh saat itu, kira keluarga saya, saya berselingkuh dengan Alya. Dan akhirnya kami pindah ke Samarinda agar saya tidak menemui Alya, memberi jarak juga untuk tidak menemuimu."

"Saya dijaga ketat, banyak mata-mata yang mengawasi saya, dan juga ponsel saya juga sudah disadap." Haris tersenyum miris mendapati kenangan yang tidak mengenakaan itu. "Namun untungnya, mereka tidak mengetahui mengenai dirimu Alenia. Semuanya masih dalam rahasia kami berdua, rahasia saya dan Alya."

Dan setelah cerita itu berakhir, keaadaan menghening dan kembali canggung. Dan disatu sisi, Alen dan Arka harus menerima segalanya. Seorang Haris Grama Dirgantara adalah ayah mereka.

❤💙💚💛💜

23 Mei 2019
Tsafita Zulfa

ERGALEN [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang