40 | ErgaAlen✨ : Epilog

480 37 4
                                    

Aku ada di sini untuk setia.

Erga & Alen

❤💜💛💚💙

Lukisan-lukisan itu sudah Erga turunkan dari tempatnya. Ia sudah membaca semua tulisan Alen yang dituliskan di balik lukisannya itu.

Ada rasa penyesalan dan rasa bahagia di benaknya. Semua tercampur aduk. Penyesalan karena selama ini ia tidak peka dengan perasaan Alen, dan bahagia karena perempuan itu juga memiliki perasaan yang sama selama ini.

Tapi apakah semua ini belum terlambat? Apakah Alen disana sudah memiliki lembaran baru dengan orang lain? Entahlah, ia harus segera bertanya kepada Arka sekarang juga.

Namun ketika ia membuka pintu, bukan sosok Arka yang ada disitu, namun sebuah lukisan sebuah rumah eropa klasik yang di penuhi oleh taman bunga menyambutnya. Rasanya lukisan itu tidak ada ketika ia perhatikan tadi, tepatnya sebelum memasuki ruangan lukis milik Alen. Dengan cepat Erga membalik lukisan itu untuk mengetahui tulisan di belakangnya, namun nihil, tidak ada tulisan apa-pun disana.

Erga kembali menaruh lukisan itu karena memang menurutnya tidak ada jawaban lagi disana. Erga lalu turun kelantai bawah, mencari-cari keberadaan Arka namun tidak kunjung ketemu. Sepertinya Arka meninggalkannya. Motornya pun di pelataran depan rumah itu sudah tidak ada.

Erga menghembuskan nafasnya kasar. Sekarang dia harus bagaimana, ponsel tidak bawa, Arka pergi, mencari pria itu? No, no, no, yang ada itu akan membuang-buang waktu, tenaga, dan bensin saja.

Lalu Erga kembali ke lantai atas, kembali ke ruangan tadi. Sepertinya ada jawaban yang ia lewatkan. Ketika tangan itu ingin membuka pintu, entah fokusnya malah mengarah ke lukisan yang berada di luar ruangan itu.

Lukisan yang menggambarkan rumah eropa tua yang di penuhi taman bunga. Apakah lukisan ini jawabannya? Sepertinya iya.

Erga kembali meneliti lukisan itu. Di balik jendela rumah itu ada seorang wanita cantik yang sepertinya Erga pernah liat, namun siapa? Erga benar-benar lupa.

Hingga ingatannya pun seperti kaset rusak kembali. Erga ingat, ya sangat ingat. Rumah itu adalah rumah eropa tua klasik milik keluarganya, sedangkan wanita cantik yang berada di balik jendela itu adalah perumpamaan bingkai foto besar Mama Amara yang biasanya tergantung manis disana. Ia pernah kesana sebelumnya bersama Alen.

Itulah jawabannya.

Dengan bergegas cepat Erga turun ke lantai bawah dan meninggalkan rumah itu, menancapkan gasnya menuju rumah eropa klasik. Dalam hati ia sangat berterima kasih kepada Arka, karena dengan pria itu, Erga bisa sebahagia ini.

❤💙💚💛💜

Voli sudah melekat dengan dirinya, tidak bisa di pungkiri itu, dia sangat suka bermain voli sejak bangku SMP. Awal ia bisa dekat dengan Alen itu terjadi ketika bola yang Erga lempar lalu keluar arena dan mengenai kepala seorang cewek sekelasnya yang kebetulan lewat, cewek yang tidak pernah berinteraksi dengannya. Kata maaf yang terlontar hanya di balas lirikan sinis dari cewek itu.

Dan pada akhirnya, Erga harus mengemis maaf dari cewek itu. Mungkin yang Erga lakukan sangat konyol, tetapi itulah yang ia lakukan. Ia tidak ingin memiliki masalah kepada siapa pun, dan ia tidak ingin di benci karena masalah-masalah kecil seperti tadi.

Hingga kata maaf yang terucap berubah menjadi bentuk perhatian kecil, segala perlakuan baik yang di terima Alen dari Erga membuat cewek itu nyaman, begitu pula dengan Erga. Dan akhirnya persahabatan mereka di mulai dari situ.

ERGALEN [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang