Kemana angin menyeret senyummu? Kemana angin menyeret sifatmu? Kamu sudah berubah.
Alen♪
❤💜💛💚💙
"Lo cari tempat gih," suruh Erga pada Alen. "Biar nanti gue yang angkat pesenan kita," sambung cowok itu. Alen mengangguk saja dan berlenggang menuju tempat favorit mereka. Meja untuk dua orang di dekat jendela yang menghadap jalan raya, yang sepertinya baru saja ditinggalkan oleh pengunjung. Terlihat dari seseorang pelayan tampak sedang mengangkat piring-piring kotor dan sampah makanan. Melihat itu, Alen tersenyum girang.
Tak berapa lama, cowok jangkung itu dengan santainya menghampiri Alen yang tengah duduk dengan nampan di atasnya berupa satu burger, segelas Pepsi ukuran kecil, dan juga chicken fillet sandwich sebagai makan malam mereka.
"Jadi, ini sogokan buat gue supaya lo bisa dapetin jawaban gue pas ulangan harian Fisika?"
Erga menyengir. "Tenang, ini baru bayar di muka," ucapnya singkat. "Lo kan pinter banget tuh Al..."
"BIG NO! Gak sudi ya gue di jadiin kalkulator berjalan lo." Erga yang mendengar hal itu mengerang. Alen mendecak sebal sambil pura-pura melotot marah. "Mau jadi apa lo entar, dikit-dikit nyontek," setelah itu Erga menggigit besar chicken fillet sandwich dengan kesal.
Makanan yang harusnya Alen makan malah diembat Erga. Alen yang melihat itu hanya tersenyum kecil karena tingkah Erga yang konyol ketika kesal, sampai-sampai makanan yang Erga belikan untuk Alen malah ia makan sendiri.
"Lo gak kasian gue?" Erga memberikan tampang melasnya, mungkin dengan ini bisa membuat Alen berubah pikiran. Namun bukannya iba, Alen malah mencubit hidung Erga keras. "Gak bakal!" dan melepas cubitan itu hingga hidung cowok itu merah.
"Sakit hih!" kesal Erga dan menggosok-gosok bekas kejahatan Alen.
"Tidak menerima jasa bagi-bagi jawaban!" tegas Alen lagi.
"Yaudah, gue belajar bareng di rumah lo aja dah," pasrah Erga. "Boleh kan? Jangan bilang kalo lo ga nerima jasa ngajarin orang bego." Erga cemberut. Raut wajahnya benar-benar masam. Raut wajah Erga seperti anak laki-laki yang kesal karena tidak di belikan mainan oleh ibunya. Alen tertawa tanpa suara.
"Iya-iyaaa gue ajarin," ucap Alen setelah meneguk Pepsinya. "Tapi ada syaratnya." Alen menyeringai.
"Apa coba?" tanya Erga tanpa mengalihkan pandangannya dari chicken fillet sandwich yang tinggal dua gigitan lagi akan habis ia telan.
"Beliin buku novel karya pe—"
Drrtt...
Getaran ponsel milik Erga mengalihkan pembicaraan mereka. Erga menunduk memandangi layar lebar smartphone di tangan kirinya. Nama seseorang terpampang jelas disana. Senyuman itu terbit dengan mata yang berbinar.
Erga menyapa untuk orang diseberang sana "Ada apa?" setelah ia menerima panggilan itu.
Dengan bahasa isyratnya Alen menanyakan kepada Erga, 'siapa yang menelfon?' namun Erga mangacuhkannya dan memberi aba-aba kepada Alen supaya tidak mengganggunya. Namun Alen tetap bersikukuh dan meraih tangan Erga yang bebas di meja dan menggoncang-goncangkannya. Erga yang mendapat perlakuan itu menepis tangan Alen kuat hingga Alen terkejut ditambah lagi dengan tatapan tajam yang Erga berikan kepada cewek itu.
Tidak lama, ia berdiri dari duduknya dan pergi menghindari keributan agar suara di seberang sana tidak terganggu akan bisingnya keramaian. Lalu meninggalkan Alen yang terdiam.
Mendadak merasa selera makanannya menguap tanpa sisa. Melihat sikap Erga kepadanya. Apa tadi itu Erga? Kejadian ini sungguh berada di luar dugaannya, bahwa Erga akan seacuh ini padanya. Alen termenung.
Ting!
Sebuah notifikasi masuk ke ponselnya, Alen yang lama termenung bergegas membuka kode ponselnya dan menggeser gambar pesan itu.
From : Erlangga
Udah selesai makan? Ayo pulang, gue udah di parkiran. Gue ada urusan mendadak.
Alen tersenyum kecut. Pikirannya mulai kalut. Kaki jenjang itu mulai menjauh dari meja mereka, tidak ingin membuat Erga menunggunya terlalu lama.
Aliska. Alen yakin orang itu yang membuat Erga nampak berubah.
"Gue tau, yang nelfon lo Aliska," guman Alen lesu. "Gue tau juga, Aliska kini butuh bantuan lo..."
Dan tebakan Alen memang benar.
"Lo berubah Er."
❤💙💚💛💜
Tsafita Zulfa
20 Oktober 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
ERGALEN [END✔]
Teen FictionIni hanyalah kisah klise, tentang persahabatan cewek dan cowok yang mengundang segala warna di antara keduanya. Kisah dua orang sahabat yang memendam rasa, tetapi tidak berani mengambil kesempatan. Ini tentang Erga dan Alen, hingga semuanya terasa b...