Definisi sederhana ketika ada, yang bertanya arti bahagia.
Erga♪
❤💜💛💚💙
"Wah..." Alen takjub. Alen benar-benar membulatkan matanya ketika sadar dirinya sudah berada di atas bangunan ini. Mata bulat itu berkeliling tanpa batas. Dia sekarang berada di rooftop rumah ini. Dari sini terlihat jelas jalanan kecil berliku yang ia lewati begitu lucu dari ketinggian.
Matahari cukup menyengat mengingat ini belum genap jam tiga sore. Angin menerpa, membuat Alen yang kini tengah menikmati pemandangan di rooftop memejamkan matanya, merasakan angin semilir yang sejuk.
"Er ini cantik banget," seru Alen. Ia masih senantiasa melihat pemandangan dari atas bangunan itu.
Suara Erga tidak kunjung terdengar.
"Erga!" Alen membalikan badannya. Tadi seingatnya, cowok itu ada di di belakangnya, kemana sekarang cowok titisan kera itu?
"Alen..." suara itu menghiasi pendengaran Alen samar. Alen kembali menengok ke belakang dan berusaha untuk mengecek keadaan tangga.
Suara itu milik Erga.
"Alenia!" terdengar lagi suara itu, dan kali ini agak terdengar jelas. Alen mencoba menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari Erga, mungkin di tangga pikir cewek itu kembali.
"Erga lo di mana?" Alen berteriak ke arah lorong tangga. Suaranya menggema bertabrakan dengan dinding-dinding tebal sempit yang gelap.
Dan tidak ada sautan.
Alen mulai takut, apa Erga meninggalkannya sendirian?
Akhirnya Alen mengitari dinding-dinding di rooftop yang menyerupai sebuah ruangan yang cukup luas, dan setelah berputar-putar, akhirnya dia menemukan sebuah celah di dinding layaknya pintu, Alen pun masuk dan mendapatkan sosok punggung Erga. Dengan cepat Alen menghampiri Erga.
"Erga!"
"Hah lo kok tau sih?" gumam cowok itu, namun Alen hanya menanggapinya dengan raut wajah yang keruh.
Bugh!
"Peak! Peak! Peak!" pukulan keras itu menghantam Erga dengan brutal. Erga yang menerima hadiah spesial itu hanya bisa mengaduh kesakitan.
"Sumpah gila! Pukulan lo kea emak-emak satu kampung anjay! Keras amat, lo gak kasian ama gue gitu?"
"Enggak!" ketus Alen, Erga memperhatikan cewek itu, nampak kesal dengan ulahnya.
"Ulu-uluuu jangan marah gitu, muke lo kea mak lampir beneran nanti."
Bugh!
"Tega kali lo bambang gebukin gue mulu!"
"Bodo!" serunya cepat, Erga yang mengusap sisa kejahatan Alen hanya tertawa geli. Lucu ketika menjahili Alen. Alen yang mendengar cekikian Erga lalu menatapnya tajam, berharap Erga takut kepadanya, namun tidak berhasil, wajah Erga malah semakin mengesalkan.
Dan seperti biasa, tanpa alasan yang jelas, Erga tersenyum kepadanya dengan tatapan yang menurut Alen berbeda.
"Ya udah ayo sini keluar," ajak cowok itu dan keluar dari bangunan itu, Alen mengekor di belakangnya, berjalan menuju pagar besi pembatas rooftop dan terdiam, meletakan tangan yang terlipat di atas besi tersebut.
"Er," panggil cewek itu singkat.
"Iya Al?" Erga pun bergeser mendekati Alen yang sedikit berjauhan, menempelkan sikunya dengan siku Alen.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERGALEN [END✔]
Teen FictionIni hanyalah kisah klise, tentang persahabatan cewek dan cowok yang mengundang segala warna di antara keduanya. Kisah dua orang sahabat yang memendam rasa, tetapi tidak berani mengambil kesempatan. Ini tentang Erga dan Alen, hingga semuanya terasa b...