Akhirnya kamu kembali.
Alen♪
❤💜💛💚💙
Pukul 06.20 WIB.
Dimana pukul sekian cewek itu sudah datang. Dan benar saja, cewek itu dengan menenteng tas-nya yang bertuliskan 'Im Queen' masuk ke kelas dengan santai.
Tanpa embel-embel "Morn Dirga", atau pun say "Hi", dia langsung duduk dibangkunya dan menyimpan tas-nya, lalu mengeluarkan buku catatan Kimia dan kini menoleh ke cowok disampingnya itu.
Deg...deg...deg
jantung cowok itu berdetak cepat."Lo kemaren ada nyatet tulisan Bu Ageng di papan tulis kemarin?"
"Hello?" Alen melambai-lambai ke wajah Dirga yang kini menatapnya dengan tatapan kosong, seperti melamun.
"Bisa liat catatan yang kemarin? Gue ketinggalan banyak pelajaran."
"Ah ya bentar..." Dirga hampir saja salah tingkah karena kepergok mengamati terus cewek disampingnya itu. Betapa malunya dirinya.
Ia lalu mulai menjelajahi isi tas-nya dan mencari buku catatan Kimianya itu. Setelah ketemu, langsung saja dia memberikannya kepada Alen.
"Thanks."
"Sama-sama. Btw, lo udah sembuh?"
❤💙💚💛💜
"Woy sini!" teriakan itu semakin meramaikan isi kantin yang sesak dan pengap.
Anala lalu berjalan cepat menghampiri kembarannya itu dengan nampan yang atasnya sudah terdapat tiga bakso yang siap disantap.
Sedangkan dibelakang Anala, hanya ada Alen dengan membawa tiga es teh manis. Jangan lupakan ekspresi Alen yang kini tengah jengah berada di dalam lingkup kantin yang sangat tidak ia sukai.
"Temennya baru sembuh malah di ajak desak-desakan di kantin," oceh Alen sebal kepada kedua temannya.
"Gini, sekali-sekali tuh makan di kantin ya, jangan cuma taunya di kelas mulu, dasar anak nolep." Anara tersenyum sinis ketika melihat ekspresi Alen yang kian menekuk, Alen tersindir. Ia lalu mengambil sambal dan menaruhnya di mangkok baksonya.
"Serah," balas Alen acuh. Dia sangat kesal. Jika bukan karena kedua sahabatnya yang merengek-rengek memintanya ke kantin, dia tidak akan pernah ke tempat luas nan pengap ini.
Anara lalu membuka percakapan, "eh, lo tau gak—"
"Gak."
Tuk!
"Belum juga cerita bego!"
"Ini kepala, jangan di getok sembarangan gitu!" sinis Anala mengelus dahinya sakit setelah di getok sendok oleh Anara.
"Oh maunya digetok pake mangkok bakso? Oh ya...ya... dengan senang hati."
"Makan, keburu dingin." Anara dan Anala yang dari tadi bertengkar pun kini menatap nanar bakso mereka. Mereka pun makan. Naas, sudah dingin, sedingin ucapan Alen tadi.
"Tadi kamu mau cerita apa?" tanya Anala setelah menelan pentol yang berada di mulutnya.
"Oh iya, kalian tau gak, kan bentar lagi ujian, nah sebelum kita ujian, kuy lah kita buat acara kecil-kecilan, refreshing gituuu," mata Anala berbinar ketika mendengar hal itu. Dia sangat antusias, sedangkan Alen, dia hanya...datar-datar saja.
"Pesta bantal? Kita lama loh engak buat acara itu. Kamu setuju Al?" Anala mengoyang-goyangkan lengan Alen.
"Hm."
"Kapan acaranya? Dimana? Jam berapa?"
"Minggu dirumah gue jam delapan malam sudah ngumpul dirumah gue, gimana?" Alen tersenyum tipis kepada kedua sahabatnya itu, membuat Anara dan Anala tersenyum juga.
"Yup, kita akhirnya bakalan nginep dirumah Alen!"
Drrrttt...
Ponsel dikantung rok Alen bergetar. Ada satu pesan WA masuk tandanya, segeralah dia mengecek ponselnya.
From : Arkano Elangsa
Gue pulang:)
Dan itu membuat Alen tersenyum lebar. "Akhirnya lo balik..."
❤💙💚💛💜
"Abang!" Alen langsung berhambur kepelukan kakak cowoknya itu–Arka. Huft, dia sangat merindukan Levin junior. Levin junior adalah sebutan Levin kepada putranya–Arka.
Terakhir kali dia melihat Arka, itu sekitar tujuh bulan yang lalu, dan kini fisik Arka banyak berubah, semakin kurus dan terdapat kantung mata yang samar. Mungkin ini efek dia makan telat dan kurang tidur. Skripsi dan tugas numpuk mungkin membuatnya seperti itu.
"Tambah cantik lo, idih peluk-peluk! Lepas Alll!" cewek itu pun melepaskan pelukannya.
"Senyum dong, muka tripleks gitu lo pertahanin, gimana lo bisa dapetin si—"
"Stop bang! Adeknya kangen malah dibuat bad mood."
Hal yang tidak akan Arka lewatkan. Jika pulang, selalu saja menggoda adiknya dengan membahas cowok yang dia suka, membuat Alen kadang ingin menyumpal mulut Arka yang ringan itu.
Arka mengacak rambut adiknya itu dengan gemas. Adiknya yang dikenal cuek ini selalu saja bermanja kepada dirinya.
"Ulu-uluu, jangan ngambek gitu, ya udah deh gimana kalo nanti kita belanja, mau?"
"Nah gitu, tau aja lo belalang sembah."
Cowok itu tertawa kecil dan mencubit pipi adiknya gemas, dan tanpa disuruh Alen pun membawakan koper sang kakak dan berjalan masuk mengekori Arka.
Dia melihat punggung cowok itu dan tersenyum manis. Dengan kehadiran Arka, setidaknya dia bisa mengobati kerinduannya kepada Ayahnya.
"Levin junior. Anak kesayangan papa."
❤💙💚💛💜
Tsafita Zulfa
14 Mei 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
ERGALEN [END✔]
Подростковая литератураIni hanyalah kisah klise, tentang persahabatan cewek dan cowok yang mengundang segala warna di antara keduanya. Kisah dua orang sahabat yang memendam rasa, tetapi tidak berani mengambil kesempatan. Ini tentang Erga dan Alen, hingga semuanya terasa b...