Dia sudah menusuk kepercayaanku.
Alen♪
❤💜💛💚💙
Sinar matahari mengintip dari balik gorden dan ventilasi kamar luas itu. Cahaya matahari menerpa wajah cantik yang kini terganggu karena silau. Dia bangun, satu hal yang menyambutnya, pusing yang menyerang hingga harus membuatnya memegang kepalanya.
Alen menyandarkan punggungnya di kepala ranjang, tak luput melirik jam yang sudah menunjukan pukul 09.00 WIB. Tidak ada yang membangunkannya untuk berangkat sekolah.
Astaga gue kenapa?
batin Alen kebingungan. Ia menurunkan kakinya dilantai dan memakai sendal rumahnya. Baru ia sadari ia masih memakai pakaian tadi malam. Ia semakin gugup dan kebingungan, ada apa semalam dengan dirinya?Pintu kamarnya yang tidak terkunci terbuka, membuat sang pemilik kamar menoleh ke sumber suara itu. Disana sudah ada Arka yang menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan lagi dengan membawa nampak berisikan bubur ayam serta susu.
"Makan," setelah kakaknya itu memberikan makanan kepada Alen, ia langsung pergi tanpa mengatakan apapun, menutup pintu kamar itu dengan sedikit kencang. Jantung Alen berpacu cepat.
Alen menutup mulutnya terkejut ketika ia menyadari satu hal. Kebohongan gue terungkap! Mati aja gue kalo bang Arka tau tadi malam gue ke club!
❤💙💚💛💜
Pukul 14.15 WIB, tercetak jelas di jam bekernya. Selepas makan dan mandi tadi pagi, ia memutuskan untuk tidak keluar kamar karena takut untuk menghadapi tatapan Arka yang berujung kepada rasa bersalahnya. Sang mama untungnya tidak seperti sikap kakaknya. Sesekali ia ke kamar Alen dan memberikan obat pusing dan memberikan wejangan-wejangan supaya menjaga kesehatan, lalu pergi mengurusi butik pribadi dan menyiapkan beberapa gaun dan aksesoris yang nantinya akan di gunakan dalam pernikahan yang tinggal tiga hari lagi.
Jika dilihat dari sikap Alya–mamanya, sepertinya wanita itu tidak mengetahui hal yang ia lakukan semalam. Alen mengambil kesimpulan jika Alya hanya mengetahui dirinya sedang tidak enak badan saja.
Ia tidak sadar apa yang ia lakukan tadi malam, yang jelas ia hanya datang ke ulang tahun Dirga, menjadi Queen di acara itu, dan setelah itu ia lupa apa yang ia lakukan setelah meminum soda yang Dirga berikan.
Beberapa teman sekelas menanyakan kabarnya melalui via-chat,menanyakan apakah kabarnya baik-baik saja. Orang-orang yang bertanya meliputi Erga, Anara, Anala, dan serta Bara dan Raga yang notabenenya tidak pernah dekat dengan Alen.
Apakah tadi malam ada sesuatu yang buruk menimpanya? Apa ada sesuatu yang ia lewatkan? Entahlah, tapi Alen yakin, jika malam tadi dirinya sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja.
Pintu kamarnya terketuk, celetukan seorang cewek terdengar. "Woy anying bukain nih pintu!" membuat lamunan Alen buyar, dan segera berlari menuju pintu. Suara itu membuatnya kembali sumringah. Pintu yang terkunci sudah terbuka, kepala Alen menyembul dari balik pintu itu, menampakan dua orang cewek yang sudah membawa sekresek besar jajanan yang mereka bawa.
"Boleh kita masuk?" kata Anala kalem. Pemilik kamar mempersilakan mereka, seketika saja kedua cewek itu memekik riang dan langsung selonjoran di karpet kamar Alen yang memang lembut bak bulu kucing anggora.
"Pasti tadi gue di alpa," ucap Alen terdengar sedih.
Anara menggeleng. "Tadi ada kakak lo yang ngirim surat ke sekolah," jelas Anara. "Di kelas lo diomongin, pas banget hari ini juga Dirga gak masuk sekolah. So sweet gitu loh pas-pasan banget bangu di depan kita kosong melompong."
![](https://img.wattpad.com/cover/169201032-288-k253325.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ERGALEN [END✔]
Dla nastolatkówIni hanyalah kisah klise, tentang persahabatan cewek dan cowok yang mengundang segala warna di antara keduanya. Kisah dua orang sahabat yang memendam rasa, tetapi tidak berani mengambil kesempatan. Ini tentang Erga dan Alen, hingga semuanya terasa b...