Jungkook menatap nanar anaknya yg terbaring di ranjang pesakitan dengan masker oksigen menghiasi wajah cantiknya. Pikirannya masih kacau. Tidak habis pikir jika ini akan terjadi pada anaknya.Anaknya kritis. Kata-kata Nayeon beberapa jam lalu masih terniang di telinganya. Nayeon bilang ada kemungkinan kepala anaknya terbentur cukup keras dan terjadi pendarahan hebat di kepalanya. Bahkan Mina sempat kehilangan banyak darah. Itu sukses membuat Jungkook melemas. Ditambah Nayeon bilang tadi jantung Mina sempat berhenti dan membutuhkan waktu agak lama untuk mengembalikan denyutnya. Tapi untung saja Tuhan masih berbaik hati padanya.
"Sayang. Cepat bangun. Jangan buat Ayah takut," kata Jungkook sambil membelai rambut anaknya.
"Tenanglah, Kook. Kondisinya akan segera membaik. Dia akan segera sadar," kata Nayeon yang sedari tadi disana melihat kesedihan ayah satu anak ini.
"Aku harap begitu Nay."
Tapi apa yang kita harapkan tidak selalu akan terjadi. Ada banyak kemungkinan di dunia ini. Karena itu, orang selalu bilang realita tidak selalu sama dengan ekspektasi.
Nyatanya. Sudah dua hari ini Mina belum mau membuka mata. Akan masuk tiga hari jika jarum jam menunjukan pukul sepuluh pagi.
Kondisi Mina masih dibilang sama. Jungkook juga. Dia tidak sering beranjak dari kursinya. Pekerjaannya hanya memandangi wajah anaknya yang nampak damai dalam mimpinya.
Bahkan dalam hampir tiga hari ini Jungkook hanya makan sekali. Itu pun Yoongi yang memaksanya. Dia mengancam akan membunuhnya kalau dia tidak makan. Setelah itu bujukan apapun tidak mempan untuk bisa membuatnya makan. Bahkan Nayeon pun juga tidak.
"Kook"
Jungkook tak menjawab.
"Mina akan baik-baik saja. Tenanglah," kata Nayeon
"Apa kamu Tuhan? Bagaimana kamu bisa bilang anakku akan baik-baik saja sementar dia belum juga membuka mata?"
Nayeon mencoba menenangkan Jungkook lagi. Benar-benar hatinya terasa sakit saat melihat Jungkook yang seperti ini. Ya, Cinta itu masih ada. Dimana ada cinta, ketika kita melihat orang yg kita cinta bahagia, kita akan ikut merasakannya walaupun kebahagiaan itu bukan dari kita. Begitu juga sebaliknya.
"Kamu selalu mengatakan dia akan baik-baik saja. Tapi apa? Dia tidak sadar juga. Hiks... aku merindukannya. Sangat merindukannya."
Akhirnya air mata Jungkook keluar juga. Sepertinya dia sudah tidak bisa berpura-pura tegar lagi sekarang. Dia lemah. Sudah dikatakan dia lemah di hadapan cinta.
"Mina sayang. Kamu mimpi apa? Kamu mimpi indah, ya? Sampai tidak mau bangun. Ayo bangun sayang. Katakan pada ayah mimpi indahnya seperti apa? Ayah berjanji akan berusaha mewujudkannya," bisik Jungkook di telinga anaknya yg masih bisa di dengar oleh Nayeon.
"Ayah merindukanmu. Apa kamu tidak merindukan Ayah hum?"
Mina sudah memutuskan tidak akan merindukan ayah. Tapi ayah yg akan merindukan Mina. Lihat saja. Selama 3 hari, ayah akan kesepian dan merindukan peri yg cantik ini
"Kamu benar sayang. Ayah yang jadi merindukanmu. Jadi bangun ya. Ayah mohon..."
Melihat ini. Nayeon jadi ikut menangis juga. Begitu sayangnya Jungkook pada Mina.
"Nay. Kamu selalu bilang dia akan baik-baik saja. Tapi kenapa dia tidak bangun, Nay? Aku merindukannya"
"Kamu lihat wajah ini nay. Dia sangat cantik. Hiks... kamu tau? Dulu dia masih sangat kecil. Bahkan aku masih sangat takut untuk menggendongnya. Aku takut akan menyakitinya. Tapi sekarang lihatlah. Dia bertambah besar dan tumbuh menjadi gadis yang menggemaskan"

KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Sesuatu Di Hatiku [END]
Fanfiction[17+] Jungkook-Nayeon-Taehyung Ini adalah perang antara cinta dan logika. Antara Jungkook Sang Masa Lalu, dan Taehyung Sang Massa Kini. Lantas, siapakah Sang Masa Depan? Dua bukit itu dipisahkan oleh sebuah jurang dalam bernama masa lalu dan trauma...