Pt. 28

955 141 216
                                    

Jungkook mencium kening anaknya yg sudah tertidur. Setelah menangis tadi, Mina langsung tertidur. Dan Jungkook hanya bisa berfikir apa yg harus dilakukannya. Jungkook kembali ke ruang kerjanya. Mengambil foto yg tergeletak di atas meja. Jungkook tersenyum miris melihatnya.

"Hah.. maafkan anakku Nay..." katanya pada foto itu.

Jungkook teringat kata-kata anaknya. Dia bilang dia mau membuangnya?

Oh hello! Ini adalah satu-satunya yang dia miliki dan anaknya dengan seenaknya meminta Jungkook membuangnya?

Tidak. Jungkook tidak akan melakukannya. Gila saja!

"Bagaimana Nay? Dia bilang akan membenciku kalau aku menikahimu. Jadi aku harus bagaiamana?"

"Tak apa kalau aku tidak menikahimu, aku masih bisa melihatmu, kan? Yang aku tidak bisa adalah kalau anakku membenciku nay. Jadi aku harus bagaimana? Aku ingin memberikan kebahagiaan padamu. Aku ingin mengganti air matamu dengan senyum, Nay."

"Haruskah aku menyerah untuk membahagiakanmu dan anakku? Aku hanya ingin kalian bahagia. Jadi bagaimana, Nay? Bisa bantu aku?"

Jungkook menghela nafas. Percumah saja dia bucara pada foto. Toh dia juga tidak akan bisa menjawab.

Jungkook mencium foto itu. Kemudian Jungkook kembali memasukan foto itu ke tempat asalnya. Di balik foto pernikahannya degan Jisoo tentunya.

Jungkook mengambil ponselnya. Ternyata ada sepuluh panggilan tak terjawab dari Jimin. Akhirnya. Jungkook memutuskan untuk menelfon balik temannya sekaligus sekretarisnya itu.

"Halo Jim"

"Hey Tuan Jeon! Kamana saja kamu ha? Dari tadi aku telfon tidak diangkat"

"Maaf Jim. Ada sedikit masalah tadi. Mina menangis"

"Ya ya ya... aku tau anakmu prioritasmu. Tapi dengarkan aku. Kali ini saja. Ini adalah waktu yg tepat untuk melaksanakan rencana Namjoon. Kamu akan pergi ke Eropa"

"APA? KENAPA?"

"Ck, kamu ini! Perusahaanmu sedang berkembang, Bung! Para kolega ingin bertemu denganmu secara langsung."

"Kalau bukan aku memangnya tidak bisa?"

"Tidak bisa. Minggu depan kamu harus mengabil keputusan"

"Tapi bagaimana anakku? Dia tidak akan mau jauh-jauh dariku. Tidak mungkin aku mengajaknya bekerja. Aku pasti sibuk, Jim."

"Ayolah, Kook. Apa kamu lupa rencana kita? Ini kesempatan yang tepat"

Jungkook menghela nafas. Dia memejamkan matanya. Mencoba menenangkan pikirannya. Memantapkan pilihannya.

"Jim. Aku sepertinya berubah pikiran"

"Maksudmu?"

"Aku menyerah"

«◎♡◎»

Ponsel Nayeon berdering untuk yg kesekian kalinya dan untuk kesekian kalinya dia mengabaikannya.

"Angkatlah Nay! Astaga! Telingaku mau pecah rasanya"

"Kak Yoona. Aku juga lelah"

"Mangkanya angkat telfon pacarmu itu"

"Dua jam tadi aku sudah bicara padanya kak"

Yoona berdecak. Kekasih sepupunya ini sudah pergi melakukan perjalanan bisnisnya selama lima hari dan sepertinya kegiatannya hanya menelfon sepupunya satu jam sekali.

Ada Sesuatu Di Hatiku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang